Mengajarkan Prinsip-prinsip Kesehatan
[AkhirZaman.org] Pekerja injil juga harus sanggup memberi petunjuk tentang prinsip hidup sehat. Di mana-mana ada penyakit, dan kebanyakan penyakit itu dapat dicegah dengan memperhatikan hukum-hukum kesehatan. Masyarakat perlu menyadari hubungan prinsip-prinsip kesehatan itu dengan kesejahteraan mereka, baik untuk kehidupan sekarang ini maupun yang akan datang. Mereka perlu disadarkan akan tanggungjawab terhadap lingkungan hidup manusia yang disiapkan oleh Khalik mereka sebagai tempat tinggal-Nya, terhadap mana Ia menghendaki agar mereka menjadi penatalayan-penatalayan-Nya yang setia. Mereka perlu diyakinkan dengan kebenaran yang disampaikan dalam perkataan Kitab Suci: “Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” 2 Korintus 6:16.
Ribuan orang memerlukan dan dengan senang hati akan menerima petunjuk tentang cara-cara sederhana merawat orang sakit — metode-metode yang akan menggantikan penggunaan obat-obat yang beracun. Ada kebutuhan yang besar akan petunjuk tentang reformasi menu makanan. Kebiasaan makan yang salah dan penggunaan makanan yang tidak menyehatkan tidaklah kecil tanggungjawabnya terhadap ketidakbertarakan, kejahatan dan kesengsaraan yang menjadi kutuk bagi dunia ini.
Dalam mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan, tetaplah diingat tujuan utama dari reformasi ini — bahwa maksudnya adalah untuk menghasilkan perkembangan tubuh, pikiran dan jiwa yang paling tinggi. Tunjukkanlah bahwa hukum alam yang juga menjadi hukum Allah dimaksudkan demi kebaikan kita; agar penurutan terhadap hukum-hukum itu meningkatkan kebahagiaan hidup saat ini, dan menolong dalam menyiapkan diri untuk kehidupan yang akan datang.
Tuntunlah orang banyak itu untuk mempelajari pengejawantahan kasih dan hikmat Allah di dalam pekerjaan alam. Bimbinglah mereka untuk mempelajari bahwa organisme yang ajaib, susunan tubuh manusia, dan hukum-hukum yang mengatur kehidupan. Mereka yang merasakan bukti-bukti kasih Allah, yang memahami suatu kebijakan dan faedah dari hukum-hukum-Nya, dan upah penurutannya, akhirnya akan menghormati tugas dan kewajiban mereka dengan pandangan yang sama sekali berbeda. Gantinya menganggap pemeliharaan hukum kesehatan itu sebagai suatu pengorbanan atau penyangkalan diri, mereka akan menghormatinya sebagai satu berkat yang tak terkirakan, yang sesungguhnya memang demikian.
Setiap pekerja injil harus merasa bahwa pemberian petunjuk dalam prinsip-prinsip hidup sehat adalah bagian dari tugasnya yang sudah ditentukan. Pekerjaan ini sangat dibutuhkan, dan dunia terbuka untuk itu.
Di mana-mana terdapat satu kecenderungan untuk menggantikan pekerjaan organisasi dengan usaha perorangan. Kebijakan manusia cenderung kepada penggabungan, pemusatan, pembangunan gereja-gereja dan lembaga yang besar. Banyak orang menyerahkan kepada lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi melakukan pekerjaan kebajikan; mereka memaafkan diri untuk tidak berhubungan dengan dunia, lalu hati mereka semakin dingin. Mereka menjadi egoistis dan tidak berperasaan. Kasih terhadap Allah dan terhadap manusia pudar dari dalam jiwa.
Kristus mempercayakan tugas perorangan kepada para pengikut-Nya, satu tugas yang pelaksanaannya tak dapat diwakilkan. Melayani orang sakit dan orang miskin, menyampaikan injil kepada yang sesat, tidak dapat diserahkan kepada komite atau organisasi sosial. Tanggungjawab perorangan, usaha perorangan, pengorbanan pribadi, merupakan tuntutan penginjilan.
“Pergilah ke semua jalan dan lintasan, dan paksalah orang-orang yang ada di situ, masuk” adalah perintah Kristus. “Karena rumah-Ku harus penuh.” Dia membawa orang-orang supaya berhubungan dengan mereka yang mau memberi keuntungan. “Dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah” kata-Nya, “dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian.” ” Mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Lukas 14:23; Yesaya 58:7 Markus 16:18. Melalui kontak langsung, melalui pelayanan perorangan, berkat-berkat injil itu harus disalurkan.
