Dosa Biasa Namun Serius
[AkhirZaman.org] Membebani perut adalah satu dosa biasa. Apabila terlalu banyak makanan dimasukkan ke dalam, maka seluruh alat pencernaan itu dibebani. Hidup dan vitalitas berkurang gairahnya, bukannya bertambah. Inilah yang direncanakan oleh setan. Manusia menghabiskan tenaga vital oleh pekerjaan yang tidak penting dengan melebihkan porsi makanan. Dengan memakan makanan terlalu banyak, kita bukan hanya dengan gegabah membuang berkat-berkat Allah yang disediakan untuk kebutuhan alam, tetapi kita juga sangat merusak seluruh tubuh. Kita mencemari kaabah Allah; tubuh itu dilemahkan dan dilumpuhkan, alam tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik dan seksama, sebagaimana telah Allah sediakan yang terbaik. Oleh karena pemanjaan selera ini, manusia telah menekan kuasa alam dengan memaksanya supaya melakukan pekerjaan yang tidak harus dilakukan.
Sekiranya manusia mengenal dengan mesin tubuh mereka maka mereka tidak akan melakukan kesalahan, kecuali mereka gandrung akan pemanjaan diri begitu rupa sehingga mereka terus menerus bunuh diri, lalu mengalami kematian dini atau hidup bertahun-tahun sebagai beban kepada diri sendiri dan kepada sahabat-sahabatnya.
Merusak Mesin Tubuh
Bisa saja kita memakan makanan yang menyehatkan dengan cara yang tidak sederhana. Bukan berarti kalau seorang sudah membuang bahan makanan yang merusak dia dapat memakan sebanyak yang dia suka. Kebiasaan makan terlalu banyak akan merusak mesin tubuh dan menghalangi pekerjaannya, walaupun makanan itu berkualitas tinggi.
Ketidakbertarakan dalam hal makan walaupun makanan yang menyehatkan akan membawa akibat buruk ke seluruh tubuh dan akan menumpulkan mental dan kuasa moral.
Hampir seluruh anggota keluarga umat manusia memakan makanan melebihi takaran. Kelebihan makanan ini membusuk dan menjadi gumpalan yang bau busuk…. Jikalau makanan yang kualitas, sederhanapun dimasukkan ke dalam perut melebihi takaran yang dibutuhkan mesin tubuh, kelebihan ini menjadi beban. Alat pencernaan berusaha keras membusukkannya sehingga kerja lembur ini menimbulkan rasa capek dan lelah. Sebagian orang yang makan terus menerus menyebutkan ini pemuasan rasa lapar. Tetapi ini disebabkan oleh kerja lembur alat pencernaan.
Untuk menyediakan cukup ragam makanan di atas meja, nyonya rumah kerja keras. Karena banyak ragam makanan yang disediakan, anggota keluarga pun makan banyak. Penyakit dan penderitaan hasil kerja keras di satu pihak dan akibat makan terlalu banyak di lain pihak, keduanya menanggung akibatnya. Pesta yang mewah ini adalah satu beban dan malapetaka.
Pesta yang mengundang kerakusan dan makanan yang dimasukkan ke dalam perut di luar jam makan, keduanya meninggalkan pengaruh terhadap setiap jaringan alat pencernaan. Pikiran juga dipengaruhi oleh apa yang kita makan dan minum.
Kerja terlalu keras adalah berbahaya kepada remaja yang sedang bertumbuh; tetapi, ratusan orang telah ambruk karena melanggar peraturan kerja keras itu sendiri, tidak bergerak, makan terlalu banyak dan berfoya-foya, semuanya menanam bibit penyakit di dalam tubuh ribuan orang yang segera menuju pembusukan yang pasti.
Kegelojohan Satu Perlawanan yang Utama
Sebagian orang tidak berlatih untuk mengendalikan seleranya, tetapi memanjakan selera itu dengan mengorbankan kesehatan. Sebagai akibatnya, pikiran berkabut dan malas sehingga gagal untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan jika mereka menyangkal diri dan hidup sederhana. Hal ini berarti merampas Allah, yaitu tenaga fisik dan mental yang seharusnya dibaktikan untuk pekerjaan-Nya jika pertarakan dalam segala hal sudah dilakukan.
