Nyanyikanlah Pujian
[AkhirZaman.org] Biarlah pujian dan ucapan syukur dinyatakan dalam nyanyian. Bila tergoda, gantinya menguraikan perasaan kita, marilah kita dengan iman mengangkat satu pujian dan ucapan syukur kepada Allah.
Kami puji Engkau, ya Allah, karena Putra-Mu yang Engkau kasihi. Karena Yesus yang telah mati dan sekarang naik ke surga. Kami puji Engkau, ya Allah, karena Roh-Mu yang menerangi, Yang telah menunjukkan Juruselamat kepada kami, dan mengusir malam kegelapan. Segala kemuliaan dan pujian bagi Anak Domba yang tersembelih, Yang telah memikul segala dosa kami, dan membersihkan segala noda. Segala kemuliaan dan pujian bagi Allah sumber segala anugerah, Yang telah membeli kita, mencari kita, dan menuntun jalan kita. Segarkan kami kembali; penuhilah setiap hati dengan kasih-Mu; Kiranya setiap jiwa berkobar dengan api dari atas.
Haleluya! Milik-Mulah kemuliaan, Haleluya!
Haleluya! Milik-Mulah kemuliaan, Segarkanlah kami kembali. Amin.
Nyanyian adalah senjata yang senantiasa dapat kita gunakan untuk melawan kekecewaan. Sementara kita membuka hati kepada sinar matahari hadirat Juruselamat, kita akan memperoleh kesehatan dan berkat-Nya.
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Yohanes 14:27.
“Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus Tuhan,
Yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan.”
“Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya,
Percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib;
Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus,
Biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan.”
“Sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga,
Dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.
Ada orang-orang yang duduk di dalam gelap dan kelam,
Terkurung dalam sengsara dan besi
Karena mereka memberontak terhadap perintah-perintah Allah,
Dan menista nasihat yang Mahatinggi,
Maka ditundukkan-Nya hati mereka dalam kesusahan,
Mereka tergelincir, dan tidak ada yang menolong.
Maka berseru-serulah mereka kepada Tuhan dalam kesesakan mereka,
Dan diselamatkan-Nyalah mereka dari kecemasan mereka,
Dibawanya mereka belenggu-belenggu mereka.
Biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.”
“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku,
Dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku?
Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, Penolongku dan Allahku.” Mazmur 107:1,2; 105:2, 3; 107:9-15; 42:12.
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” 1 Tesalonika 5:18. Perintah ini adalah satu jaminan bahwa hal-hal yang nampaknya menentang kita akan bekerja demi kebaikan kita. Allah tidak akan menyuruh kita berterima kasih untuk sesuatu yang akan membahayakan kita.
“Tuhan adalah terangku dan keselamatanku,
Kepada siapakah aku harus takut?
Tuhan adalah benteng hidupku,
Terhadap siapakah aku harus gemetar?”
“Sebab ia melindungi aku di dalam pondok-Nya pada waktu bahaya;
Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya,
Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku;
Dalam kemah-Nya aku mempersembahkan korban dengan sorak sorai;
Aku mau menyanyi dan bermazmur bagi Tuhan.”
“Aku sangat menanti-nantikan Tuhan;
Lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakanku minta tolong.
Ia mengangkat aku dari lubang kebinasaan, dari lumpur rawa;
Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku, Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.” Mazmur 27:1; 27:5, 6; 40:1-3; 28:7
Salah satu penghalang yang pasti bagi pemulihan kesehatan orang sakit ialah terpusatnya perhatian pada diri mereka sendiri. Banyak penderita merasa bahwa setiap orang harus mencurahkan simpati dan menolong mereka, padahal apa yang mereka perlukan ialah supaya perhatian mereka dialihkan dari dirinya, untuk memikirkan dan mempedulikan orang lain.
Seringkali doa disampaikan untuk yang menderita, yang bersusah, dan yang kecewa; dan ini memang benar. Kita harus berdoa agar Allah memancarkan sinar terang-Nya kepada pikiran yang gelap dan menghibur hati yang susah. Tetapi Allah menjawab doa bagi mereka yang menempatkan diri dalam saluran berkat-Nya. Sementara kita melayangkan doa bagi orang-orang yang bersedih ini, kita harus mendorong mereka untuk mencoba menolong orang lain yang lebih membutuhkan dari mereka. Kegelapan akan terusir dari hati mereka sendiri sementara mereka mencoba menolong orang lain. Sementara kita berusaha menghibur orang lain dengan penghiburan yang diberikan kepada kita, berkat itu kembali lagi kepada kita.
Yesaya 58 adalah resep bagi penyakit-penyakit tubuh dan jiwa. Kalau kita merindukan kesehatan dan kebahagiaan hidup yang sejati, kita harus mengikuti peraturan yang diberikan dalam Kitab Suci. Mengenai pelayanan yang berterima kepada-Nya, dan berkat-berkatnya, Tuhan mengatakan:
“Supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar.
Dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan
Tidak menyembunyikan diri terhadap saudara sendiri!
Dan lukamu akan pulih dengan segera;
Kebenaran menjadi barisan depanmu
Dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu.
Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab.
Engkau akan berteriak minta tolong dan ia akan berkata: Ini Aku!
Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu
Dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,
Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang engkau inginkan sendiri
dan memuaskan hati orang yang tertindas,
Maka terangmu akan terbit dalam gelap
Dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
Tuhan akan menuntun engkau senantiasa
dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering,
Dan akan membarui kekuatanmu;
Engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik
Dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.” Yesaya 58:7-11
Perbuatan kebajikan adalah berkat ganda, menguntungkan si pemberi dan si penerima kebaikan itu. Kesadaran akan perbuatan yang benar adalah salah satu obat terbaik bagi penyakit tubuh dan pikiran. Apabila pikiran senang dan bebas dari perasaan kewajiban yang telah dilakukan dengan baik dan rasa puas karena memberikan kebahagiaan kepada orang lain, maka pengaruh yang menggembirakan dan mengangkat jiwa itu memberi hidup baru kepada manusia seutuhnya.
Biarlah penderita itu berusaha untuk membagikan, gantinya terus mengharapkan rasa simpati orang lain. Letakkanlah beban kelemahanmu sendiri dan kesusahan serta penderitaan itu ke kaki Juruselamat yang penuh kemurahan. Bukalah hatimu kepada kasih-Nya dan salurkanlah itu kepada orang lain. Ingatlah bahwa semua orang mempunyai cobaan berat untuk dipikul, godaan-godaan yang berat untuk ditolak, dan engkau bisa berbuat sesuatu untuk meringankan beban-beban itu. Nyatakanlah rasa syukurmu atas berkat-berkat yang telah engkau terima; tunjukkanlah penghargaan atas perhatian yang engkau terima. Penuhilah hatimu dengan janji-janji Allah yang indah itu, agar engkau dapat mengeluarkan dari perbendaharaan ini kata-kata yang akan menghibur dan menguatkan orang lain. Hal ini akan menyelubungi engkau dengan suasana yang menolong dan mengangkat jiwa. Biarlah menjadi tujuanmu untuk memberkati mereka yang berada di sekitarmu, dan engkau akan menemukan cara-cara untuk menolong baik anggota-anggota keluargamu sendiri maupun orang-orang lain.
Kalau orang yang menderita sakit itu mau melupakan dirinya dengan memberi perhatian pada orang lain; sekiranya mereka mau memenuhi perintah Tuhan untuk melayani mereka yang lebih memerlukan pertolongan ketimbang diri mereka, maka mereka akan mengakui kebenaran dari janji yang dinubuatkan ini, “Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera.” Yesaya 58:8.
Mara dan Elim
Sekarang ini Elim dengan pohon palem dan mata air, Dan naungan yang menggembirakan di padang pasir gersang; Kemarin di Mara, semuanya batu dan pasir, Kesuraman dan kesepian yang tak terlindung. Namun padang pasir yang sama menampung keduanya, Angin panas yang sama mengembara di atas tanah yang lengang; Lembah dataran rendah yang sama menaungi keduanya, Dan gunung-gunung yang sama mengelilingi keduanya. Demikianlah dengan kita di bumi ini, dan
Demikianlah aku teringat itu pernah ada; Yang pahit dan yang manis, yang susah dan yang gembira, Tergelar bersama, hanya sehari berselang.Terkadang Allah mengubah yang pahit jadi manis, Terkadang Ia memberi kita mata air yang nyaman;
Terkadang Ia melindungi kita dengan tiang awan-Nya, dan Terkadang dibawanya ke bawah naungan pohon palem. Apa sebabnya? Waktunya tidak lama lagi; Mara dan Elim akan sama-sama dilewati; Mata air dan pohon-pohon palem di belantara segera lewat, Kita tiba di “Kota Allah kita” pada akhirnya. Oh negeri bahagia! di seberang bukit-bukit lengang ini, Di mana pancaran air kekal menyemburkan keriangan; Oh Firdaus yang suci! di atas segala langit, Di mana kita akan mengakhiri pengembaraan di belantara ini.
–Horatius Bonar–
Berkat yang Tentu Tuhan Janji
Berkat yang tentu Tuhan janji,
Yesus menjadi milik kami;
Umat Tebusan, waris Allah
Disuci oleh darah Yesus.
Reff:
Kami masyhurkan dan nyanyikan,
Memuji Yesus, spanjang hari
Kami masyhurkan dan nyanyikan,
Memuji Yesus spanjang hari.
Berserah kami pada Tuhan,
Itu memberikan kegemaran;
Turun malaikat pada kami,
Membawa rahmat serta kasih.
Berserah kami pada Yesus,
Damai bahagia diberikan-Nya
Kami memohon pada Allah,
Turunkan kuasa dan anugerah.
–Fanny J. Crosby–