Dalam memberikan terang kepada umat-Nya zaman dulu, Allah bekerja tidak semata-mata melalui suatu golongan. Daniel adalah raja Yehuda. Yesaya juga keturunan ningrat. Daud seorang gembala, Amos seorang peternak, Zakharia adalah tawanan dari Babel, Elisa seorang petani. Tuhan mengangkat sebagai wakil-wakil-Nya para nabi dan para raja, kaum ningrat serta rakyat jelata, dan mengajarkan kepada mereka kebenaran-kebenaran yang harus disampaikan kepada dunia.
Kepada setiap orang yang mengambil bagian dalam anugerah-Nya, Tuhan menentukan satu pekerjaan untuk melayani orang lain. Secara pribadi kita harus berdiri di tempat kita sambil berkata, “Ini aku, utuslah aku.” Yesaya 6:8. Kepada pelayan injil, perawat misionaris, dokter Kristen, orang-orang Kristen, apakah dia pedagang atau petani, tenaga ahli atau montir — tanggungjawab itu dibebankan kepada semua. Adalah tugas kita untuk menyatakan kepada manusia injil keselamatan mereka. Setiap usaha di mana kita terlibat harus menjadi sarana untuk tujuan ini.
Mereka yang melaksanakan tugas mereka yang sudah ditentukan itu bukan saja menjadi berkat kepada orang lain, tetapi mereka sendiri akan diberkati. Kesadaran akan pelaksanaan tugas dengan baik akan menimbulkan pengaruh langsung pada jiwa mereka sendiri. Orang yang murung akan melupakan kesedihannya, yang lemah akan menjadi kuat, yang bodoh menjadi pintar, dan semua orang akan mendapatkan penolong yang tidak akan gagal di dalam Dia yang telah memanggil mereka.
Gereja Kristus dibentuk untuk pelayanan. Semboyannya ialah pelayanan. Anggota-anggotanya adalah prajurit-prajurit yang akan dilatih menghadapi peperangan di bawah Panglima keselamatan mereka. Para pendeta Kristen, dokter-dokter Kristen, guru-guru Kristen, mempunyai pekerjaan yang lebih luas daripada yang sudah banyak dikenal. Mereka bukan hanya melayani orang, tetapi mengajar mereka untuk melayani. Mereka tidak saja harus memberi petunjuk dalam prinsip yang benar, tetapi mendidik para pendengar untuk membagikan prinsip-prinsip ini. Kebenaran yang tidak dihidupkan, tidak disalurkan, akan kehilangan kuasanya yang memberi hidup dan sifat penyembuhannya. Berkatnya hanya dapat dipertahankan kalau itu dibagikan.
Pelayanan kita bagi Allah yang monoton harus ditata kembali. Setiap anggota gereja harus terlibat dalam suatu bidang pelayanan bagi Tuhan. Sebagian orang tidak dapat melakukan sebanyak yang dilakukan orang lain, tetapi setiap orang harus berusaha sebaik mungkin untuk membendung arus penyakit dan kesusahan yang melanda dunia kita ini. Banyak orang akan bersedia bekerja kalau mereka diajar bagaimana cara memulainya. Mereka perlu diajar dan didorong.
Setiap gereja seharusnya menjadi satu sekolah pelatihan bagi para pekerja Kristen. Anggota-anggotanya itu harus diajar bagaimana caranya memberikan pelajaran Alkitab, bagaimana memimpin dan mengajar di kelas-kelas Sekolah Sabat, bagaimana cara terbaik untuk menolong orang miskin dan merawat yang sakit, serta bagaimana melayani yang belum bertobat. Seharusnya diadakan kelas-kelas kesehatan, kelas masak-memasak dan kelas-kelas lain dari pekerjaan bantuan Kristen. Bukan hanya mengajar, tetapi benar-benar bekerja di bawah instruktur-instruktur yang berpengalaman. Biarlah guru-guru memelopori bekerja di antara orang banyak, maka orang-orang lain yang bergabung dengan mereka akan belajar dari keteladanan mereka. Satu contoh lebih berharga dari banyak pelajaran.
