MAKANAN DAN KESEHATAN (3)

makan-salad1 Copy

[AkhirZaman.org] Makanan tidak boleh dimakan terlalu panas atau terlalu dingin. Kalau makanan itu dingin, tenaga lambung yang vital tersedot untuk menghangatkan makanan itu sebelum pencernaan berlangsung. Minuman dingin pun berbahaya karena alasan yang sama; sedangkan minuman panas melemahkan alat pencernaan. Sesungguhnya, lebih banyak cairan diminum waktu makan, lebih sukar makanan itu dicerna, karena cairan itu harus diserap lebih dulu sebelum proses pencernaan dimulai. Jangan makan banyak garam, hindari acar dan makanan yang banyak bumbunya, makanlah banyak buah-buahan, maka iritasi karena terlalu banyak minum pada waktu makan umumnya akan hilang.

Makanan harus disantap perlahan-lahan dan harus dikunyah dengan seksama. Itu perlu agar air liur bercampur dengan makanan itu dan cairan pencernaan digiatkan.

Kejahatan serius lainnya ialah makan bukan pada waktunya, misalnya setelah berolah raga berat atau berlebihan, ketika seseorang sangat letih atau kepanasan. Segera setelah makan terjadi aliran kuat pada tenaga saraf; dan apabila pikiran atau tubuh bekerja berat dekat sebelum atau sesudah makan, maka proses pencernaan terhalang. Apabila seseorang sedang gembira, cemas, atau tergesa-gesa, lebih baik jangan makan dulu sampai sudah tenang dan lega.

Lambung sangat erat hubungannya dengan otak; dan ketika lambung sakit maka kemampuan saraf dikerahkan dari otak untuk membantu alat pencernaan yang menjadi lemah. Apabila tuntutan seperti ini terlalu sering terjadi, otak menjadi macet. Bila otak terus-menerus bekerja terlalu berat, lalu kurang bergerak badan, makanan yang sederhana pun harus sedikit yang dimakan. Pada waktu makan, buanglah semua kesusahan dan pikiran yang cemas; janganlah merasa tergesa-gesa, tetapi makanlah dengan tenang dan senang, dengan hati yang dipenuhi rasa syukur kepada Allah atas segala berkat-Nya.

Banyak orang yang tidak lagi makan daging dan rupa-rupa makanan berbahaya lainnya berpendapat bahwa karena makanan mereka sederhana dan menyehatkan, mereka boleh memanjakan selera tanpa batas, lalu mereka makan berlebihan, kadang-kadang dengan rakus. Ini adalah sesuatu yang salah. Alat-alat pencernaan tidak boleh dibebani dengan jumlah atau mutu makanan yang memberi beban kepada tubuh untuk menyesuaikannya.

Adat-istiadat menentukan bahwa makanan harus disajikan di meja makan secara berurutan. Karena tidak tahu jenis makanan apa berikutnya, maka seseorang bisa makan agak banyak makanan yang mungkin tidak cocok untuknya. Waktu makanan terakhir disajikan, sering dia makan melampaui batas, lalu melahap makanan pencuci mulut yang menggoda, yang menurut pemikirannya semua itu baik baginya. Kalau semua makanan yang direncanakan untuk sekali makan disajikan di atas meja sejak awal, seseorang akan mendapat kesempatan untuk memilih yang terbaik baginya.

Kadang-kadang akibat dari terlalu banyak makan langsung terasa. Pada kasus lain tidak ada rasa sakit; tetapi alat-alat pencernaan telah kehilangan tenaga vitalnya, dan dasar kekuatan fisik dirongrong.

Kelebihan makanan itu membebani tubuh sehingga membuat keadaan tubuh jadi sakit dan demam. Lambung memerlukan jumlah darah yang lebih banyak sehingga kaki dan tangan cepat terasa dingin. Alat-alat pencernaan mendapat tugas berat, dan setelah organ-organ ini selesai bekerja, maka timbullah perasaan lesu atau pusing. Sebagian orang yang terus makan terlalu banyak akan menyebut perasaan itu sebagai rasa lapar; tetapi itu disebabkan oleh kerja berat alat pencernaan. Kadang-kadang otak terasa tumpul dengan kemunduran kemampuan fisik atau mental.

