“Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini.” Nehemia 1:11.
[AkhirZaman.org] Nehemia, orang Ibrani yang di negeri penawanan, menduduki posisi yang berpengaruh dan terhormat di istana Persia. Sebagai juru minuman raja, Nehemia diterima di hadapan raja, dan berdasarkan keakraban ini serta kemampuannya yang tinggi serta kesetiaan yang teruji, dia menjadi penasihat raja.
Nehemia adalah seorang pria dengan prinsip tinggi, integritas yang teguh, dan kebijaksanaan yang besar.
Di negeri yang tidak mengenal TUHAN itu, negeri yang dikelilingi oleh kemegahan serta semarak kerajaan, Nehemia tidak melupakan Tuhan nenek moyangnya atau orang-orang yang telah dipercayakan kebenaran TUHAN dengan nubuat-nubuat yang suci.
Martabat kedudukannya, tidak merenggut kesalehannya maupun kasihnya bagi saudara-saudara sebangsanya.
Nehemia tidak malu untuk memiliki hubungan yang baik dengan mereka dan kebenaran. Dia merasa bahwa dia harus menghormati kebenaran di semua tempat.
Nehemia tidak meminta maaf karena memegang Iman yang berbeda dari keyakinan orang-orang di istana Persia.
Hari-hari pencobaan dan penderitaan yang aneh telah tiba di kota yang dipilih. Para utusan dari Yehuda menggambarkan kepada nehemia kondisinya. Bait suci kedua telah dibangun, dan bagian-bagian dari kota itu dibangun kembali, namun kemakmurannya terhambat, pelayanan bait suci terganggu, dan orang-orang terus-menerus khawatir dengan fakta bahwa tembok-temboknya masih dalam reruntuhan dan gerbang-gerbangnya terbakar dengan api. Ibu kota Yehuda dengan cepat menjadi tempat yang sunyi, dan penduduk yang tersisa sangat pedih hati karena ejekan para penyerang mereka yang menyembah berhala, “dimanakah Allahmu?”
Jiwa patriot Ibrani diliputi oleh kabar jahat ini. Begitu besar kesedihannya sehingga Nehemia tidak bisa makan atau minum; dia “menangis, dan meratapi hari-hari tertentu, dan berpuasa.” Tetapi ketika luapan pertama kesedihannya berakhir, dia menyerahkan penderitaannya kepada Penolong yang pasti.
Catatan Alkitab mengatakan bahwa:
- Nehemia ”berdoa di hadapan Allah di Surga”. Ia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan.
- Nehemia tahu bahwa penderitaan yang menimpa Israel adalah akibat dari pelanggarannya, dan dengan rasa malu yang mendalam…
- Nehemia datang ke hadapan Tuhan untuk meminta pengampunan dan pembaruan perkenanan Ilahi.
- Dengan setia Nehemia mengaku dosa-dosanya serta dosa-dosa sebangsanya.
- Karena beriman akan janji Ilahi itu, Nehemia memohon belas kasihan surgawi agar Allah tetap membela umat-Nya yang bertobat, memulihkan kekuatan mereka, dan membangun kembali tempat-tempat tandus mereka. — Manuscript 58, 1903 .
— Christ Triumphant, 182. 1-6.—