[AkhirZaman.org] Tidak dapat disangkal bahwa dalam perjalanan kehidupan kerohanian, kita sering dan selalu menghadapi tantangan di mana setan menghalangi kita untuk mendapatkan kemenangan dalam perjuangan iman.
Peperangan yang besar adalah melawan diri sendiri. Jika kita menang dalam peperangan melawan diri sendiri, maka kita adalah lebih dari sekedar pemenang, karena dengan mengalahkan diri sendiri, kita telah mengalahkan setan dan sekutunya. Dengan kata lain inilah kemenangan terhadap setan dan dosa.
Adapun kejahatan itu muncul dan lahir dari diri kita sendiri, dari hati kita sendiri sebagai satu warisan yang perlu dikalahkan. Kita harus terus melawan faktor pertentangan ini yang disebut daging (flesh). Ini adalah bagian dari pengalaman Kristen sehari-hari sampai kepada kematian atau pemulihan.
Pertanyaan muncul: Bagaimanakah dosa itu dikalahkan dan bagaimana caranya berjuang melawan faktor yang bertentangan itu sampai kepada pemulihan, dan bagaimana caranya supaya kita bisa menang? Dalam Testimonies Vol. 5 halaman 513 berkata, “… Jika anda berjuang dalam perjuangan iman, dengan segenap kuasa kehendak yang anda miliki, anda akan menang.” Sangat jelas ilham yang Allah kemukakan bahwa yang pasti kita akan menang.
Ada dua syarat yang dikemukakan untuk kita menang. Pertama, perjuangan iman dan yang kedua adalah berjuang dengan segenap kuasa kehendak yang kita miliki. Mari kita melihat dan mempelajari lebih mendalam akan kedua persyaratan tersebut yang akan menghasilkan kemenangan.
Bagaimana kita berjuang dalam perjuangan iman? Untuk itu kita melihat dahulu dan tanyakan dalam diri kita sendiri, apakah iman itu? Dalam Ibrani 11:1 menyatakan bahwa iman adalah dasar segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Kemudian rasul Paulus mengemukakan lebih mendalam lagi tentang iman dengan mengutip tulisan dalam Alkitab Perjanjian Lama, yaitu Kejadian pasal 17 yang dikemukakannya dalam buku Roma 4:18-22. Abraham percaya kepada Allah dan hal itu diperhitungkan Allah kepadanya sebagai suatu kebenaran. Dalam bahasa Ibrani kata percaya berarti “Amman.” Ini adalah kata yang sama kita gunakan dan ucapkan dalam doa kita yaitu: “Amin.” Amin artinya terjadilah, biarlah itu terjadi. Ketika Abraham percaya kepada Allah, bagaimana tanggapannya terhadap firman Allah? Abraham mengatakan Amman (Amin) yang berarti biarlah firman Tuhan dan kehendak Tuhan yang terjadi, dan itulah yang diperhitungkan kepadanya sebagai suatu kebenaran.
Biarlah yang terjadi adalah kehendak Tuhan dalam kehidupan kita dan itulah iman yang menyelamatkan. Agar terwujud kehendak Allah dalam kehidupan kita maka kita harus memberikan tanggapan atas firman Tuhan yang disampaikan kepada kita dengan mengatakan Amin, yang berarti terjadilah sesuai dengan kehendak Tuhan, dan biarlah kehendak Tuhan saja yang terjadi dalam hidupku.
Apabila kita sudah serahkan kehidupan kita dengan melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki, maka kita dengan sendirinya tidak akan membiarkan dosa atau keinginan daging menguasai hidup kita. Jangan lupa, di dalam 2 Korintus 10:3, 4 mengemukakan bahwa, “Memang kami masih hidup di dunia tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.” Senjata itu adalah firman Allah yang hidup, atau pedang rohani.
Apabila kuasa Allah digabungkan dengan kemauan dan usaha kita untuk bersedia melakukan kehendak Allah, yaitu firman Allah yang hidup dan yang menghidupkan, maka pasti kita akan menang. Kita pasti akan menang bila kita berada di dalam Yesus Kristus. Dalam Filipi 4:13 berkata: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Yesuslah kekuatan kita. Amin.
(WAO)