[AkhirZaman.org] Prinsip yang terbesar yang diletakkan oleh Allah bagi kita adalah prinsip kasih. Kasih adalah sesuatu yang paling berkuasa di dunia ini, karena mencerminkan Allah sendiri. Allah adalah pengasih! Kasih Allah bekerja di dalam hati pria dan wanita. Dunia ini akan menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup, jikalau saja pria dan wanita memperhatikan kasih dalam setiap hubungan terhadap sesama manusia. Kasih mempunyai kuasa untuk membalut yang hancur, meluruskan yang bengkok, menyembuhkan yang sakit, baik badani maupun rohani.
Alkitab mengungkapkan tentang kasih dalam 1 Korintus 13:1-13. “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna….Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (ayat 1,2,13).
Kita telah melihat bagaimana kasih menyembuhkan baik badani dan juga rohani. Apakah saudara mengetahuinya? Ada beratus orang di dunia ini yang sedang mati karena kebutuhan akan kasih dalam hidup mereka, karena mengharapkan atau merindukan orang lain menunjukkan kasih pada mereka. Kasih diperlukan dalam hubungan hidup antara satu dengan yang lain. Binatang-binatang dan manusia memerlukan kasih dan mereka bereaksi terhadap kasih. Dalam Alkitab kita memiliki contoh bagaimana seseorang bereaksi terhadap kasih Allah.
Kasih Allah
Dari bermiliaran manusia yang pernah hidup di planet ini, hanya beberapa di antaranya yang Allah perkenalkan dengan cara yang istimewa. Antara lain ialah: Henokh berjalan bersama Allah (Kejadian 5:24), Abraham adalah sahabat Allah (Yakub 2:23), Daniel sangat dikasihi oleh Allah (Daniel 9:23; 10:11), Ayub adalah saleh dan jujur (Ayub 1:8). Julukan ini merupakan suatu pujian yang luar biasa yang Allah dapat berikan. Mereka adalah orang-orang top dalam kerohanian di zaman mereka. Namun, pujian yang tertinggi diberikan Allah justru kepada seseorang yang karakternya diragukan. Orang ini melanggar hampir semua Hukum Allah mulai dari hukum yang pertama hingga hukum kesepuluh, di antaranya adalah: (i) ia mengingini isteri orang lain, (ii) ia berzinah, (iii) ia berdusta, (iv) ia membunuh suami dari dari seorang wanita, (v) ia mencuri wanita tersebut dan mengambilnya sebagai miliknya, (vi) ia mempermalukan orang tuanya dan Allahnya. Orang tersebut tidak lain adalah Daud. Sekalipun dalam kehidupannya banyak melakukan pelanggaran, namun ia adalah seorang yang dipilih dan berkenan di hati Allah (1 Samuel 13:14).
Saya mau disebut seorang yang berjalan dengan Allah, atau sahabat Allah, atau yang sangat dikasihi Allah, atau seorang yang saleh dan jujur. Tetapi akan lebih baik untuk Allah mengatakan kepadaku, “Engkau adalah seorang yang berkenan di hati-Ku!” Itu adalah pujian yang tertinggi yang Allah dapat berikan kepada seseorang. Daud adalah seorang yang berkenan di hati Allah, karena ia telah bertobat, bukan karena ia berbuat zinah. Orang lain telah bertobat sebagaimana Daud, tetapi Allah tidak mengatakan apa-apa terhadap mereka. Mengapa demikian? Kita harus melihat lebih jauh. Pena inspirasi mengatakan, “Besar kejatuhan Daud, tetapi dalam pertobatannya, kasihnya sungguh-sungguh dan imannya teguh. Ia telah diampuni banyak dan itulah sebabnya kasihnya banyak” (Patriarchs and Prophets, p. 754).
Di dalam Perjanjian Baru ada kisah yang menarik tentang “Yesus diurapi oleh perempuan berdosa” Lukas 7:36-50. “Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepadanya: “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon: “Katakanlah, Guru.” “Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?”” (ayat 39-42). Maria Magdalena mengasihi banyak karena dia telah diampuni banyak. Demikian pula Daud mengasihi banyak karena dia telah diampuni banyak.
