Kegunaan Pekerja Allah Bergantung Pada Selera yang Dikuasai
[AkhirZaman.org] Paparkanlah di hadapan bangsa itu pentingnya menolak penggodaan pemanjaan selera. Dalam hal inilah banyak orang yang gagal. Terangkan betapa erat hubungan tubuh dengan pikiran, dan tunjukkan betapa penting memelihara keduanya dalam kondisi puncak. Semua orang yang memanjakan selera membuang tenaga tubuh dan melemahkan kuasa moral. Mereka lambat laun akan merasakan akibat pelanggaran hukum fisik.
Kristus menyerahkan nyawanya untuk membayar penebusan orang-orang berdosa. Penebus dunia mengetahui bahwa pemanjaan selera membawa kelemahan pada tubuh dan mematikan daya pikir sehingga perkara-perkara suci dan abadi tak dapat dibedakan. Dia tahu bahwa pemanjaan diri itu berarti menyelewengkan kuasa moral. Kebutuhan manusia yang utama, ialah pertobatan dalam hati dan pikiran dan jiwa, dari kehidupan pemanjaan diri kepada kehidupan penyangkalan diri dan pengorbanan diri. Kiranya Allah menolong engkau sebagai hamba Nya untuk membujuk para pendeta dan membangunkan jemaat yang sedang tertidur. Biarlah usahamu selaku dokter dan pendeta dapat bekerja sama. Untuk inilah maka sanitarium kita didirikan, untuk mengkhotbahkan kebenaran dan pertarakan yang benar….
Sebagai satu bangsa kita perlu mengadakan reformasi khususnya kepada para pendeta dan guru, mereka perlu mengadakannya. Kepada pendeta, dan ketua-ketua daerah: kegunaanmu selaku pekerja-pekerja Allah di dalam tugas menyembuhkan jiwa-jiwa yang sedang binasa, tergantung banyak pada kemajuanmu dalam mengalahkan selera. Kalahkanlah keinginan untuk pemuasan selera, jikalau engkau lakukan ini maka nafsumu dengan mudah dapat dikendalikan. Maka kuasa mental dan moralmu akan lebih kuat. “Dan mereka mengalahkan dia dengan darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian mereka.”
Ajakan Kepada Seorang Teman Sekerja
Allah telah memilih untuk melakukan pekerjaan Nya, dan apabila engkau bekerja dengan hati-hati, bijaksana, serta mengendalikan kebiasaan makanmu dengan pengetahuan dan akal sehat, maka engkau akan mengalami waktu-waktu yang gembira dan menyenangkan daripada apabila engkau bertindak dengan tidak bijaksana.
Injaklah pedal remmu, tahanlah seleramu oleh pengawasan yang ketat, kemudian serahkanlah dirimu dalam tangan Allah. Perpanjanglah hidupmu oleh pengawasan secara saksama atas dirimu.
Mereka yang bekerja dalam penyampaian pekabaran terakhir kepada dunia, satu pekabaran yang menentukan nasib jiwa-jiwa, harus mengamalkan dalam kehidupan mereka kebenaran yang mereka khotbahkan kepada orang lain. Mereka harus menjadi contoh kepada bangsa itu dalam cara makan, cara minum, dan di dalam percakapan dan perangai. Kegelojohan, pemanjaan nafsu kebinatangan, dan dosa-dosa keji semuanya tersembunyi di bawah jubah kesalehan oleh banyak orang yang mengaku wakil Kristus di dunia. Banyak orang yang memiliki kesanggupan alamiah tetapi ternyata pekerjaan mereka tidak dilaksanakan separuh dari yang seharusnya mereka dapat lakukan kalau bertarak dalam segala hal. Pemanjaan selera dan nafsu menggelapkan pikiran, mengurangi tenaga fisik dan melemahkan kuasa moral. Pemikiran mereka tidak jernih. Kata-kata mereka tidak diucapkan dengan kuasa karena tidak dihidupkan dengan Roh Allah agar dapat menjamah hati pendengar.
