[AkhirZaman.org] Yunus adalah salah seorang nabi di zaman Perjanjian Lama, dan kisahnya bisa dibaca di kitab Yunus yang hanya terdiri atas 4 pasal pendek. Apa yang kita ingat dari cerita nabi ini adalah bahwa dia pernah ditelan ikan besar selama tiga hari, lalu dimuntahkan keluar masih hidup.
Banyak orang menganggap ikan besar itu ikan paus, tapi Alkitab tidak spesifik menulis itu ikan paus, hanya ikan yang besar. Apa pun ikannya, itu suatu cerita yang fantastis. Bayangkan berada di dalam perut seekor ikan, selama tiga hari Yunus tidak mati, tidak hancur, ikannya juga tidak mati, dan akhirnya dia dimuntahkan keluar hidup-hidup. Cerita yang sangat tidak masuk akal. Seperti cerita yang dialami Gipetto, ayah Pinokio dalam cerita anak-anak.
Tetapi di Alkitab memang ada banyak cerita yang tidak masuk akal, misalnya kisah Tuhan menciptakan dunia dalam 6 x 24 jam, misalnya tembok kota yang runtuh hanya dengan tiupan terompet dan seruan, misalnya ular dan keledai yang bisa berbicara, misalnya orang yang dilemparkan ke tungku api tapi tidak terbakar, dan orang yang dimasukkan gua singa tapi tidak dimakan singa, misalnya orang diangkat ke Surga hidup-hidup, misalnya orang mati sudah 4 hari bisa bangkit, misalnya perawan yang bisa hamil dan melahirkan, dan masih banyak lagi. Semua cerita yang aneh-aneh ini jauh di luar jangkauan pemahaman kita bagaimana teknis terjadinya.
Tetapi karena semua yang tidak masuk akal ini tertulis di Alkitab, dan karena aku percaya bahwa Alkitab ini Firman Tuhan, yang ditulis di bawah bimbingan Roh Kudus, jadi walaupun tidak masuk akal, aku percaya itu benar. Dan seharusnya orang Kristen yang mengimani bahwa Alkitab itu Firman Tuhan, juga percaya apa yang tertulis di dalamnya itu benar.
Apa yang tidak masuk akal bagi manusia, bagi Tuhan tidak masalah, karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan bisa menciptakan mujizat apa saja.
Singkatnya cerita nabi Yunus ini demikian:
Menurut 2 Raja-raja 14:25, Yunus ini anak Amitai, lahir di Gat-hefer, di Israel utara, tidak jauh dari kota Nazaret. Dia hidup di zaman raja Jeroboam II, sekitar 750 BC.
Dia diutus Tuhan untuk memberikan peringatan kepada Niniwe, ibu kota Asyur supaya mereka bertobat, dengan ancaman Niniwe akan dihancurkan 40 hari lagi.
Tetapi karena Asyur adalah musuh Israel, kafir, dan mereka adalah bangsa yang kejam, Yunus tidak mau. Dia lebih senang Niniwe dibinasakan Tuhan saja.
Jadi Yunus melarikan diri dari tugasnya, dan naik kapal ke Tarsis. Tetapi Tuhan mendatangkan badai, dan kapal itu hampir tenggelam. Akhirnya Yunus dilemparkan ke laut.
Dan Yunus ditelan ikan besar. Setelah 3 haris di dalam perut ikan, Yunus dimuntahkan keluar di daratan.
Maka Yunus dengan terpaksa pergi ke Niniwe dan berkata di sana “40 hari lagi kota ini akan dibinasakan Tuhan!” Yunus tidak berkata, “Bertobatlah! Kalau tidak, 40 hari lagi kota ini akan dibinasakan Tuhan!” Jadi sampai saat itu pun Yunus masih tidak ikhlas Niniwe boleh selamat. Setelah dia menyampaikan ancaman Tuhan, dia pergi ke bagian timur kota itu, duduk di bawah sebuah pondok sambil menunggu, ingin menyaksikan bagaimana nanti Tuhan menghancurkan kota itu.
Ternyata reaksi Niniwe di luar dugaan Yunus. Dikatakan di Alkitab, mulai dari raja hingga hewan-hewannya semua berpuasa dan bertobat, dan Tuhan mengampuni mereka, sehingga ancaman Tuhan akan menghancurkan kota itu pun batal. Yunus marah kepada Tuhan karena pembatalan tersebut. Egonya sangat besar. Dia merasa dilecehkan karena apa yang dikatakannya kepada penduduk Niniwe ternyata tidak terjadi.
Tetapi Tuhan berhasil meyakinkan dia bahwa keselamatan manusia itu lebih penting daripada menghancurkan kota itu. Kisahnya berakhir sampai di sana.
