Contoh Daniel dalam Mengalahkan
[AkhirZaman.org] Pencobaan terhadap pemanjaan selera memiliki satu kuasa yang dapat dikalahkan hanya oleh pertolongan Allah. Tetapi untuk setiap pencobaan, kita mendapat janji Allah bahwa ada satu jalan keluar. Kalau begitu, mengapa begitu banyak orang yang dikalahkan? Sebabnya ialah: Mereka tidak menaruh percaya di dalam Allah. Mereka tidak melengkapi diri dengan sarana keselamatan yang telah disediakan. Alasan yang diberikan untuk membela pemuasan selera yang salah, itu tidak diterima oleh Allah. Daniel menghargai kesanggupannya sebagai manusia. Tetapi dia tidak menaruh percaya pada itu. Dia percaya dalam kekuatan yang Allah telah janjikan bagi semua yang mau datang kepada Nya, yang mau bergantung pada Nya dan yang mau bersandar sepenuhnya kepada kuasa Nya.
Dia menentukan dalam hati/berketetapan bahwa dia tidak akan mencemari dirinya dengan bagian dari makanan raja, atau dengan minuman anggurnya. Dia mengetahui bahwa makanan seperti itu tidak akan menguatkan tubuhnya atau menambah kesanggupan mentalnya. Dia tidak akan mempergunakan anggur, atau bahan perangsang non alamiah lainnya. Dia tidak akan melakukan sesuatu untuk menggelapkan pikirannya, sehingga Allah memberikan padanya “pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai bagai tulisan dan hikmat” dan juga “pengertian tentang berbagai bagai penglihatan dan mimpi.” . . .
Orang tua Daniel telah melatih dia pada masa kanak-kanak tentang kebiasaan ketat dalam pertarakan. Mereka telah mengajarnya bahwa dia harus menuruti hukum alam dalam segala kebiasaannya. Kebiasaan makan dan minum mempunyai pengaruh langsung atas keadaan mental dan moralnya sehingga dia bertanggungjawab kepada Allah atas kesanggupannya. Dia memegang semuanya ini sebagai satu pemberian Allah. Pemberian ini tidak akan mengerdilkan atau melumpuhkannya dalam tindakan apapun. Sebagai hasil pengajaran ini, hukum Allah ditinggikan dalam pikirannya dan dihormati dalam hatinya. Selama tahun-tahun pertama perbudakan, Daniel berkesempatan mengikuti upacara yang memperkenalkan padanya kemuliaan istana yang dibarengi dengan kemunafikan kekafir”. Inilah satu lembaga pendidikan yang unik baginya untuk mempersiapkan dirinya dalam satu kehidupan kerendahan hati, kerajinan dan kesetiaan! Namun dia hidup tanpa pencemaran dalam suasana kejahatan yang mengelilinginya,
Pengalaman Daniel dan sahabat-sahabatnya yang masih muda itu, menggambarkan keuntungan yang diperoleh sebagi hasil dari kesederhanaan makanan. Hal ini menunjukkan apa yang Allah lakukan bagi mereka yang mau bekerjasama dengan Dia dalam menyucikan dan mengangkat jiwa. Mereka menjadi kehormatan bagi Allah, dan menjadi terang yang bersinar di istana Babilon.
Dalam penulisan sejarah ini, kita mendengar suara Allah yang ditujukan kepada kita secara perorangan. Dia menyuruh kita mengumpulkan semua terang indah mengenai pertarakan orang Kristen. Dia menempatkan diri kita dalam hubungan yang benar dengan hukum kesehatan.
Apakah yang akan terjadi sekiranya Daniel dan kawan-kawan berkompromi dengan pegawai kafir itu, lalu menyerah kepada situasi dan kondisi yang mendesak sehingga mereka makan dan minum sesuai dengan adat kebiasaan orang Babilon? Hanya sekali saja menyimpang dari prinsip itu sudah cukup melemahkan kesadaran akan yang benar dan kebencian akan yang salah. Pemanjaan selera akan melibatkan pengorbanan tenaga fisik dan kejernihan pikiran, begitu juga kuasa kerohanian. Langkah yang salah akan menuntun orang lain sampai hubungan dengan surga sudah terputus, dan mereka akan tersapu oleh penggodaan.
Tugas Kita Sebagai Orang Kristen
Bilamana kita menyadari tuntutan Allah, kita akan melihat bahwa Dia menuntut kita supaya bertarak dalam segala hal. Tujuan penciptaan terhadap kita ialah memuliakan Allah di dalam tubuh kita dan roh kita yang adalah milik Nya. Bagaimanakah kita dapat melakukan ini kalau kita memanjakan selera demi merusak kuasa mental dan moral? Allah menghendaki agar kita mempersembahkan tubuh kita menjadi satu korban yang hidup. Kemudian tugas itu dipercayakan kepada kita agar kita memelihara tubuh dalam kondisi puncak kondisi kesehatan yang terbaik, agar kita menuruti tuntutan Nya. “Baik kamu makan atau minum, atau apa saja yang kamu lakukan, perbuatlah itu demi kemuliaan Allah.”