Gejala-gejala yang tidak menyenangkan ini terasa karena alam telah melaksanakan tugasnya dengan membuang tenaga vital yang tidak perlu sehingga benar-benar kehabisan tenaga. Lambung itu memohon, “Berilah saya istirahat.” Tetapi bagi banyak orang keadaan lemas ini dianggap sebagai tuntutan untuk makan lebih banyak; jadi, gantinya mengistirahatkan perut itu, beban lain lagi diberikan. Akibatnya, alat-alat pencernaan sering makin loyo yang seharusnya sanggup melakukan tugasnya dengan baik.

makanan-sehat CopyKita jangan menyediakan makanan yang lebih banyak atau lebih banyak macam pada hari Sabat dibanding hari-hari lain. Sebaliknya pada hari itu makanan harus lebih sederhana dan lebih sedikit dimakan agar pikiran lebih terang dan lebih segar untuk memahami hal-hal rohani. Lambung yang macet berarti otak juga macet. Kata-kata yang paling indah mungkin didengar tetapi tidak dihargai karena pikiran sudah kacau karena makanan yang tidak sesuai. Karena makan terlalu banyak pada hari Sabat, banyak orang berbuat lebih banyak dari yang mereka anggap akan membuat diri mereka tidak layak untuk menerima manfaat dari kesempatan-kesempatannya yang suci.

Memasak pada hari Sabat harus dihindari; tetapi tidak berarti harus makan makanan yang sudah dingin. Di musim dingin, makanan yang sudah dimasak sehari sebelumnya harus dipanaskan. Dan hendaknya makanan itu, walaupun sederhana, tetapi lezat dan menarik. Terutama bagi keluarga-keluarga yang mempunyai anak-anak, adalah baik kalau pada hari Sabat disiapkan sesuatu yang dianggap sebagai sesuatu yang istimewa, sesuatu yang tidak diperoleh keluarga itu setiap hari.

Di mana kebiasaan-kebiasaan makan yang salah telah dimanjakan, janganlah menunda untuk mengadakan pembaruan. Apabila gangguan pencernaan adalah akibat dari penyalahgunaan perut, usaha-usaha harus diadakan dengan seksama untuk mempertahankan tenaga yang sisa dari kekuatan vital dengan membuang setiap beban yang berlebihan. Lambung mungkin tidak akan pulih seluruh kesehatannya setelah penyalahgunaan dalam waktu yang lama; tetapi makanan yang pantas akan menyelamatkan kerusakan lebih jauh, dan banyak orang yang kurang-lebih akan pulih sepenuhnya. Tidak mudah untuk membuat peraturan yang cocok untuk semua kasus; tetapi dengan memperhatikan prinsip-prinsip cara makan yang benar maka pembaruan besar bisa dilakukan, dan sang jurumasak tidak perlu lagi terus-menerus sibuk untuk memancing selera.

Kesederhanaan dalam makanan akan menghasilkan kemampuan mental dan moral; itu juga menolong mengendalikan nafsu. Makan terlalu banyak khususnya berbahaya bagi orang yang wataknya melempem; orang-orang seperti ini harus sedikit makan dan banyak bergerak badan. Ada sebagian pria dan wanita yang kesanggupan alaminya istimewa, yang tidak mencapai separuh dari kesanggupannya sekiranya mereka mau melakukan pengendalian diri demi menangkal selera.

Banyak penulis dan pembicara yang gagal dalam hal ini. Setelah makan dengan hati-hati, mereka membiarkan diri bekerja dengan banyak duduk untuk membaca, belajar atau menulis, dan tidak mengambil waktu untuk bergerak badan. Sebagai akibatnya, jalan pikiran dan arus kata-kata terhambat. Mereka tidak dapat menulis atau berbicara dengan kemampuan dan kehebatan yang diperlukan agar dapat menjangkau hati; upaya mereka lemah dan tidak membuahkan hasil.