Biarlah semua orang memupuk kemampuan jasmani dan pikirani mereka sampai batas kesanggupannya, agar mereka bisa bekerja bagi Allah di mana pemeliharaan-Nya memanggil mereka. Anugerah yang sama yang berasal dari Kristus kepada Paulus dan Apolos, yang membedakan keunggulan rohani mereka, dewasa ini akan dibagikan kepada para misionaris Kristen yang tekun. Allah menginginkan agar anak-anak-Nya memperoleh kecerdasan dan pengetahuan, agar kemuliaan-Nya bisa dinyatakan dalam dunia kita ini dengan kejernihan dan kuasa yang tidak dapat diragukan.
Para pekerja yang terdidik dan mengabdi kepada Allah dapat melayani dalam berbagai cara yang lebih luas, dan dapat melakukan pekerjaan yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak terdidik. Kesanggupan pikiran mereka menempatkannya pada posisi yang menguntungkan. Tetapi mereka yang tidak mempunyai bakat-bakat yang besar maupun pendidikan tinggi dapat juga melayani orang lain dengan baik. Allah akan memakai orang-orang yang bersedia digunakan. Bukanlah orang-orang yang paling cakap atau paling berbakat yang membuahkan hasil-hasil paling banyak dan paling mantap. Pria dan wanita yang dibutuhkan adalah orang yang telah mendengar pekabaran dari surga. Pekerja-pekerja yang paling efektif adalah mereka yang menyambut undangan ini, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah dari pada-Ku.” Matius 11:29.
Misionaris-misionaris yang bekerja dengan segenap hati itulah yang dibutuhkan. Dia yang hatinya dijamah Allah dipenuhi dengan kerinduan yang besar terhadap orang-orang yang belum pernah mengenal kasih-Nya. Keadaan mereka itu mengesankan baginya dengan rasa kesengsaraannya sendiri. Dengan nyawa di tangan, dia maju selaku seorang utusan yang dikirim dan diilhami surga, untuk melakukan suatu pekerjaan dengan mana para malaikat dapat bekerjasama.
Kalau mereka yang Allah telah percayakan dengan kesanggupan otak yang besar menggunakan karunia-karunia ini untuk kepentingan diri sendiri, maka setelah suatu masa percobaan, mereka akan dibiarkan mengikuti jalannya sendiri. Allah akan mengambil orang-orang yang nampaknya tidak mendapat banyak karunia, yang tidak memiliki rasa percaya diri yang besar, dan Ia akan menguatkan yang lemah, karena mereka berharap kepada-Nya untuk melakukan bagi mereka apa yang mereka tidak dapat lakukan sendiri. Allah akan menerima pelayanan yang sepenuh hati, dan Ia sendiri akan melengkapi kekurangan-kekurangannya.
Tuhan sudah sering memilih sebagai mitra kerja-Nya orang-orang yang hanya mempunyai kesempatan untuk meraih tingkat pendidikan yang terbatas. Orang-orang seperti ini telah menggunakan kemampuannya dengan sangat tekun, dan Tuhan telah memberi pahala atas kesetiaan mereka kepada pekerjaan-Nya, kerajinan mereka, dan kehausan mereka akan pengetahuan. Ia telah menyaksikan air mata mereka dan mendengar doa mereka. Sebagaimana berkat-Nya dicurahkan kepada para tawanan di istana Babel itu, demikianlah Ia memberikan hikmat dan pengetahuan kepada para pekerja-Nya pada zaman ini.
Orang-orang yang kurang berpendidikan, yang rendah status sosialnya, tetapi melalui anugerah Kristus kadang-kadang mereka meraih sukses yang luar biasa dalam penarikan jiwa bagi Dia. Rahasia kesuksesan mereka ialah kepercayaan di dalam Allah. Tiap hari mereka belajar tentang Dia yang luar biasa dalam nasihat dan perkasa dalam kuasa.
Pekerja-pekerja demikian haruslah didorong. Tuhan menghubungkan mereka dengan orang-orang yang kesanggupannya lebih menonjol untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan orang lain. Kecekatan mereka memperhatikan apa yang harus dilakukan, kesiapan mereka untuk menolong yang membutuhkan pertolongan, perbuatan dan kata-kata mereka yang baik, membuka pintu-pintu pemanfaatan yang kalau tidak demikian akan tetap tertutup. Mereka mendekati yang susah, pengaruh kata-kata mereka berkuasa menarik banyak jiwa yang gemetar kepada Allah. Pekerjaan mereka menunjukkan apa yang akan dilakukan oleh ribuan orang lain, kalau saja mereka mau.