[AkhirZaman.org] Seberapa nikmatkah Sabat Anda? Umat Masehi Advent Hari Ketujuh kadang dituduh legalist karena ketaatan kita pada Sepuluh Hukum, terutama hukum keempat. Dan dalam beberapa contoh anggota gereja memperburuk pendapat ini dengan membuat pemeliharaan Sabat begitu berat dan memberi kesan bahwa seseorang entah dengan cara bagaimana mendapat persetujuan surgawi karena penyangkalan kita tentang sesuatu hal pada hari Sabat. Perilaku ini membawa kita kembali pada masa-masa bangsa Yahudi, ketika Sabat menjadi semacam beban sehingga tidak menjadi hari yang menyenangkan.
Sabat haruslah menjadi satu pengalaman yang paling menyenangkan yang kita miliki. Itu adalah waktu untuk lepas dari masalah aktivitas sehari-hari; Kitab Suci, hukum keempat itu sendiri, yang mengungkapkan sudut pandang ini. Karena itu adalah tanda penciptaan Allah, dan dengan demikian akan menjadi meterai yang membedakan dari umat Allah di akhir zaman, Iblis bekerja keras menentang Sabat, berusaha menghapuskan maknanya dan merusak sukacita yang dimaksudkan Allah bagi hari itu.
Tidak ada yang lebih disenangi Iblis selain mendorong anggota gereja untuk melihat pemeliharaan Sabat sebagai satu metode berusaha mencari jalan ke surga, atau, lebih baik lagi, mengubah Sabat menjadi sesuatu yang begitu berat dan bersifat membatasi agar anak-anak kita belajar membencinya. Tetapi setiap saat di hari Sabat, bukan hanya pengalaman ibadah yang harus menjadi suatu sukacita. Sabat itu “dari petang sampai petang,” dan dirancang untuk menjadi waktu yang suci, yang melaluinya kita dijadikan muda kembali. Saat kita mengalami sukacita Sabat kita akan sulit menunggu tibanya hari terbaik dalam minggu itu.
Berpaling kepada Allah
Saat Sabat sudah dekat pada Jumat petang kita bisa merasakan satu perbedaan. Ini adalah hari yang Allah sucikan, Ia memberkati hari itu, Ia membuat sesuatu yang istimewa pada hari yang khusus itu (Kej. 2:3). Kita harus mengingat ini dan menolak godaan membiarkan halhal lain memasuki hari itu, seperti aktivitas bisnis yang diurus pada jam-jam Sabat.
Di masa lalu, lebih mudah menghindari gangguan pada hari Sabat hanya dengan mematikan televisi atau radio, dan tidak meraih koran. Tetapi sekarang jutaan orang di seluruh dunia memegang telepon pintar di tangan mereka tujuh hari seminggu. Ya, kita mungkin menggunakan teknologi baru untuk maksud yang baik—membaca Kitab Suci versi digital, bahkan melihat pelajaran Sekolah Sabat—tetapi kita terlalu mudah berhubungan dengan hal-hal yang tak diinginkan dan tak suci juga.
Lebih dari sebelumnya kita harus mengambil tanggung jawab untuk tidak membiarkan apa pun menghalangi kesenangan hari istimewa bersama Allah. Kesibukan kita jarang menjadi jalan Allah menuju kesucian…. Sebagaimana istri saya katakan: “Engkau perlu istirahat dari itu.”
Tetapi pemeliharaan Sabat yang benar dan penuh sukacita tidak datang hanya dengan mematikan komputer atau dengan mematikan TV dan hanya berkata, “OK, sekarang kita akan memulai Sabat.” Sabat bukan hanya tentang apa yang tidak boleh kita lakukan—itu juga tentang apa yang kita lakukan pada hari Sabat. Itu tentang mengambil waktu secara individual untuk mengembangkan perjalanan Anda dengan Tuhan. Menguduskan Sabat dan mendapatinya sebagai satu sukacita mungkin terjadi hanya melalui hubungan yang giat dengan Tuhan atas Sabat itu.
Sementara hubungan saya dengan Tuhan sangat pribadi dan antara Tuhan dan saya, implikasi dari hubungan itu akan dirasakan oleh semua orang yang berurusan dengan saya. Misalnya, gantinya menjelaskan perintah itu dan berkata, “Nah, Sabat adalah hari perhentian, jadi saya harus berhenti dari kerja, dan pergi keluar makan di restoran,” Saya akan mencoba sebisa mungkin tidak menyebabkan kerja tambahan bagi orang lain dan membantu mereka mengerti indahnya hari Sabat. Mereka yang datang berhubungan dengan saya juga akan mengetahui sukacita dan kesenangan Sabat yang dijanjikan itu: Itu bukan hanya satu hari yang dimaksudkan untuk meremajakan orang-orang percaya.