Sementara nenek moyang kita yang pertama kehilangan taman Eden karena pemanjaan selera, satu-satunya harapan kita untuk memperoleh Eden kembali adalah dengan penyangkalan selera dan nafsu dengan ketat. Makanan sederhana dan pengendalian semua nafsu itu akan memelihara, intelek dan memberikan kekuatan mental dan moral untuk menyanggupkan manusia dalam menempatkan sifat-sifatnya di bawah pengendalian kuasa yang lebih tinggi, dan membedakan yang benar dari yang salah yang suci dari yang biasa. Semua orang yang merasakan pengorbanan Kristus, dalam meninggalkan istananya di surga dan datang ke bumi ini agar Dia dengan kehidupan Nya sendiri dapat menunjukkan bagaimana melawan penggodaan, akan dengan girang menyangkal diri dan memilih untuk menjadi pewaris penderitaan Kristus.
Takut akan Tuhan itulah permulaan segala hikmat. Mereka yang telah menang sebagaimana Kristus telah menang, perlu senantiasa melindungi diri dari serangan pencobaan setan. Selera dan nafsu harus dibatasi di bawah pengendalian hati nurani yang benar, agar intelek tidak rusak, daya pikir jernih dan dengan demikian pekerjaan setan dengan semua jeratnya jangan dianggap bersumber dari Allah. Banyak orang menginginkan upah terakhir dan kemenangan yang akan diberikan kepada para pemenang tetapi tidak rela menanggung beban berat, masalah pribadi, penyangkalan diri, sebagaimana telah dilakukan oleh Penebus mereka. Hanya oleh penurutan dan usaha yang berkesinambungan maka kita dapat menang sebagaimana Kristus sudah menang.
Kuasa pengendalian selera akan membuktikan keruntuhan beribu-ribu orang. Apabila mereka menang dalam hal ini, mereka akan memiliki kuasa moral untuk meraih kemenangan atas setiap pencobaan setan. Tetapi mereka yang menjadi hamba selera akan gagal dalam penyempurnaan tabiat Kekristenan. Pelanggaran manusia yang terus-menerus selama enam ribu tahun telah membawa penyakit, rasa sakit, dan kematian sebagai buahnya. Dan sementara kita mendekati akhir zaman, pencobaan setan tentang pemanjaan selera akan lebih berkuasa dan lebih sulit untuk dikalahkan.
Hubungan Kebiasaan Dengan Penyucian
Mustahil bagi siapapun untuk menikmati berkat penyucian sementara mereka bersifat rakus dan mementingkan diri. Orang-orang seperti ini meraung di bawah beban kelemahan karena kebiasaan-kebiasaan salah dalam hal makan dan minum, yang menginjak-injak hukum alam dan kesehatan. Banyak orang melemahkan alat pencernaannya dengan pemanjaan selera yang salah. Kuasa manusia itu ajaib karena dapat menolak penyalahgunaannya; tetapi kebiasaan Allah yang berkesinambungan dalam hal makan dan minum yang terlalu banyak itu akan melemahkan setiap fungsi tubuh. Biarlah orang-orang lemah seperti ini menyadari jikalau mereka hidup bertarak, betapa hebat keadaannya dalam meningkatkan kesehatan bukannya menyalahgunakannya. Dalam pemuasan selera dan nafsu yang salah, orang-orang yang mengaku Kristen pun melumpuhkan alam di dalam pekerjaannya dan mengurangi kuasa fisik, mental dan moral. Sebagian yang melakukan hal ini mengaku disucikan Allah; tetapi pengakuan seperti itu tidak mempunyai landasan….
“Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di mana hormat yang kepada-Ku itu? jika Aku ini tuan di manakah takut yang kepada Ku itu? firman Tuhan semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama Ku. Tetapi kamu berkata: ‘dengan cara bagaimanakah kami menghina nama Mu?’ Kamu membawa roti cemar ke atas mezbahku, tetapi berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?’ Dengan cara menyangka: ‘Meja Tuhan boleh dihinakan!’ Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu apakah dia berkenan kepadamu apa lagi menyambut engkau dengan baik? Firman Tuhan semesta, alam. . . . Kamu membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan yang sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman Tuhan.”
