[AkhirZaman.org] Panggilan injil janganlah dipersempit maknanya atau disajikan hanya kepada orang-orang tertentu saja, yang kita anggap akan menghormati kita kalau mereka menerimanya. Pekabaran itu harus dibagikan kepada semua orang. Bila Allah memberkati anak-anakNya, pemberkatan itu bukanlah hanya bagi mereka sendiri, tetapi demi kebutuhan dunia ini. Ia mencurahkan karunia-Nya kepada kita agar kita bisa kembangkan dengan membagikannya.
Wanita Samaria yang bercakap-cakap bersama Yesus di Sumur Yakub itu segera membawa orang lain kepada-Nya setelah menemukan Juruselamat. Dia membuktikan dirinya sebagai seorang misionaris yang lebih efektif daripada murid-murid-Nya. Murid-murid tidak melihat di Samaria adanya tanda yang menunjukkan bahwa wilayah itu adalah daerah yang subur. Pikiran mereka tertuju kepada satu pekerjaan besar yang akan dilakukan di masa depan. Mereka tidak melihat bahwa di sekeliling mereka terdapat ladang yang siap dipanen. Tetapi melalui wanita yang mereka lecehkan itu seluruh penduduk kota diajak untuk mendengarkan Yesus. Dia segera memancarkan terang kepada warga kotanya.
Wanita ini melambangkan pekerjaan iman yang praktis di dalam Yesus. Setiap murid sejati dilahirkan ke dalam kerajaan Allah sebagai seorang misionaris. Begitu dia mengenal Juruselamat, dia segera merasa rindu untuk memperkenalkan orang lain kepada-Nya. Kebenaran yang menyelamatkan dan menyucikan itu tak dapat dikekang dalam hatinya. Dia yang meminum air hidup akan menjadi sumber kehidupan. Si penerima menjadi si pemberi. Anugerah Kristus dalam jiwa sama seperti mata air di padang belantara, memancar untuk menyegarkan semua orang, dan membuat mereka yang sedang binasa ingin meminum air hidup. Dalam melakukan tugas ini berkat yang lebih besar akan diterima, lebih besar daripada jika kita hanya menguntungkan diri sendiri. Dengan bekerja dalam menyebarkan kabar baik keselamatan itu kita dibawa lebih dekat kepada Juruselamat.
Tuhan mengatakan demikian tentang mereka yang menerima anugerah-Nya: “Aku akan menjadikan mereka dan semua yang di sekitar gunung-Ku menjadi berkat; Aku akan menurunkan hujan pada waktunya; itu adalah hujan yang membawa berkat.” Yehezkhiel 34:26.
“Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yohanes 7:37, 38
Mereka yang sudah menerima harus membagikannya kepada orang lain. Dari setiap penjuru berkumandang seruan minta tolong. Allah memanggil orang-orang untuk melayani sesamanya dengan senang hati. Mahkota kekal haruslah diraih; kerajaan surga harus didapatkan; dunia yang sedang binasa dalam kebodohan haruslah diterangi.
“Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai bersuka-cita bersama-sama.” Yohanes 4:35, 36
“Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu yang kuat, nyaringkanlah suaramu, janganlah takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: ‘Lihat, itu Allahmu!” Yesaya 40:9
Selama tiga tahun murid-murid berhadapan dengan contoh yang diberikan Yesus. Hari demi hari mereka berjalan dan berbicara dengan Dia, mendengar kata-kata penghiburan-Nya bagi orang yang lelah dan berbeban berat, dan menyaksikan kenyataan kuasa-Nya demi orang sakit dan yang tertindas. Ketika tiba waktu-Nya meninggalkan mereka, Ia memberikan kepada mereka anugerah dan kuasa untuk menjalankan pekerjaan-Nya dalam nama-Nya. Mereka ditugasi untuk memancarkan sinar injil-Nya, yaitu injil kasih dan penyembuhan. Juruselamat menjanjikan bahwa kehadiran-Nya senantiasa akan menyertai mereka. Melalui Roh Kudus Ia bahkan lebih dekat kepada mereka dibanding ketika Ia dapat dilihat berjalan di antara manusia.
Pekerjaan yang telah dilakukan murid-murid Yesus adalah juga yang harus kita laksanakan. Setiap orang Kristen haruslah menjadi seorang misionaris. Dengan rasa simpati dan belas kasihan kita harus melayani mereka yang memerlukan pertolongan sambil berusaha dengan kesungguh-sungguhan yang tidak mementingkan diri sendiri untuk meringankan penderitaan umat manusia.
Setiap orang akan menemukan sesuatu untuk dilakukan. Janganlah seseorang merasa bahwa tidak ada tempat di mana mereka dapat bekerja bagi Kristus. Juruselamat memperkenalkan diri-Nya pada semua lapisan masyarakat. Agar kita menjadi anggota keluarga surgawi, Ia menjadi anggota keluarga duniawi. Ia adalah Anak manusia, dengan demikian adalah seorang saudara bagi setiap turunan Adam. Para pengikut-Nya tidak perlu merasa terpisah dari dunia yang sedang binasa di sekeliling mereka. Mereka adalah sebagian dari jaringan kemanusiaan yang luas, dan surga memandang mereka sebagai saudara baik kepada orang berdosa sebagaimana kepada orang saleh.
Berjuta-juta manusia berada di dalam penyakit, kebodohan dan dosa, belum pernah mendengar tentang cinta Kristus bagi mereka. Sekiranya keadaan kita dan keadaanmu mereka saling bertukar, perlakuan apakah yang kita inginkan dari mereka? Semua ini, sejauh masih dalam kemampuan kita, harus kita lakukan bagi mereka. Peraturan hidup yang diberikan Kristus oleh mana kita masing-masing harus pertahankan atau gugur dalam penghakiman, adalah: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Matius 7:12
Dengan segala hal yang menguntungkan kita lebih dari orang lain, — apakah pendidikan dan kehalusan budi bahasa, keagungan tabiat, pendidikan Kristus atau pengalaman rohani — kita berutang pada mereka yang kurang beruntung; dan sejauh masih dalam kemampuan kita, haruslah kita lakukan bagi mereka. Jika kita kuat, kita harus menopang tangan yang lemah.