Jadi kalau kita lihat, Yunus ini sejak awal sudah tidak menghendaki Niniwe selamat. Tidak ada cerita tentang sepak terjang Yunus yang lain sebelum dan sesudah episode Niniwe ini. Tetapi di 2 Raja-raja 14:25, dia disebut “nabi”, dan kita lihat dari kisahnya itu dia bisa bercakap-cakap dengan Tuhan, Tuhan tidak bercakap-cakap dengan sembarang orang, berarti sejelek-jeleknya Yunus, dia masih jauh lebih baik daripada orang biasa lainnya, yang pasti jauh lebih baik daripada kita. Dan sekitar 750 tahun kemudian, di Matius pasal 12, Yesus menyebut nama Yunus. Dan Yesus tetap menyebutnya “nabi”. Berarti nabi Yunus ini tetap nabi sampai akhir hayatnya, dan karena Yesus menyebutnya, berarti namanya tercantum di dalam Kitab Kehidupan (kitab Alhayat). Kita lihat Matius pasal 12:
12:39 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
12:40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.
12:41 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!
Mengapa Tuhan meninggalkan kisah Yunus ini bagi generasi-generasi berikutnya? Karena kalau kita melihat secuplik kitab Yunus yang cuma 4 pasal itu, kesan pertama kita adalah, Yunus ini bukan nabi yang baik. Dia seorang pemberontak, egonya besar, dia menghakimi Niniwe mendahului Tuhan, dia membenci musuhnya, dia tidak patuh kepada Tuhan, disuruh ke Niniwe dia malah melarikan diri ke arah yang sebaliknya, sudah ditelan ikan besar pun dia belum mendusin, disuruh menobatkan kota itu dia tidak menyampaikan pekabaran supaya mereka bertobat tetapi hanya menyampaikan ancaman Tuhan bahwa 40 hari lagi Niniwe akan dibinasakan Tuhan, dan pada waktu Niniwe bertobat dan Tuhan membatalkan niatNya menghancurkan kota itu, bukannya dia gembira tetapi dia marah kepada Tuhan karena ancamannya terbukti tidak digenapi Tuhan. Jadi tidak ada yang positif yang bisa kita tiru dari sikap/tindakan nabi Yunus ini. Mengapa kisah yang tidak patut dicontoh ini disuruh Tuhan tulis di Alkitab?
Ternyata ada beberapa poin yang bisa dipelajari dari kisah ini, yang bermanfaat bagi generasi-generasi yang kemudian, termasuk kita.
1. Kisah itu menyadarkan kita bahwa kita tidak selalu tahu apa yang kita anggap kita tahu. Pengetahuan kita terbatas. Kita melihat Yunus sebagai nabi yang tidak baik, tapi Tuhan memakai dia karena Tuhan tahu isi hatinya. Dan terbukti setelah lewat 750 tahun, Yesus Kristus justru menyebut namanya, dan kenabiannya.
2. Kisah itu juga mengingatkan bahwa menghakimi hanya berdasarkan apa yang kita lihat, tidaklah tepat. Yunus sudah menghakimi Niniwe sebagai sesuatu yang tidak bisa diselamatkan. Tetapi ternyata mereka bertobat, dan Tuhan menyelamatkan mereka.
3. Bahwa Tuhan ternyata mengasihi orang kafir. Ada banyak buktinya di Alkitab, dan ini salah satunya. Asyur adalah musuh Israel yang umat pilihan Tuhan, tetapi walaupun demikian, Tuhan mengasihi bangsa Asyur. Tuhan tidak menutup kesempatan selamat bagi Niniwe, walaupun mereka kafir. Berikutnya jika kita bertemu dengan orang yang tidak percaya Tuhan, jangan cepat-cepat menganggap mereka tidak punya harapan selamat. Tuhan tidak putus asa.
4. Dan yang tidak kalah pentingnya, kisah pekabaran Yunus ini ditinggalkan Tuhan menjadi tipe/simbol dari pekabaran Yesus supaya generasi di zaman Yesus menjadi awas. Itulah sebabnya mengapa Yesus menyebutnya. Tetapi ternyata orang Yahudi di zaman Yesus tidak mengerti.
Mari kita bahas poin ke-4 ini dengan lebih mendetail.Yesus menyebut bahwa episode Yunus ini sebagai “tanda nabi Yunus”. Suatu tanda itu tentunya menunjuk kepada sesuatu, bukan? Dalam hal ini “tanda nabi Yunus” menunjuk kepada apa? Pekabaran Yunus kepada Niniwe merupakan tipe/simbol dari pekabaran Yesus kepada orang Yahudi.
Berapa lama Yunus berada di dalam perut ikan? 3 hari 3 malam.
Berapa lama Yesus berada di dalam perut bumi? 3 hari 3 malam.
Maka pengalaman nabi Yunus merupaka tipe/simbol pengalaman Yesus, terbenam dan pada hari ketiga muncul kembali. Note: Orang Yahudi menghitung 1 hari itu tidak harus 24 jam, sebagian dari hari itu sudah mewakili dan dihitung sebagai satu hari. Misalnya:
Kita tahu bahwa perhitungan hari yang baru di zaman Alkitab, adalah pada saat matahari terbenam. Jadi saat matahari terbenam, itu adalah hari yang baru, bukan pada pukul 00:00 seperti kita sekarang. Maka:
* Yesus mati pukul 3 siang hari Jumat ~ walaupun sekitar 3 jam lagi sudah matahari terbenam (ganti hari), tetapi 3 jam itu tetap dihitung 1 hari.