Mereka yang memegang tanggungjawab-tanggungjawab penting, dan lebih dari yang lain, mereka yang melindungi kepentingan-kepentingan rohani, seharusnya adalah orang-orang yang peka perasaannya dan persepsinya tajam. Lebih dari yang lain, mereka harus makan sedang-sedang saja. Makanan mewah yang lezat seharusnya tidak mendapat tempat di meja makan mereka.

Setiap hari, orang-orang yang memegang posisi terpercaya mengambil keputusan penting yang sangat menentukan. Seringkali mereka harus berpikir cepat, dan ini dapat dilakukan dengan baik hanya oleh mereka yang mempraktikkan pertarakan yang ketat. Pikiran dikuatkan dengan perawatan yang benar terhadap kemampuan tubuh dan pikiran. Jika ketegangan tidak terlalu besar, maka kekuatan baru datang bersama setiap beban. Tetapi sering pekerjaan mereka yang mempunyai rencana-rencana penting untuk diputuskan, dan keputusan-keputusan penting untuk diambil, dipengaruhi oleh kejahatan yang timbul karena makanan yang tidak tepat. Lambung yang tidak beres mengakibatkan keadaan pikiran yang kacau dan tidak menentu. Seringkali hal ini menyebabkan seorang gampang tersinggung, kasar, atau tidak adil. Banyak rencana yang sedianya membawa berkat kepada dunia ini telah disisihkan; banyak tindakan yang tidak adil, menekan bahkan kejam sudah dijalankan, sebagai akibat dari kondisi yang sakit karena kebiasaan buruk dalam hal makan.

-makan-siang-di-meja-kerja  CopyDi sini ada satu anjuran bagi semua mereka yang pekerjaannya kebanyakan duduk atau memeras otak; biarlah mereka yang punya cukup keberanian moral dan pengendalian diri mencobanya: Setiap kali makan, ambillah dua atau tiga jenis makanan yang sederhana, dan makanlah tidak lebih dari yang dibutuhkan untuk memuaskan rasa lapar. Usahakan bergerak badan setiap hari, dan lihatlah apakah engkau akan mendapatkan manfaatnya atau tidak.

Orang-orang kuat yang giat bekerja keras tidak dipaksa supaya berhati-hati dalam hal jumlah atau mutu makanan mereka seperti halnya orang-orang yang kebiasaan bekerjanya sambil duduk; tetapi mereka ini pun akan memiliki kesehatan yang lebih baik lagi kalau mereka mau mempraktikkan pengendalian diri dalam hal makan dan minum.

Sebagian orang menginginkan agar peraturan makanan yang pasti ditentukan untuk mereka. Mereka makan terlalu banyak, kemudian menyesalinya, jadi mereka terus memikirkan apa yang mereka makan dan minum. Seharusnya bukanlah demikian. Seseorang tidak dapat membuat satu peraturan tertentu bagi orang lain. Setiap orang harus menggunakan pertimbangan sehat dan pengendalian diri, dan harus bertindak berdasarkan prinsip.

Tubuh kita adalah milik yang sudah dibeli oleh Tuhan, dan kita tidak bebas memperlakukannya sekehendak kita. Semua orang yang memahami hukum-hukum kesehatan harus menyadari kewajiban mereka untuk menaati hukum-hukum ini yang telah diciptakan Allah dalam diri mereka. Penurutan akan hukum-hukum kesehatan harus dijadikan sebagai suatu kewajiban pribadi. Kita sendiri harus menderita akibat dari pelanggaran hukum tersebut. Kita secara pribadi harus mempertanggungjawabkan kepada Allah tentang kebiasaan dan perbuatan-perbuatan kita. Karena itu, pertanyaan bagi kita bukanlah, “Apa yang dipraktikkan oleh dunia ini?” tetapi, “Bagaimana saya secara pribadi memperlakukan tubuh ini sebagai tempat tinggal yang telah diberikan Allah kepada saya?”

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top