Malaikat-malaikat kemuliaan yang senantiasa menatap wajah Bapa di surga dengan gembira melayani anak-anak-Nya yang lemah. Malaikat-malaikat senantiasa hadir di mana mereka sangat dibutuhkan, bersama mereka yang bergumul mati-matian untuk mengalahkan diri sendiri, dan mereka yang berada dalam lingkungan paling menyedihkan. Jiwa-jiwa yang lemah dan gemetar yang memiliki banyak ciri tabiat yang bertentangan itulah tugas khusus mereka. Pelayanan yang dianggap rendah oleh hati yang mementingkan diri, yaitu melayani mereka yang sengsara dan yang dianggap rendah, itulah pekerjaan dari makhluk-makhluk suci dan tak berdosa yang turun dari surga.
Yesus tidak menganggap surga sebagai satu tempat yang diidam-idamkan sementara kita tersesat. Ia meninggalkan takhta surga dan menjalani kehidupan yang hina dan tertindas serta mengalami kematian yang memalukan. Ia yang kaya dalam ukuran surga menjadi miskin, agar dengan kemiskinan-Nya itu kita menjadi kaya. Kita harus mengikut jejak-Nya.
Orang yang menjadi anak Allah harus memandang dirinya sebagai mata rantai yang diulurkan untuk menyelamatkan dunia, satu dengan Kristus dalam rencana kemurahan-Nya, pergi bersama Dia untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.
Banyak orang merasa bahwa adalah satu kesempatan luar biasa untuk mengunjungi tempat-tempat dari kehidupan Yesus selama di bumi ini, berjalan di tempat yang Ia pernah jalani, memandang tepi danau di mana Yesus suka mengajar, serta bukit dan lembah yang biasa dipandangi Yesus. Tetapi kita tidak perlu pergi ke Nazaret, ke Kapernaum, ke Betania supaya mengikuti jejak Yesus. Kita akan menemukan jejak-jejak kaki-Nya di samping tempat tidur orang sakit, di tempat-tempat yang miskin, di tempat-tempat kumuh di kota-kota besar, dan di setiap tempat di mana ada hati manusia yang memerlukan penghiburan.
Kita harus memberi makanan kepada orang lapar, pakaian kepada orang yang telanjang, menghibur yang menderita dan tertindas. Kita harus melayani yang putus asa, dan memberi pengharapan kepada yang kecewa.
Kasih Kristus yang dinyatakan dalam pelayanan yang tidak mementingkan diri akan lebih berhasil mengubah pelaku kejahatan dibanding dengan ancaman pedang atau vonis pengadilan. Ini semua perlu untuk menimbulkan kengerian kepada para pelanggar hukum, tetapi misionaris yang penuh kasih sayang dapat melakukan lebih dari itu. Seringkali hati yang mengeras karena teguran akan luluh karena kasih Kristus.
Misionaris bukan hanya dapat mengobati penyakit jasmani, tetapi dia bisa menuntun orang berdosa kepada Tabib Agung itu yang dapat menyucikan jiwa dari kusta dosa. Melalui hamba-hamba-Nya, Allah merencanakan agar orang sakit, orang malang dan mereka yang dirasuk setan akan mendengar suara-Nya. Melalui perantara-perantara manusia Ia ingin menjadi penghibur yang belum pernah dikenal oleh dunia.
Juruselamat telah menyerahkan nyawa-Nya yang mulia itu untuk mendirikan sebuah gereja yang sanggup melayani orang yang menderita, yang bersedih dan tergoda. Satu kelompok orang percaya boleh saja menderita kemiskinan, kurang terdidik atau tidak dikenal; namun di dalam Kristus mereka akan melakukan satu tugas di rumah tangga, di tengah masyarakat, bahkan juga di “wilayah-wilayah terpencil,” yang hasilnya akan sepanjang masa kekekalan.
Kepada para pengikut Kristus zaman ini, begitu juga kepada murid-murid yang pertama, kata-kata ini disampaikan:
“Kepada-Ku telah diberikan kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku.” “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” Matius 28:19,20; Markus 16:15
Dan kepada kita juga diberikan janji kehadiran-Nya, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:20
Sekarang ini tidak ada rombongan banyak orang yang ingin tahu berkumpul di padang belantara karena ingin melihat dan mendengar Kristus. Suara-Nya tidak terdengar di jalanan yang sibuk. Tak ada yang berseru dari pinggir jalan, “Yesus orang Nazaret lewat.” Lukas 18:37. Namun pada masa ini kata-kata itu benar ada. Kristus berjalan di jalan-jalan raya tanpa kelihatan. Dengan pekabaran kemurahan Ia mengunjungi rumah-rumah kita. Dengan semua orang yang berusaha melayani di dalam nama-Nya, Ia menunggu untuk bekerjasama. Ia berada di tengah-tengah kita, menyembuhkan dan memberkati, jika kita menerima Dia.
“Beginilah firman TUHAN: “Pada waktu aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sepi sunyi, untuk mengatakan kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah!”
“Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: Allahmu itu Raja!” Yesaya 49:8; 52:7.
“Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab TUHAN telah menghibur umat-Nya, telah menebus Yerusalem. TUHAN telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus, di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah kita.” Yesaya 52:9,10.
Sumber: Hidup Yang Terbaik, bab 6.