Rasul Paulus menuliskan: “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan, semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah.” Karena itu, larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh satu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh satu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan, dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” I Kor 9:24 27.
Banyak orang di dunia ini yang memanjakan kebiasaan jahat. Selera adalah hukum yang memerintah mereka. Karena kebiasaan yang salah, moralitas merosot, dan kuasa membedakan perkara-perkara suci sebagian besar dimusnahkan. Tetapi orang Kristen perlu bertarak dengan ketat. Mereka harus mengangkat standar tinggi-tinggi. Pertarakan dalam hal makan, minum dan berpakaian adalah penting. Seharusnya prinsip yang menguasai bukannya selera atau fantasi. Mereka yang makan terlalu banyak, atau makanannya berkualitas rendah, akan mudah mendapat kekacauan pikiran. Mereka mudah terjerumus ke dalam “berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.” I Tim 6:9. “Rekan sekerja Allah”harus menggunakan setiap langkah pengaruh mereka untuk mendorong penyebaran prinsip pertarakan yang benar.
Itu berarti bahwa kita harus setia kepada Allah. Dia mempunyai tuntutan bagi semua orang yang bekerja bagi Nya. Dia menginginkan agar tubuh dan pikiran dipelihara dalam kondisi kesehatan yang terbaik, setiap kuasa dan anugerah ditempatkan di bawah kuasa Ilahi dan kebiasaan pertarakan yang ketat akan dapat melakukannya dengan kuat dan berhati-hati. Kita berada di bawah tuntutan Allah untuk menyerahkan diri kita kepada Nya tanpa tedeng aling-aling, baik tubuh dan jiwa, dengan semua kuasa pikiran dihargai sebagai pemberian yang indah yang dipercayakan kepada kita untuk pelayanan pekerjaan Nya.
Seluruh tenaga dan kesanggupan kita senantiasa dikuatkan dan dibaharui selama masa percobaan ini. Hanya mereka yang menghargai prinsip ini, yang telah dilatih untuk memelihara tubuhnya dengan bijaksana dan di dalam takut akan Allah, akan terpilih untuk memikul tanggungjawab dalam pekerjaan ini. Mereka yang sudah lama berada dalam kebenaran, namun belum dapat membedakan prinsip kebenaran yang murni dari prinsip kejahatan, yang pengertiannya tentang keadilan, kemurahan dan kasih Allah sudah dikelarnkan, harus dibebaskan dari tanggungjawab. Setiap jemaat membutuhkan kesaksian yang jelas dan tajam dan membunyikan terompet dalam nada tertentu.
Jikalau kita dapat membangkitkan perasaan moral bangsa kita mengenai masalah pertarakan, satu kemenangan besar akan diraih. Bertarak dalam segala hal dalam hidup ini, itulah yang harus diajarkan dan diamalkan. Pertarakan dalam hal makan, minum dan berpakaian adalah salah satu prinsip utama kehidupan beragama. Kebenaran yang dimasukkan ke dalam kaabah jiwa itu akan memimpin kita dalam pemeliharaan tubuh. Tidak ada yang menyangkut kesehatan tubuh manusia yang kita terima dengan setengah hati. Kesejahteraan kita yang kekal bergantung kepada penggunaan kekuatan dan pengaruh kita dalam kehidupan di zaman ini.
Hamba Selera
Ada, segolongan orang yang mengaku percaya kepada kebenaran, yang tidak menggunakan tembakau, teh dan kopi, namun mereka bersalah dalam memuaskan selera dengan cara yang lain. Mereka merindukan makanan daging dengan bumbu pedas, kaldu daging, dan sebagainya, dan selera mereka sudah diselewengkan sehingga mereka tidak merasa puas dengan makanan daging itu sendiri, kecuali dipersiapkan dengan cara yang merusak. Perut itu dibakar, alat pencernaan dibebani, lagi pula perut itu bekerja lembur untuk membuang beban yang dipaksakan itu. Setelah perut melaksanakan tugasnya, maka tenaganya terkuras, dan orangnya bisa pingsan. Di sini banyak orang tertipu, dan berpikir yang mereka kurang makan karena perasaan demikian timbul, dan tanpa memberikan waktu kepada perut untuk istirahat, merekapun makan lagi sehingga untuk sementara, rasa letih itu hilang. Semakin dimanjakan selera itu, semakin mendesak dia supaya dipuaskan. Kelelahan ini biasanya diakibatkan oleh makanan daging, atau makan terlalu sering, atau terlalu banyak.
