[AkhirZaman.org] Mari kita mengawali pelajaran kita kali ini dengan satu pertanyaan: Apa tujuan hidup kita? Apakah makan, minum, bekerja, tidur, bangun, dan akhirnya mati seperti pada umumnya manusia? Sebelum kita langsung pada jawabannya, kita akan mempelajari beberapa ayat Alkitab terlebih dahulu.
Daud dalam Mazmur 33:6 menyatakan: “Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.” Alkitab dengan sangat jelas mengatakan bahwa dunia diciptakan oleh firman Allah; entah itu bintang, ikan dalam laut, binatang di udara dan di darat, gunung-gunung, semuanya diciptakan oleh firman yang keluar dari mulut Tuhan. Kitab Kejadian 1 menceritakan semuanya itu. Semua ciptaan diciptakan oleh firman Tuhan.
Sehingga dalam Yesaya 46:9 (Terjemahan Lama) Allah mengatakan: “Ingatlah akan segala perkara yang dahulu dari pada awal zaman, bahwa Aku ini Allah; tiada lagi Allah yang lain atau sesuatu yang setara dengan Aku.” Alasan Tuhan mengucapkan semuanya ini karena Dia adalah Pencipta dari semuanya. Sehingga memang patut jika Dia mengakui diri-Nya Sendiri sebagai Allah (dalam bahasa Ibrani nama dari Allah adalah YHWH, yang biasa dibaca Yahweh, suatu nama yang menunjukkan atau klaim bahwa Dia berbeda dengan allah-allah yang lain).
Di dalam Matius 12:34 dituliskan: “Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.”
Melalui ayat di atas kita menemukan satu prinsip bahwa apa yang diucapkan keluar dari mulut menyatakan apa yang ada di dalam hati. Jadi semua yg diciptakan dengan firman atau perkataan yang keluar dari mulut Allah adalah menyatakan apa yang ada di hati Allah.
Dalam Alkitab dikatakan bahwa hati selalu berhubungan dengan pikiran (Filipi 4:7 dan Kolose 1:21). Saat berbicara tentang pemikiran atau pikiran, itu biasanya terdiri dari dua hal, yaitu pikiran itu sendiri dan juga tentang perasaan. Pada waktu kita membahas tentang pikiran dan perasaan, apa yang muncul dalam benak kita? Menyatakan suatu karakter.
Karakter terdiri dari perasaan dan pikiran. Jadi waktu kita berbicara, itu adalah ekspresi dari karakter kita. Dan ketika Tuhan berfirman itu adalah ekspresi karakter-Nya. Saat Tuhan menciptakan pohon, lautan, binatang dan lain sebagainya selama enam hari penciptaan dunia (Kejadian 1) dengan firman yang keluar dari mulut-Nya, maka itu menyatakan karakter Allah.
Contoh karakter Allah. Filipi 4:9, ”Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.”
Dari ayat di atas kita ketahui bahwa Tuhan adalah sumber kedamaian (dan itulah salah satu karakter Allah). Pertanyaan: Ketika pergi ke alam, apakah kita merasakan kedamaian dalam hati? Tentu saja. Kemana saja saat pergi ke alam dan kita melihat semua yang Tuhan ciptakan maka kita menemukan damai. Karena melalui ciptaan (alam dan lain sebagainya) kita menemukan ekspresi kasih dan karakter Allah.
Dalam Yesaya 43:7 dikatakan: ”Semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” Alkitab juga mencatat bahwa Tuhan menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya.
Apa arti kemuliaan? Mari kita melihat pada suatu kisah yang menyajikan percakapan antara Tuhan dan Musa yang diawali dengan Musa menyatakan suatu permohonan. Keluaran 33:18, “Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku.” Dalam ayat ini Musa menyatakan kerinduannya untuk melihat kemuliaan Allah. Lalu Tuhan menjawab dalam ayat 19: “Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku (KJV goodness, yaitu kebaikan atau kebajikan) dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani.”
Tuhan berjanji kepada Musa bahwa Dia akan menunjukkan goodness (kebaikan atau kebajikan), menunjukkan kasih karunia bagi yang akan mendapatkannya. Dari ayat ini kita tahu bahwa kemuliaan Allah adalah karakter Allah karena kebaikan dapat dikatakan sebagai sebuah karakter.
Ketika Yesaya 43:7 tadi mengatakan bahwa ciptaan diciptakan untuk menyatakan kemuliaan-Nya, maka manusia dan semua ciptaan diciptakan untuk mencerminkan karakter Allah. Itulah tujuan ciptaan: Mencerminkan Karakter Allah.
Lalu apa yang membedakan kita dengan ciptaan lainnya? Apa yang membuat manusia begitu unik? Mazmur 8:5, ”Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” Pemazmur pun mengatakan pertanyaan yang sama mengenai apa yang membuat manusia itu begitu spesial dan unik.