Daud bukanlah seorang yang berkenan di hati Allah oleh karena ia bertobat, melainkan melebihi dari pada itu, oleh karena dia mengasihi banyak. Daud mempunyai rencana dan impian seperti terungkap dalam Mazmur 132:3-5 yang berbunyi demikian: “Sesungguhnya aku tidak akan masuk ke dalam kemah kediamanku, tidak akan berbaring di ranjang petiduranku, sesungguhnya aku tidak akan membiarkan mataku tidur atau membiarkan kelopak mataku terlelap, sampai aku akan mendapat untuk TUHAN, kediaman untuk Yang Mahakuat dari Yakub.” Rencana dan impiannya disampaikan kepada nabi Natan seperti tertulis dalam 1 Tawarikh 17: 1-4. “Setelah Daud menetap di rumahnya, berkatalah ia kepada nabi Natan: “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut perjanjian TUHAN itu ada di bawah tenda-tenda.” Lalu berkatalah Natan kepada Daud: “Lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab Allah menyertai engkau.” Tetapi pada malam itu juga datanglah firman Allah kepada Natan, demikian: “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Bukanlah engkau yang akan mendirikan rumah bagi-Ku untuk didiami.” Dengan kata lain pada malam itu juga datanglah firman Allah melalui Natan, demikian, “Daud, engkau tidak dapat membangun rumah-Ku karena engkau adalah seorang laskar yang telah menumpaskan banyak darah.”
Kasih Yang Benar Mempengaruhi Orang Lain
Pernahkah anda memiliki sebuah impian dan kerinduan, tapi anda dapati hal itu tidak bisa menjadi kenyataan? Kasih yang benar bangkit atas semua kekecewaan. Daud merasa kecewa ketika Allah mengatakan, “Engkau tidak dapat membangun rumah-Ku.” Namun ia pergi kepada Tuhan dan berkata: “Saya tahu bahwa saya tidak dapat membangun rumah bagi-Mu, tetapi bolehkah saya diizinkan untuk membuat cetakan biru (blue print) sebagai master plan?” Dan Allah memberikan izin kepada Daud untuk membuat cetakan biru sebagai master plan dari bangunan tersebut yang merupakan bangunan yang paling megah yang pernah dibangun pada waktu itu. Bila kita mengasihi seperti apa yang dilakukan oleh Daud, kita akan bangkit dan keluar dari kekecewaan kita. Sesudah Daud menyelesaikan cetakan biru/master plan dia kembali kepada Allah dan berkata: “Bolehkah saya mengumpulkan bahan-bahan bangunan?” Dan Allah menjawab: “Engkau boleh melakukannya jika engkau mau.” Maka iapun melakukannya. Alkitab menuliskan, “Selanjutnya Daud menyediakan sangat banyak besi untuk pakupaku bagi daun pintu gerbang dan tupai-tupai, juga sangat banyak tembaga yang tidak tertimbang beratnya. Sesungguhnya, sekalipun dalam kesusahan, aku telah menyediakan untuk rumah TUHAN itu seratus ribu talenta emas dan sejuta talenta perak dan sangat banyak tembaga dan besi, sehingga beratnya tidak tertimbang; juga aku telah menyediakan kayu dan batu. Tetapi baiknya engkau menambahnya lagi.” (1 Tawarikh 22:3,14). Daud telah menyediakan bahan-bahan bangunan yang terbaik. Semua yang terbaik itu disiapkan untuk rumah Allah yang ia kasihi. Ia memberikan banyak karena kasihnya banyak.
