Misteri Rahasia Tuhan (2)

pplesjhl Copy

 

[AkhirZaman.org] Dalam artikel sebelumnya kita telah melihat bahwa ada satu misteri rahasia Allah, yaitu Yesus ada di tengah-tengah kehidupan atau hati dan pikiran kita. Jika itu terjadi maka kita sebagai umat-umat Tuhan dapat mencapai tujuannya untuk mencerminkan karakter Allah dalam kehidupan kita. Lalu bagaimana supaya Kristus dapat hadir dalam kehidupan kita?

Roma 8:10,11, “Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.”

Jika kita sederhanakan arti ayat itu adalah supaya Yesus dapat hidup dalam kita maka tubuh kita harus mati karena dosa. Supaya tubuh kita bisa mati karena dosa maka kita harus menerima Roh Allah. Sederhananya: Supaya Yesus tinggal dalam kita maka kita harus menerima roh Allah. KITA HARUS MENERIMA ROH ALLAH (Roh Kudus) SUPAYA YESUS TINGGAL DALAM KITA.

Dalam Yohanes 16:7 dikatakan: “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.” Alasan Yesus disalibkan adalah supaya Dia naik ke surga. Alasan dia naik ke surga adalah supaya Roh Kudus dikirimkan datang kepada kita. Jadi untuk Roh Kudus dikirim maka Dia harus disalibkan dahulu.

Dari pihak Yesus Dia telah melakukan yang bisa Dia lakukan supaya memungkinkan Roh Kudus datang kepada kita. Lalu bagaimana dengan kita? Apa yang harus kita lakukan? Galatia 3:26, “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.” Supaya menjadi anak-anak Allah, apa yang kita perlukan? Iman. Untuk jadi anak-anak Allah kita perlu memiliki iman.

Galatia 4:6, “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: ‘Ya Abba, ya Bapa!’” Supaya kita menerima Roh Allah, kita harus menjadi seperti anak-anak. Dengan kata lain, oleh karena kita anak Allah maka Dia mengirimkan Roh Allah itu.

Bila kita menggabungkan dua ayat di atas maka yang harus kita lakukan atau yang kita perlukan supaya kita dapat menerima Roh Kudus dalam hati dan pikiran kita maka kita perlu untuk memiliki iman seperti seorang anak kecil.

Saudara, apa yang kita ingat atau pikirkan ketika menjadi anak-anak? Menjadi anak-anak adalah hidup yang penuh ketergantungan kepada oarng tuanya dalam segala hal. Seorang anak kecil tidak dapat melakukan bahkan hal-hal yang sederhana sekalipun sehingga merasa perlu bergantung kepada orang tuanya.

Saudara, ketika kita menjadi anak-anak bukankah semua hal yang kita perlukan dipenuhi oleh orang tua kita? Apa yang orang tua lakukan ketika kita kita telanjang pada waktu bayi hingga balita? Mereka memakaikan pakaian untuk kita tanpa kita memintanya. Apa yang mereka lakukan saat kita buang kotoran? Mereka membersihkan tubuh kita karena mereka tahu bahwa kita tidak bisa melakukannya sendiri.

Anggap saja bahwa kita dulu adalah bayi atau anak kecil yang tidak normal. Ketika masih di usia balita tiba-tiba kita bisa memasak, bisa mandi atau berpakaian sendiri; apakah orang tua kita akan melayani kita? Tidak, karena kita bisa melakukannya sendiri.

fthranddgtrs CopyYang perlu untuk kita lakukan adalah menjadi sama seperti anak kecil, bergantung kepada Tuhan dalam segala sesuatu. Untuk supaya kita menerima Roh Allah kita perlu memiliki iman sehingga kita dapat menjadi seperti anak kecil. Kita perlu untuk bergantung kepada Tuhan dalam segala sesuatu.

Sekali lagi Galatia 4:6, saat menjadi anak-anak maka ketika kita berseru kepada Allah dengan perkataan, “Ya Abba Ya Bapa.” Ini adalah kondisi kehidupan yang sungguh-sungguh bersandar kepada Tuhan. Ketika Yesus hidup dalam diri kita, maka kehidupan kita sungguh-sungguh bersandar kepada Allah karena Dia adalah ayah kita.

Jika kita memiliki Roh Allah, maka bagi kita Tuhan adalah sungguh-sungguh seorang Bapa dan saat hati kita berseru maka hati kita akan sungguh-sungguh berseru kepada Allah seperti kepada BAPA. Jika ingin Yesus tinggal dalam hidup maka kita perlu bergantung pada Yesus sebagaimana kepada ayah kita.

Supaya menyadari kebergantungan pada Yesus dan memiliki iman seperti anak-anak maka kita perlu untuk jatuh ke Batu Karang yang adalah Yesus sendiri (1 Korintus 10:3). Saat kita membentur Batu Karang itu, maka itu yang akan menjadi titik di mana kita akan mengundang Yesus.

Tujuan dalam hidup adalah merefleksikan tabiat Yesus. Yesus sekarang tidak menantikan bencana alam, perang dunia, atau berbagai penderitaan seperti yang Alkitab nubuatkan akan terjadi. Itu semua telah terjadi dan juga akan terus terjadi mendekati hari-hari terakhir saat kedatangan-Nya kedua kali, namun Dia menantikan satu hal, dan itu adalah umat-Nya yang memiliki Yesus dalam hati dan pikirannya sehingga dapat merefleksikan tabiat Yesus dalam kehidupannya. Itulah yang akan membuat Yesus datang kedua kali.

Biarlah kita rindu berdoa untuk menggenapi tujuan Tuhan dalam hidup kita, yaitu merefleksikan karakter Tuhan. Tuhan rindu kita menggenapi tujuan Tuhan dalam kehidupan kita, yaitu mencerminkan karakter Tuhan dalam kehidupan kita. Jangan pernah lupakan tujuan kita sebagai ciptaan Tuhan.

Matius 24:14 berkata: “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Injil Kerajaan Allah sudah diberitakan di seluruh dunia, namun yang harus lagi digenapi adalah umat-umat-Nya adalah menjadi Injil-injil yang nyata melalui kehidupan dan karakter kita sehingga dapat menjadi kesaksian bagi nama Tuhan.

Dia tidak hanya memanggil kita untuk memberitakan Injil, tetapi Dia juga memanggil supaya kehidupan kita menjadi khotbah yang hidup. Dengan kata lain Tuhan rindu kita menjadi saksi-Nya yang sejati.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top