Paulus adalah seorang reformator kesehatan. Katanya: “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” 1 Korintus 9:27. Dia merasa bahwa tanggungjawab diletakkan padanya untuk memelihara semua kuasa tubuhnya untuk tetap awet, agar ia dapat menggunakannya untuk kemuliaan Allah. Jikalau Paulus sendiri merasakan ketidakbertarakan itu berbahaya, maka kita sedang berada dalam bahaya yang lebih besar, karena kita tidak merasa dan mengakui seperti dia tentang pentingnya memuliakan Allah di dalam tubuh dan roh kita, yang adalah milik-Nya. Makan terlalu banyak adalah dosa zaman ini.
Firman Allah menempatkan dosa kegelojohan dan kemabukan dalam daftar yang sama. Begitu hebatnya dosa ini di pemandangan Allah, sehingga diberikan-Nya petunjuk kepada Musa bahwa seorang bocah yang tidak dibatasi seleranya tetapi menjejali dirinya dengan apa saja yang dirindukan seleranya, anak itu harus dibawa oleh orang tuanya ke hadapan tua-tua Israel, supaya dilempari dengan batu sampai mati. Keadaan kegelojohan dianggap tidak berpengharapan. Dia tidak berguna bagi orang lain dan kutuk bagi dirinya sendiri. Dia tak dapat dipercaya dalam hal apapun. Pengaruhnya senantiasa mencemari orang lain. Dunia ini akan lebih baik tanpa tabiat seperti itu, karena pengaruhnya yang mengerikan itu akan berkepanjangan. Tidak ada di antara orang yang merasa bertanggungjawab kepada Allah akan membiarkan sifat hewani menguasai pertimbangan sehat. Mereka yang melakukannya bukanlah orang Kristen, apapun dia, betapa tinggipun jabatannya., Kristus menekankan: “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Matius 5:48. Di sini Dia menunjukkan kepada kita bahwa kita dapat menjadi sempurna dalam lingkungan kita sebagaimana Allah sempurna dalam lingkungan-Nya.
Yang Membangkitkan Kegelojohan
Banyak orang yang telah meninggalkan makanan daging dan sejumlah bahan makanan yang membahayakan, berpikir bahwa makanan mereka itu sederhana dan menyehatkan sehingga mereka bebas memanjakan selera tanpa batas, mereka makan sebanyak-banyaknya, kadang-kadang sampai gelojoh. Ini adalah satu kesalahan. Alat pencernaan seharusnya tidak dibebani dengan kuantitas atau kualitas makanan yang akan membebani alat pencernaan.
Adat kebiasaan telah menentukan bahwa makanan yang ditempatkan di atas meja haruslah bervariasi. Karena tidak mengetahui jenis makanan apa yang akan disajikan berikutnya, maka seorang memakan makanan yang banyak walaupun itu bukan makanan yang cocok baginya. Bilamana jenis makanan terakhir dihidangkan, maka dia sering mencoba melampaui batas lalu memakan makanan cuci mulut yang menggiurkan itu, yang kelihatannya cocok baginya. Sekiranya semua jenis makanan disajikan sekaligus pada awal, maka seorang mempunyai kesempatan untuk memilih yang terbaik baginya.
Kadang-kadang seorang langsung merasakan akibat dari memakan makanan yang terlalu banyak. Mungkin tidak ada rasa sakit; tetapi alat pencernaan kehilangan tenaga vitalnya, lalu landasan kekuatan tubuh itupun digerogoti.
Kelebihan makanan membebani alat pencernaan sehingga timbullah demam dan keadaan tidak sehat. Sejumlah darah diperlukan di dalam organ perut sehingga kaki dan tangan merasa dingin dengan segera. Satu beban berat menimpa alat pencernaan, dan setelah alat ini melakukan tugasnya, maka tubuh terasa letih dan lelah. Banyak orang yang terus-menerus makan terlalu banyak lalu menyebut ini sebagai pemuas rasa lapar. Tetapi itu disebabkan oleh kerja lembur alat pencernaan. Kadang-kadang otak terasa lumpuh dengan melemahnya mental dan fisik.
Gejala yang tidak menyenangkan ini dapat dirasakan karena alam telah melaksanakan. tugasnya dengan membuang tenaga vital sehingga orangnya sama sekali kehabisan tenaga. Perut berteriak: “Berikan aku cukup waktu istirahat!” Tetapi bagi beberapa orang, rasa letih itu dianggap satu tuntutan untuk memakan lebih banyak lagi. Jadi, gantinya memberi perut waktu untuk istirahat, beban baru ditempatkan di atasnya. Sebagai akibatnya, alat pencernaan kehabisan tenaga yang seharusnya dia sanggup melakukan pekerjaan yang baik.