Kasih yang benar atau kasih yang sejati selamanya merindukan untuk melakukan yang terbaik. Dan hal itu didemonstrasikan oleh perbuatan daripada hanya perkataan saja. Bila anda mengasihi Allah, tidak akan ada persoalan mengenai berapa sedikit yang anda berikan kepada-Nya. Anda mungkin akan berkata: “Berapa banyak yang saya dapat berikan kepada-Mu, Tuhan? Harta, talenta, waktu, kehidupan, dan lain-lain yang kumiliki?” Sebagaimana Daud selain telah mengumpulkan bahan-bahan bangunan yang terbaik seperti batu, kayu, besi, perak, emas, tembaga, dan lain-lain, juga telah membuat cetakan biru/master plan, serta memohon agar dibolehkan pula menyiapkan pekerja-pekerja ahli bangunan seperti pemahat (kayu, batu), tukang (kayu, batu), pandai (besi, emas, perak, dan tembaga) serta segala macam pekerjaan yang tak terhitung jumlahnya (1 Tawarikh 22:15,16). Orang yang memiliki rencana seperti ini atau tujuan seperti ini akan mempengaruhi orang lain. Kasih yang benar akan mempengaruhi orang lain. Pekerjaan bangunan tersebut dikerjakan dengan tepat dan teliti sehingga mata pisaupun tak dapat diletakkan di antara pahatan batu-batu tersebut. Kasih yang benar tidak saja memberikan yang terbaik serta bangkit dari kekecewaan, namun menjangkau ke luar mempengaruhi orang lain untuk mengasihi dan melakukan yang terbaik terhadap Allah juga.
Kasih Yang Benar Ditunjukkan Oleh Perbuatan Bukan Oleh Perkataan
Lalu Daud kembali lagi kepada Tuhan dan berkata: “Saya sudah terbiasa menyanyi untuk raja Saul, bolehkah saya menulis lagu yang akan dinyanyikan di Bait Suci dan menyediakan peralatan musiknya?” Apakah yang dapat dilakukan oleh Allah kepada seorang yang demikian? Tuhan bolehkah saya melakukan lagi? Ya, Tuhan, maukah Engkau izinkan saya melakukan lebih banyak lagi? Alkitab mencatat tentang para penyanyi demikian, “Selanjutnya untuk ibadah Daud dan para panglima menunjuk anak-anak Asaf, anak-anak Heman dan anak-anak Yedutun. Mereka bernubuat dengan diiringi kecapi, gambus, dan ceracap. Daftar orang-orang yang bekerja dalam ibadah ini ialah yang berikut. Mereka ini sekalian berada di bawah pimpinan ayah mereka pada waktu menyanyikan nyanyian di rumah TUHAN dengan diiringi ceracap, gambus dan kecapi untuk ibadah di rumah Allah dengan petunjuk raja. Demikianlah keadaan bani Asaf, Yedutun, dan Heman. Jumlah mereka bersama-sama saudara-saudara mereka yang telah dilatih bernyanyi untuk TUHAN – mereka sekalian adalah ahli seni – ada dua ratus delapan puluh delapan orang” (1 Tawarikh 25:1,6-7). Tidakkah anda tahu bahwa Daud lah yang menulis lagu-lagu yang digunakan sepanjang sejarahnya. Seseorang yang mengasihi Allah, mendedikasikan talentanya kepada Allah. Berikanlah yang terbaik kepada Tuhan, berikan kekuatan masa mudamu, yang terbaik dari waktumu, pemberianmu dan pelayananmu. Kita memiliki banyak talenta dan kesanggupan yang diminta oleh dunia dan dunia menginginkannya. Tapi bila kita mengasihi Allah, kita mau baktikan semuanya kepada-Nya. Kasih yang sejati memberikan yang terbaik kepada Tuhannya. Janganlah menjual talenta anda kepada Setan. Berikanlah kepada Allah dan Ia akan memberkatimu seperti Ia memberkati Daud. Olehnya Daud berkata: “Saya ingin supaya semua lonceng di menara berbunyi untuk Allah.”
