Prinsip-prinsip Bisnis
[AkhirZaman.org] Firman Allah tidak menyetujui peraturan yang akan memperkaya satu golongan melalui penindasan dan penderitaan golongan lain. Dalam segala transaksi bisnis kita mengajarkan untuk menempatkan diri kita sendiri pada pihak mereka dengan siapa kita berurusan, agar tidak hanya memperhatikan kepentingan kita sendiri, tetapi juga kepentingan orang lain. Orang yang mau mencari keuntungan dari kemalangan orang lain demi menguntungkan diri sendiri, atau yang mencari keuntungan bagi diri sendiri melalui kelemahan atau ketidaksanggupan orang lain, adalah pelanggar prinsip-prinsip dan dasar-dasar firman Allah.
“Janganlah engkau memperkosa hak orang asing dan anak yatim; juga jangan engkau mengambil pakaian seorang janda menjadi gadai.” “Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam, sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pembalut kulitnya . . .pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab aku ini pengasih.” “Apabila kamu menjual sesuatu kepada sesama atau membeli dari padanya, janganlah kamu merugikan satu sama lain.” Ulangan 24:17; Keluaran 22:26, 27; Imamat 25:14.
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Matius 7:12
“Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan, mengenai ukuran, timbangan dan sukatan.” “Janganlah ada di dalam pundi-pundimu dua macam batu timbangan, yang besar dan yang kecil, janganlah ada di dalam rumahmu dua macam efa, yang satu besar dan yang kecil.” “Neraca yang betul . . . haruslah kamu pakai; Akulah TUHAN, Allahmu . . .” Imamat 19:35; Ulangan 25:13, 14; Imamat 19:36.
“Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah.” Mazmur 37:21
“Berilah nasihat, pertahankanlah hak, jadilah naungan yang teduh di waktu rembang tengah hari; sembunyikanlah orang-orang yang terbuang, janganlah khianati orang-orang pelarian! Biarkanlah orang-orang yang terbuang dari Moab menumpang padamu, jadilah tempat persembunyian baginya terhadap si pembinasa!” Yesaya 16:3, 4.
Rencana kehidupan yang diberikan Allah kepada orang Israel dimaksudkan sebagai satu pelajaran bagi umat manusia. Sekiranya prinsip-prinsip tersebut dijalankan sekarang ini, betapa dunia ini menjadi tempat yang berbeda!
Di dalam batas-batas alam yang luas ini masih ada tempat bagi yang menderita dan yang berkekurangan untuk membangun rumah. Dalam ribaan alam, masih ada sumber-sumber yang cukup untuk persediaan makanan bagi mereka. Jauh tersembunyi di kedalaman bumi terdapatlah berkat-berkat bagi semua orang yang mempunyai semangat dan kemauan serta ketekunan untuk mengumpulkan hartanya.
Pengolahan tanah, yaitu jenis pekerjaan yang diberikan Allah kepada manusia di Firdaus, membuka lapangan di mana ada kesempatan bagi banyak orang untuk memperoleh nafkah.
“Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang terbaik, diamlah di negeri dan berlakulah setia.” Mazmur 37:3.
Ribuan bahkan puluhan ribu orang yang seharusnya bekerja mengolah tanah tetapi berduyun-duyun ke dalam kota, menunggu kesempatan untuk memperoleh penghasilan yang kecil. Dalam banyak kasus, penghasilan ini tidak dibelanjakan untuk roti, tetapi diserahkan kepada penjual minuman keras untuk memperoleh sesuatu yang merusak tubuh dan jiwa.
Banyak orang menganggap pekerjaan itu membosankan, dan mereka mencoba mencari nafkah dengan akal bulus gantinya dengan usaha yang jujur. Keinginan untuk hidup tanpa bekerja ini membuka pintu kepada kemelaratan dan kedegilan serta kejahatan yang hampir tidak ada batasnya.