Ayat 6 (KJV) mengatakan: “Namun Engkau telah membuatnya sedikit lebih rendah dari malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” Melalui ayat ini kita mendapati suatu fakta bahwa manusia diciptakan sedikit lebih rendah dari malaikat dan dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan. Artinya, manusia adalah puncak dari ciptaan.
Dalam Kejadian 1, semua yang Tuhan ciptakan dilakukan dengan cepat. Waktu Ia berfirman maka semua ciptaan itu jadi. Tapi beda saat menciptakan manusia. Kejadian 2:7, “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.”
Ketika menciptakan pohon, binatang, langit, cakrawala, atau benda-benda angkasa; semuanya diciptakan dengan begitu cepat ketika Allah hanya cukup dengan berfirman atau mengucapkan kalimat dari mulut-Nya dan semuanya jadi.
Namun ada sesuatu yang menarik ketika Tuhan menciptakan manusia, yaitu Tuhan tidak melakukannya dalam waktu yg cepat. Kejadian 2:7 tadi mengatakan bahwa Tuhan membentuk manusia dan menghembuskan nafas hidup ke hidung adam. Artinya Allah meluangkan waktu lebih lama dalam menciptakan manusia karena Dia membentuk manusia.
Apa yang kita gunakan dalam membentuk sesuatu? Dengan tangan tentunya. Dalam dunia teknik manufaktur, teknologi begitu maju. Banyak mesin canggih yang dioperasikan dengan komputerisasi. Namun di negara-negara maju seperti Swiss dan Jerman, ketika sesuatu barang dalam industry atau teknik manufaktur dibuat dengan tangan maka itu akan mendapat apresiasi atau nilai yang begitu tinggi (apresiasi tidak selalu berhubungan dengan harga atau nominal uang).
Begitu pula ketika menciptakan manusia, Tuhan melakukan dengan tangan-Nya karena kita sangat berharga. Dibanding dengan ciptaan lainnya kita jauh lebih berharga di mata Tuhan. Sebab ada satu tujuan yang pasti ketika Dia membentuk manusia dengan tangan-Nya adalah supaya kita memiliki citra sesuai dengan yang diinginkan-Nya. Kita adalah sangat berharga.
Alkitab juga mengatakan bahwa Allah menghembusakn nafas hidup. Apakah Tuhan berada dalam jarak yang jauh dari Adam ketika menghembuskan nafas ke dalam hidungnya? Tidak. Dia harus berlutut waktu membentuk dan saat menghembuskan nafas. Dia datang lebih dekat ke Adam. Dengan kata lain waktu menciptakan manusia, bukan hanya meluangkan waktu yang lebih lama tetapi Allah juga datang lebih dekat karena untuk menyatakan kasih-Nya.
Bayangkan ketika Allah membungkuk, lalu mengumpulkan tanah dan kemudian membentuk Adam dari tanah itu dengan tangan-Nya. Kadangkala Allah mungkin harus berdiri untuk melihat dari jarak beberapa meter bagaimana rupa Adam. Lalu Dia harus lebih membungkuk ketika menghembuskan nafas hidup ke dalam lubang hidung Adam. Dan ketika Adam membuka matanya pertama kali, maka yang dilihat pertama oleh matanya adalah Tuhan sendiri dengan berhadapan muka.
Saudara, lalu apa yang membuat manusia begitu special sehingga Dia harus menggunakan tangan-Nya dan menghembuskan nafas hidup dari mulut-Nya sendiri ke hidung Adam serta memakan waktu lebih banyak dan datang lebih dekat dalam menciptakan manusia?
Mari kita temukan jawabnya dalam Kejadian 1:26, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita “ Alasan Allah begitu menspecialkan dalam menciptakan manusia adalah karena Dia membentuknya sesuai gambar dan rupanya sendiri. Ini yang membedakan kita dengan ciptaan lainnya. Ini adalah fakta bahwa manusia diciptakan bukan hanya untuk mencerminkan karakter Allah seperti ciptaan lainnya, namun kita diciptakan sesuai karakter Allah.
Bunga dan ciptaan lainnya melakukan hal-hal yang itu-itu saja, sangat terbatas. Bunga tidak bisa menumbuhkan karakternya. Begitu pula dengan hewan dan ciptaan yang lain. Mereka hanya sekadar mencerminkan tapi tidak bisa mengembangkan karakternya. Tetapi manusia diciptakan tidak hanya untuk mencerminkan karakter Allah, namun memiliki potensi untuk mengembangkan karakternya.
Saudara, inilah gambaran sekilas mengenai Adam: Dia adalah seorang pria yang sempurna. Dia begitu tinggi, tanpa cacat, dan sempurna baik secara fisik maupun karakter. Muka penuh dengan kebahagiaan. Namun mengapa kita saat ini sangat berbeda dengan gambaran mula-mula? Kita akan mempelajari lebih lanjut dalam artikel selanjutnya.