Prinsip sesungguhnya dari Sabat adalah menghubungkan diri sendiri kembali kepada Pencipta. Bukan fokus pada banyak tindakan spesifik, kita harus memandang Sabat sebagai satu waktu untuk berhubungan kembali dengan Allah, dengan dunia ciptaan-Nya, dan dengan keluarga dan orang-orang yang kita kasihi. Bila kita melakukan ini, Sabat akan memiliki makna baru yang berbeda. Itu akan menjadi satu jembatan, dari satu pekan ke pekan berikutnya, yang mengingatkan kita tentang dari mana asal kita, mengapa kita ada di sini, dan ke mana kita pergi.
Ibadah dan Persekutuan
Akan menjadi gagasan indah bagi gereja-gereja setempat untuk mengadakan seminar-seminar Sabat yang fokus pada cara-cara praktis di mana Sabat bisa dijadikan sukacita, melibatkan keluarga, dan menambah pertumbuhan rohani. Gereja setempat memainkan peran yang sangat penting dalam hal apakah anggotanya menganggap pemeliharaan Sabat itu sebagai satu praktik penurutan hukum atau melihatnya sebagai satu waktu yang suci. Allah telah menjadikan kita, dan Ia menyediakan bagi kita satu kesempatan untuk meremajakan hidup kita secara rohani dan secara fisik sekali seminggu saat kita berpaling kepada Dia yang mengetahui lebih banyak tentang kita daripada yang pernah kita ketahui.
Beberapa orang mungkin berkata, “Oh, saya mendapat pengalaman rohani dengan pergi berjalan di pegunungan.” Dan Anda bisa melakukannya sesekali waktu untuk menyegarkan tubuh maupun semangat. Tetapi Allah menempatkan kita dalam persekutuan orang-orang percaya untuk satu alasan yang baik: kita perlu bersama mereka yang memiliki keyakinan yang sama, dan kepada mereka yang bisa kita layani. Bagi saya, salah satu bagian terbaik dari Sabat adalah belajar Alkitab dan pelajaran sekolah Sabat.
Meskipun layanan ibadah dengan jalur Internet dan acara agama di televisi tersedia di berbagai bagian dunia dan memberkati banyak orang, media ini jangan pernah menggantikan keanggotaan dan sebagai ganti menghadiri jemaat setempat pada hari Sabat. Setiap orang Advent harus secara fisik merupakan “anggota” dari satu tempat. Alkitab mengatakan bahwa kita harus berkumpul pada hari Sabat (Ibr. 10:25). Jika kita melewatkan persekutuan dengan orangorang percaya lain, maka kita juga akan kehilangan kekuatan dan dorongan yang dimaksudkan Allah sepanjang pekan itu. Orang-orang yang pindah dari satu gereja ke gereja lain, yang pergi ke mana ada pengkhotbah yang terbaik berada, atau di mana ada makanan yang paling enak, tidak akan menerima berkat Sabat yang seutuhnya.
Memelihara Sabat, meskipun pada akhirnya menyenangkan, tidak akan selalu mudah. Bagi banyak keluarga dengan anak-anak kecil itu seringkali satu tantangan membawa semua orang ke gereja, dan kemudian membuat anakanak terlibat selama acara. Namun usaha itu ada gunanya karena Anda sedang mempersiapkannya untuk masa mendatang. Pengalaman Sabat mereka akan dibangun pada ingatan positif yang mereka alami dengan bantuan Anda di tengah perkumpulan orang-orang percaya yang lain. Gereja-gereja Advent harus menjadi tempat di mana para anggotanya menyambut anak-anak, dan di mana keributan anak-anak yang sering terjadi tidak dipandang sebagai akhir dunia.
Kita di sana untuk menyembah Allah dan juga bersekutu dengan satu sama lain. Kita harus mendukung satu sama lain dan mendorong mereka yang dapat menemukan diri sendiri dalam pengalaman yang mengecewakan saat itu.
Aktif dalam Ibadah Meskipun Sabat itu tentang perhentian, itu juga tentang keterlibatan, terutama dalam pengalaman ibadah, di mana sebanyak mungkin orang harus secara aktif terlibat. Gereja haruslah menjadi satu tempat yang dinamis, aktif dengan banyak tangan penolong. Setiap orang harus menemukan “tempat” mereka entah itu dalam layanan ibadah atau bahkan acara makan bersama. Orang-orang muda terutama harus diimbau terlibat. Ketika kita berkumpul untuk beribadah dan belajar Alkitab, kita juga menemukan satu tempat untuk menggunakan karunia yang Allah telah berikan bagi kita [dalam musik, mengajar, pelayanan, keramahtamahan]. Kita memberi kepada orang lain dalam kasih dan kepedulian karena kita menerima pemberian kasih karunia Allah dalam pengalaman Sabat selama 24 jam ini. Saat Sabat Anda yang berikut sudah semakin dekat, ajak Tuhan atas hari Sabat untuk menuntun Anda mengalami semua potensi bagi perhentian, bagi ibadah, untuk belajar, untuk melayani—dan untuk sukacita.
Oleh: Ted Wilson
Adventist World.org