* Hari Sabtu/Sabat 24 jam penuh Yesus berada di dalam kubur ~ 1 hari.
* Yesus bangkit sebelum fajar hari Minggu ~ kita tidak tahu tepatnya pukul berapa, tetapi yang pasti hari Minggu itu baru berakhir pada saat matahari terbenam, tetapi walaupun Yesus bangkit sebelum fajar, berarti hari itu baru berjalan beberapa jam, itu sudah dihitung 1 hari.
Maka dikatakan Yesus bangkit 3 hari setelah kematianNya, artinya lewat 3 hari yang berbeda, bukan 3 x 24 jam. Sering di zaman itu istilah “satu hari” disebut juga “satu hari satu malam”, tetapi itu tidak harus 24 jam.
Ada contoh lain di Kisah 10, tentang Kornelius. Baca mulai ayat 1.
* Jam 3 petang, dia mendapat penglihatan seorang malaikat Tuhan. (ay. 3) = hari pertama.
* Keesokan harinya orang suruhan Kornelius tiba di tempat Petrus, Petrus mempersilakan mereka bermalam di rumahnya (ay. 23) = hari kedua.
* Keesokan harinya mereka berangkat ke tempat Kornelius (ay. 23) = hari ketiga.
* Hari berikutnya mereka baru tiba di tempat Kornelius (ay. 24) = hari keempat.
Di ayat 30, Kornelius berkata “Empat hari yang lalu” dia mendapat penglihatan itu.
Jadi 4 hari itu jelas bukan 4 x 24 jam, tapi 4 hari yang berbeda.
Sekarang, kita kembali ke pekabaran Yunus. Pekabaran Yunus merupakan tipe/simbol dari pekabaran Yesus kepada orang Yahudi. Berapa lama waktu yang diberikan Tuhan kepada Niniwe? 40 hari. Jika tidak bertobat, maka Niniwe akan dibinasakan. Seluruh kota Niniwe menerima pekabaran nabi Yunus, mereka bertobat, maka tidak jadi dihancurkan.
Bagaimana dengan pekabaran Yesus kepada orang Yahudi?
Apakah orang Yahudi sebagai suatu bangsa menerima pekabaran Yesus? Apakah mereka bertobat? Tidak. Orang Yahudi tidak menerima pekabaran Yesus. Mereka malah menyalibkan Yesus. Maka sebagaimana amaran (warning) yang diberikan kepada Niniwe bahwa mereka akan dihancurkan, maka Yerusalem pun menerima amaran (warning) yang sama. Tetapi hukumannya bukan setelah 40 hari, karena 40 hari Niniwe merupakan tipe/simbol bagi Yerusalem. Dan sebagai simbol berlaku ketentuan 1 hari simbol = 1 tahun literal seperti yang ditentukan Tuhan di Bilangan 14:34
“Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, SATU HARI DIHITUNG SATU TAHUN…” Maka hukuman bagi Yerusalem baru jatuh 40 tahun kemudian. Dan tepat 40 tahun setelah penyaliban Yesus, di tahun 70, datanglah tentara Roma menghancurkan seluruh Yerusalem, dan meratakan Bait Sucinya. Ada banyak peristiwa di dalam Alkitab yang adalah tipe/simbol untuk kejadian yang serupa di zaman yang akan datang, misalnya:
Pengangkatan Elia merupakan tipe/simbol pengangkatan umat Tuhan pada saat kedatangan Yesus yang kedua. Mereka bakal diangkat seperti Elia, tanpa mengalami kematian lebih dahulu.
Sedangkan pengangkatan Musa merupakan tipe/simbol pengangkatan umat Tuhan yang sudah mati tetapi dibangkitkan pada saat kedatangan Yesus yang kedua.
Sebaliknya penghancuran Yerusalem di tahun 70 merupakan tipe/simbol penghancuran dunia menjelang kedatangan Kristus yang kedua.
Kisah yang dialami Daniel di gua singa merupakan tipe/simbol apa yang akan terjadi pada akhir zaman ketika kekuasaan sipil bersatu dengan kekuasaan gereja.
Kisah Nebukadnezzar mendirikan patung dan memaksa patung itu disembah oleh semua merupakan tipe/simbol yang akan terjadi pada akhir zaman ketika binatang di Wahyu 13 mendirikan “patung” dan memaksa semua orang menyembah patung itu. Dan masih banyak lagi yang lain. Jadi, dengan mempelajari kisah-kisah di Alkitab, kita bisa mendapatkan banyak pelajaran rohani. Terutama sehubungan dengan penghakiman Tuhan. Ada banyak tipe/simbol yang bisa kita peroleh yang bisa kita pakai sebagai pedoman ke depan. Karena itu jangan menganggap remeh segala kisah yang tertulis di Alkitab, walaupun itu tidak masuk logika kita, tetapi itu diberikan Tuhan kepada umatNya untuk dipelajari dan dipakai sebagai pedoman.
Selamat menggali.
S.Mara Gd