Kasih Yang Benar Memberikan Segalanya
Daud menyediakan segalanya, mulai dari cetakan biru/master plan, bahan-bahan bangunan, pekerja-pekerja bangunan, sampai musik dan instrumennya disiapkan. Kemudian dia datang lagi kepada Tuhan dan berkata: “Tuhan saya mau berbuat lebih lagi. Saya ingin memberikan segalanya, sekalipun saya telah curahkan kasih sayangku ke rumah Tuhan.” Seperti halnya dalam Alkitab mengatakan: “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan” (Ulangan 6:5,6). Daud telah mencurahkan kasih sayangnya pada rumah Allah, karena ia mengasihi Allah, sang Pemilik rumah itu. Ia tidak mencurahkan kasih sayangnya pada susunan bata, batu, bangku, tata ruangan, dan sebagainya, melainkan pada sang Penciptanya. Dengan perkataan lain Daud mengatakan saya mau memberikan sebuah cek. “Dengan segenap kemampuan aku telah mengadakan persediaan untuk rumah Allahku, yakni emas untuk barang-barang emas, perak untuk barang-barang perak, tembaga untuk barang-barang tembaga, besi untuk barang-barang besi, dan kayu untuk barang-barang kayu, batu permata syaham dan permata tatahan, batu hitam dan batu permata yang berwarna-warna, dan segala macam batu mahal-mahal dan sangat banyak pualam. Lagipula oleh karena cintaku kepada rumah Allahku, maka sebagai tambahan pada segala yang telah kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri, tiga ribu talenta emas dari emas Ofir dan tujuh ribu talenta perak murni untuk menyalut dinding ruangan, yakni emas untuk barang-barang emas dan perak untuk barang-barang perak dan untuk segala yang dikerjakan oleh tukang-tukang. Maka siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan kepada TUHAN?” (1 Tawarikh 29:2-5). Tuhan berapa banyak lagi yang saya dapat berikan? Daud adalah seorang yang dekat dan berkenan di hati Allah karena demikianlah Allah itu.
Tuntutan Kasih
Bagaimanakah kita dapat mengasihi Allah yang kita tidak dapat lihat, jikalau kita tidak mengasihi tetangga kita yang kita lihat, yang kita jamah dan berhubungan dengan mana kita hidup bersama? Persoalannya bukanlah berapa banyak yang kita lakukan, tapi berapa banyak kasih yang kita berikan kepada sesuatu yang kita lakukan. Pekerjaan kasih adalah selamanya pekerjaan damai. Gantinya kematian dan dukacita, marilah kita membawa damai dan kesukaan bagi dunia. Kasih yang sejati tidak memperhitungkan, tapi dia hanya memberikan. Jikalau kita mau sungguh-sungguh mengasihi, kita harus belajar bagaimana mengampuni. Meskipun kita tidak dapat melakukan perkara-perkara yang besar, kita dapat melakukan perkara-perkara yang kecil dengan kasih yang besar. Dunia dewasa ini sedang lapar bukan saja akan roti, tetapi lapar akan cinta, lapar untuk diperlukan dan dipedulikan untuk dikasihi. Mother Teresa mengatakan; “Jikalau kita berdoa, kita akan percaya; jikalau kita percaya kita akan mengasihi; jikalau kita mengasihi, kita akan melayani.”
Pada waktu dewan surga berkumpul, semua malaikat ada di sana. Yesus mengumumkan bahwa Ia akan menebus manusia, dan Gibrail berkata: “Dapatkah kami membawa Engkau dengan kereta?” Dan Yesus menjawab: “Saya tidak berencana untuk pergi dengan cara demikian, tapi Gibrail, engkau dapat melakukan sesuatu. Ini adalah mahkota-Ku, engkau boleh letakkan itu di atas takhta-Ku yang kosong, engkau boleh menolong Aku membuka jubah kebesaran-Ku.” Kemudian saat Ia berdiri di hadapan malaikat surga, Ia melangkah ke tebing yang curam dan turun ke bumi sendirian, dan para malaikat menyaksikan Ia tiba di pangkuan kemanusiaan. Penjelmaan Yesus di dunia dan kematian Yesus di kayu salib guna menebus manusia yang berdosa adalah pemberian Allah yang terbesar. Segalanya yang dimiliki Allah yang terbaik dari surga telah diberikan bagi keselamatan kita. Rasul Paulus menuliskan: “Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Roma 8:32). Dengan perkataan lain surga mengosongkan sakunya! Allah sejak itu sudah memberikan pelayanan hingga sekarang.
Jadi, demikian pula dengan Daud, sekalipun besar kejatuhan Daud, namun pertobatannya sangat mendalam, kasihnya sungguh sejati dan imannya sangat teguh. Ia telah banyak diampuni, itulah sebabnya kasihnya banyak pula. Haruskah kita mengasihi sebanyak itu? Kasih yang sejati nyata dalam perbuatan daripada perkataan, sekiranya Allah menemukan seseorang yang demikian, maka Ia akan berkata: “Aku telah menemukan seorang yang berkenan di hati-Ku.”
-Pdt. Bobby J. Sepang, MA