Marilah kita memperhatikan dengan teliti semua amaran dan tegoran. Kalaupun itu ditujukan kepada Israel zaman dulu, itu yang berlaku kepada umat Allah zaman ini. Kita harus memperhatikan ucapan rasul sebagai ajakan kepada saudara- saudaranya, untuk mempersembahkan tubuh mereka dengan rahmat Allah sebagai “Satu korban yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada Allah.” Inilah penyucian yang benar. Itu bukanlah hanya teori atau emosi atau bentuk kata-kata, tetapi satu prinsip, yang aktif dalam memasuki kehidupan sehari-hari. Hal ini menuntut bahwa kebiasaan makan, minum dan cara berpakaian kita, dilakukan begitu rupa sehingga dengan memelihara kesehatan fisik, mental dan moral, kita boleh mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan, bukan satu persembahan yang dicemari oleh kebiasaan buruk yang busuk, tetapi sebagai “Satu persembahan yang hidup, yang suci, dan berkenan kepada Allah.”
Janganlah seorang yang mengaku saleh menganggap sepele akan kesehatan tubuh, dan memuji diri mereka sendiri bahwa ketidakbertarakan bukan dosa, dan itu tidak akan mempengaruhi kerohanian mereka. Ada hubungan erat antara tubuh dan moral.
Diperlukan Penegasan Tabiat
Untuk menyangkal selera, kita memerlukan penegasan tabiat karena kekurangan penegasan ini, maka orang banyak sudah mengalami keruntuhan. Banyak orang yang lemah, loyo, gampang terpengaruh, gagal menjadi manusia seperti yang dikehendaki Allah. Mereka yang kekurangan penegasan tabiat, tidak dapat maju dalam usaha mengalahkan pencobaan sehari-hari. Dunia penuh dengan orang-orang yang bermental lemah, tidak bertarak dan mabuk. Betapa sukar bagi mereka untuk menjadi orang Kristen yang murni.
Apakah yang dikatakan oleh misionari Penyembuh itu? “Setiap orang yang mau mengikut Aku harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Adalah pekerjaan setan untuk menggoda manusia agar menggoda yang lain. Dia berusaha mempengaruhi manusia supaya bekerja sama dengan dia dalam tugas penghancuran dunia. Dia berusaha memimpin mereka supaya menyerahkan diri sepenuhnya kepada pemanjaan selera dan juga kepada hiburan dan kebodohan yang secara alamiah digandrungi manusia tetapi firman Allah melarangnya dengan tegas. Mereka akan digolongkan sebagai pembantu-pembantunya, yang bekerja baginya untuk memusnahkan citra Allah di dalam manusia.
Banyak orang terjerat di dalam penggodaan penguasa dan kuasa. Mereka menjadi hamba selera sehingga mengalami kemerosotan moral. . . . “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh daripada Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Mereka yang tetap menyadari bahwa mereka yang berdiri dalam hubungan ini kepada Allah, tidak akan memasukkan ke dalam perutnya sesuatu yang memuaskan selera dan yang merusak alat pencernaan. Mereka tidak akan merusak milik Allah dengan memanjakan kebiasaan yang tidak baik dalam hal makan, minum dan berpakaian. Mereka akan menjaga mesin tubuhnya dengan sangat berhati-hati dengan kesadaran bahwa mereka harus melakukan ini supaya dapat bekerja bersama dengan Allah. Adalah kehendak Nya agar manusia tetap sehat, gembira dan berguna. Tetapi untuk menjadi seperti itu, mereka harus menempatkan kemauan mereka di pihak kemauan Allah.
Pencobaan yang menipu yang telah mengikuti nafsu daging, keinginan mata dan kesombongan hidup, semuanya akan dihadapi dari segala segi. Mempraktekkan prinsip yang teguh, dan penguasaan selera dan nafsu, dalam nama Yesus Pemenang itu, adalah satu satunya yang membawa kita dengan selamat mengarungi hidup ini.
Sia-sia Usaha Reformasi Secara Bertahap
Apabila seseorang berusaha menghibur diri dalam hal penggunaan minuman keras dan tembakau, biasanya dia akan berkata: Aku akan meninggalkannya secara bertahap. Tetapi setan ketawa mendengar keputusan seperti itu. Dia berkata: Dia ini aman dalam kuasaku. Saya tidak meragukannya dalam hal ini. Tetapi setan tahu bahwa dia tidak mempunyai kuasa atas orang, yang kalau digoda orang berdosa, mempunyai kekuatan moral untuk mengatakan: Tidak! dengan tegas dan positip. Orang seperti itu telah memutuskan hubungannya dengan sijahat. Selama dia berpegang kepada Yesus Kristus, dia akan selamat. Dia berdiri di mana malaikat surga berhubungan dengannya dan memberikan kuasa moral kepadanya untuk mengalahkannya.