Karena itu sudah menjadi kebiasaan, untuk menyesuaikan dengan selera yang salah maka bahan-bahan yang merusak seperti kue mewah, pastel dan puding dan berbagai makanan yang merusak, semuanya dimasukkan ke dalam perut. Meja makan itu harus diisi dengan makanan yang bervariasi, kalau tidak selera yang salah tidak dapat dipuaskan. Di pagi hari hamba-hamba selera ini sering mengeluarkan nafas yang bau; lidahnya kotor. Mereka tidak menikmati kesehatan, dan merasa heran mengapa mereka menderita rasa nyeri, sakit kepala dan penyakit lainnya. Banyak orang makan tiga kali sehari ditambah dengan sekali makan sebelum tidur. Dalam waktu yang singkat alat pencernaan kehabisan tenaga dan alat tidak mempunyai waktu untuk istirahat. Orang seperti ini akan segera menderita penyakit kejang perut sambil merasa heran apa yang menyebabkannya. Penyebab penyakit membawa akibat yang pasti. Makanan kedua seharusnya tidak dimakan sebelum perut itu mempunyai cukup waktu untuk istirahat dari tugas mencerna makanan sebelumnya. Kalau makanan ketiga harus dimakan sama sekali, makanan itu haruslah ringan dan waktu makan beberapa jam sebelum tidur.
Banyak penganut ketidakbertarakan yang tidak mau mengubah pendiriannya memanjakan kegelojohan karena beberapa pertimbangan. Tidak lama kemudian mereka mengorbankan kesehatan, dan mati secara dini, daripada membatasi selera yang tidak bertarak. Banyak pula orang yang tidak mengetahui hubungan kebiasaan makan dan minum dengan kesehatan. Sekiranya orang seperti itu dapat diberi penerangan, mereka akan mempunyai kekuatan moral untuk menyangkal selera, dan mau memakan sedikit makanan yang menyehatkan saja, dan dengan tindakan seperti ini, akan menyelamatkan diri dari sejumlah penderitaan.
Didiklah Seleramu
Orang yang memanjakan selera dengan memakan daging secara bebas bersama bumbu pedas ditambah dengan kue-kue mewah tidak dapat segera menikmati makanan sederhana yang bergizi dan menyehatkan. Selera mereka sudah disalahgunakan sehingga mereka tidak berselera memakan buah-buahan yang menyehatkan roti dan sayur-sayuran. Mereka tidak perlu mengharapkan kenikmatan makanan pertama yang begitu berbeda dari makanan untuk mana mereka memanjakan selera. Jikalau mereka pertamakali tidak dapat menikmati makanan yang sederhana, mereka harus berpuasa sampai mereka dapat. Puasa itu akan membuktikan kepada mereka manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan obat obatan, karena perut yang sudah disalahgunakan akan menemukan bahwa istirahat yang sudah lama didambakan, dan rasa lapar yang sebenarnya dapat dipuaskan dengan makanan yang sederhana. Makan waktu bagi selera untuk disembuhkan dari penyalahgunaan yang telah diterima, supaya kembali kepada keadaan semula. Tetapi kesabaran di dalam menyangkal diri dalam hal makan dan minum, itu akan segera membuat makanan sederhana yang menyehatkan terasa nikmat, makanan itu akan segera dimakan dengan kepuasan yang lebih besar lebih daripada kepuasan seorang pertapa dalam menikmati makanan mewah.
Perut itu tidak terbakar oleh makanan daging dan tidak dijejali tetapi itu berada dalam kondisi sehat dan siap melakukan tugasnya. Janganlah bertangguh dalam hal reformasi. Usahakanlah memelihara dengan teliti sisa kekuatan tenaga inti, dengan menyingkirkan setiap beban yang tidak perlu. Mungkin perut itu tidak sembuh seluruhnya, tetapi cara makan yang teratur akan menyelamatkannya dari kelelahan, dan sedikit banyaknya ada banyak yang sembuh kecuali mereka sudah terlanjur jauh ke dalam proses bunuh diri melalui kegelojohan.
Mereka yang membiarkan diri diperhamba oleh selera kegelojohan, sering melangkah lebih jauh, lebih merosot dengan memanjakan nafsu daging, yang telah dirangsang dengan ketidakbertarakan dalam hal makan dan minum. Mereka melepaskan kekang nafsu kebinatangan itu sampai kesehatan dan intelek sangat menderita. Pertimbangan sehat sebahagian besar dimusnahkan oleh kebiasaan jahat.
