Pengharapan dan Semangat
[AkhirZaman.org] Kita tidak dapat berbuat apa-apa tanpa semangat dan ketabahan. Ucapkanlah kata-kata pengharapan dan semangat kepada orang miskin dan yang patah semangat. Kalau perlu berikanlah bukti nyata akan perhatianmu dengan menolong mereka bila mereka dalam keadaan kesulitan. Mereka yang sudah mendapat banyak keuntungan haruslah mengingat bahwa diri mereka sendiri masih bersalah dalam banyak hal, dan bahwa sangatlah menyakitkan bagi mereka bilamana kesalahan-kesalahan mereka itu diungkapkan dan terpampang di hadapan mereka keadaan buruk dari apa yang seharusnya mereka alami. Ingatlah bahwa kebaikan hati akan lebih berhasil daripada teguran. Sementara engkau mencoba mengajar orang lain, biarlah mereka melihat bahwa engkau menginginkan agar mereka mencapai standar yang paling tinggi, dan bahwa engkau bersedia menolong mereka. Jika mereka gagal dalam beberapa hal, jangan cepat-cepat mempersalahkan mereka.
Kesederhanaan, penyangkalan diri, penghematan, adalah pelajaran-pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari oleh orang miskin, yang sering nampak sulit dan tidak berkenan bagi mereka. Contoh dan roh dunia ini senantiasa menggerakkan dan memelihara kesombongan, sifat suka pamer, pemanjaan diri, boros dan malas. Kejahatan-kejahatan ini menyebabkan ribuan orang jadi miskin dan mencegah ribuan orang lainnya untuk bangkit dari kebejatan moral dan kemelaratan. Orang-orang Kristen harus mendorong semangat orang miskin supaya menolak pengaruh-pengaruh ini.
Yesus datang ke dunia ini dalam kerendahan hati. Ia dilahirkan dalam keadaan hina. Raja surga, Raja kemuliaan, dan Panglima bala tentara malaikat, Ia merendahkan Diri-Nya untuk menerima sifat kemanusiawian, kemudian Ia memilih satu kehidupan yang penuh dengan kemiskinan dan kehinaan. Ia tidak memiliki kesempatan yang tidak dimiliki oleh seorang miskin. Kerja keras, kesukaran, dan kemelaratan adalah bagian dari pengalaman-Nya sehari-hari. “Serigala mempunyai liang,” ujar-Nya, “dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lukas 9:58.
Yesus tidak mencari kekaguman atau pujian manusia. Ia tidak mempunyai pasukan militer. Ia tidak memerintah kerajaan duniawi. Ia tidak mencari kebaikan hati orang kaya atau orang terhormat di dunia ini. Ia tidak menuntut satu kedudukan di antara para pimpinan bangsa. Ia tinggal di antara rakyat jelata. Ia menganggap tidak ada garis pemisah antar golongan masyarakat. Ia tidak mempedulikan garis keturunan ningrat, kekayaan, bakat, pengetahuan, atau derajat.
Ia adalah Raja Surga, tetapi murid-murid-Nya tidak dipilih dari antara ahli-ahli hukum yang terpelajar, pejabat pemerintah, ahli taurat atau orang Farisi. Ia melangkahi orang-orang ini karena mereka menyombongkan diri dengan pendidikan dan kedudukan mereka. Mereka sudah mantap dengan tradisi dan ketakhyulan. Ia yang dapat membaca segala hati memilih para nelayan yang rendah hati yang rela diajar. Ia makan bersama pemungut cukai dan orang-orang berdosa, bergaul dengan rakyat jelata, bukan supaya menjadi rendah dan duniawi bersama mereka, tetapi dengan ajaran dan keteladanan hidup Ia mengajarkan prinsip-prinsip yang benar kepada mereka, dan mengangkat mereka dari keduniawian dan kemerosotan.
Yesus berusaha memperbaiki standar dunia yang palsu dalam menilai manusia. Ia mengambil tempat bersama orang miskin, agar Ia dapat mengangkat dari kemiskinan noda yang dunia telah mencapnya. Ia telah membuang dari padanya cemooh untuk selama-lamanya, dengan memberkati kaum miskin, yakni para pewaris kerajaan Allah. Ia menunjuk kepada jejak kaki-Nya sambil berkata: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Lukas 9:23.
Para pekerja Kristen harus mendatangi orang banyak di mana mereka berada, dan mendidik mereka, bukan dalam kesombongan, tetapi dalam pembangunan tabiat. Ajarkanlah kepada mereka bagaimana Kristus bekerja dan menyangkal diri-Nya. Bantulah mereka belajar dari Dia pelajaran penyangkalan diri dan pengorbanan. Ajarlah mereka supaya berhati-hati terhadap pemanjaan diri dalam mengikuti mode. Hidup ini terlalu berharga, sangat penuh dengan tanggungjawab yang serius dan suci untuk disia-siakan dalam menyenangkan diri.