Pengaruh Pemanjaan Fisik, Mental dan Moral
Banyak pelajar yang tidak tahu bahwa faktor makanan sangat mempengaruhi kesehatan. Sebagian orang tidak pernah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menguasai selera, atau menuruti aturan makan yang benar. Mereka makan terlalu banyak, sekalipun waktu makan; sebagian lagi makan di antara waktu makan setiap kali godaan itu dihadapi. Apabila mereka yang mengaku Kristen ingin memecahkan persoalan yang membingungkan mereka, mengapa otak mereka begitu tumpul, mengapa aspirasi keagamaan begitu lemah, mereka tidak perlu bertanya di luar meja makan dalam beberapa kejadian; inilah penyebab utama, kalau bukan yang lain.
Banyak orang memisahkan diri dari Allah dengan memanjakan selera. Dia yang memperhatikan kejatuhan seekor burung pipit; Dia yang menghitung jumlah helai rambut di kepala, Dia pula yang mencatat dosa, mereka yang memanjakan selera yang salah dengan mengorbankan kuasa fisik, melumpuhkan intelek dan mematikan kuasa pemahaman moral.
Masa Depan yang Penuh Penyesalan
Banyak yang tidak sanggup bekerja dengan fisik atau mental karena makan terlalu banyak dan memuaskan nafsu daging. Sifat kebinatangan dikuatkan sementara moral dan rohani dilemahkan. Bilamana kita berdiri di hadapan takhta putih yang besar, catatan kehidupan seseorang yang bagaimanakah dihadapkan. Di situlah mereka akan melihat apa yang telah mereka lakukan sekiranya mereka tidak merendahkan kuasa yang berasal dari Allah. Kemudian barulah mereka menyadari ukuran derajat intelek yang akan mereka peroleh sekiranya mereka menyerahkan kepada Allah semua tenaga fisik dan mental yang telah dipercayakan Nya kepada mereka. Dengan penyesalan yang sangat mendalam, mereka rindu kalau boleh mengulangi kehidupan yang lampau dengan cara yang benar.
Selera Non Alamiah Dibatasi
Kemurahan telah memimpin umat Allah keluar dari kebiasaan dunia yang di luar batas itu, jauh dari pemanjaan selera dan nafsu, untuk berdiri di podium penyangkalan diri, dan pertarakan dalam segala hal. Umat yang dipimpin Allah itu adalah unik. Mereka tidak akan sama dengan manusia duniawi. Jikalau mereka mengikuti pimpinan Allah, mereka akan melakukan rencana Nya, dan akan menyerahkan kehendaknya kepada kehendak Allah. Kristus akan tinggal di dalam hati. Kaabah Allah menjadi kudus. Sebagaimana Rasul mengatakan bahwa tubuhmu adalah kaabah Roh Kudus. Allah tidak menuntut anak-anak Nya supaya menyangkal dirinya sampai merusak kekuatan fisik. Dia, menuntut mereka untuk menuruti hukum alam, dengan demikian mereka memelihara kesehatan fisik. Jalan alam itulah jalan yang Dia tunjuk, dan jalan itu cukup lebar untuk setiap orang Kristen. Dengan tangan yang penuh, kasih sayang Allah menyediakan bagi kita persediaan yang melimpah ruah untuk menunjang kehidupan dan juga kebahagiaan. Tetapi agar kita menikmati selera yang alamiah, yang akan memelihara kesehatan dan memperpanjang hidup, Dia membatasi selera. Dia katakan, sadarlah! batasi sangkal, semua selera non alamiah. Sekiranya kita menciptakan selera yang salah, kita melanggar hukum tubuh dan memikul tanggungjawab karena menyalahgunakan tubuh kita dan membawa penyakit kepada diri kita sendiri.
Mereka yang menerima petunjuk tentang bahaya penggunaan makanan daging, teh, kopi, dan makanan mewah yang tidak menyehatkan, dan mereka yang memutuskan untuk berjanji kepada Allah dengan pengorbanan, tidak akan meneruskan pemanjaan selera akan makanan yang mereka tahu tidak menyehatkan. Allah menuntut agar selera itu disucikan, dan penyangkalan diri. diamalkan terhadap perkara perkara yang tidak baik. Inilah satu pekerjaan yang harus dilaksanakan sebelum umat Nya dapat berdiri di hadapan Nya sebagai satu umat yang sempurna.
Allah tidak berubah, dan Dia tidak bermaksud mengubah susunan tubuh kita, supaya kita boleh melanggar satu hukum tanpa merasakan akibat pelanggarannya. Tetapi banyak orang dengan sengaja menutup mata terhadap terang…. Dengan memanjakan keinginan dan selera, mereka melanggar hukum kehidupan dan kesehatan. Jikalau mereka menuruti hati nurani, mereka harus dikuasai oleh prinsip dalam hal makan dan berpakaian, bukan dipimpin oleh keinginan, adat kebiasaan, atau selera.