[AkhirZaman.org] Kita semua menginginkan jawaban yang segera dan langsung kepada doa kita, dan tergoda untuk kecewa bilamana jawaban itu tertunda atau datang dalam bentuk yang tidak diharapkan. Tetapi Allah terlalu bijaksana dan baik untuk selalu menjawab doa kita pada waktunya dan sesuai dengan yang kita inginkan. Ia akan berbuat lebih banyak dan lebih baik bagi kita daripada memenuhi segala yang kita inginkan. Dan karena kita bisa percaya pada hikmat dan kasih-Nya, maka janganlah kita meminta-Nya untuk terserah kepada kemauan kita, tetapi berusaha untuk menuruti dan melaksanakan maksud-Nya.
Keinginan dan kepentingan kita seharusnya hilang di balik kehendak-Nya. Pengalaman-pengalaman yang menguji iman kita ini adalah demi kebaikan kita. Dengan itu dinyatakan apakah iman kita sejati dan tulus, berdasarkan pada firman Allah saja, ataukah bergantung kepada keadaan, bersifat tidak pasti dan berubah-ubah.
Iman dikuatkan dengan latihan. Kita harus membiarkan kesabaran melakukannya dengan sempurna, mengingat bahwa ada janji-janji indah dalam Kitab Suci bagi mereka yang menantikan Tuhan.
Tidak semua orang memahami prinsip-prinsip ini. Banyak orang yang mencari kemurahan penyembuhan Tuhan yang berpikir bahwa mereka harus mendapat jawaban secara langsung dan segera terhadap doa-doa mereka, kalau tidak iman mereka cacat. Oleh karena itu, mereka yang sudah dilemahkan oleh penyakit perlu diberi nasihat dengan bijaksana, agar mereka berlaku dengan seksama. Mereka tidak boleh mengabaikan tugasnya terhadap sahabat-sahabat yang bisa mempertahankan mereka terus hidup, atau lalai menggunakan bahan-bahan alami untuk pemulihan kesehatan.
Sering terdapat bahaya kesalahan di sini. Karena percaya mereka akan disembuhkan sebagai jawaban doa, sebagian orang takut melakukan apa saja yang bisa menunjukkan kurangnya iman. Tetapi mereka jangan lalai mengatur urusan-urusan mereka itu sebaik-baiknya sebagaimana mereka ingin lakukan kalau mereka berharap untuk diganti karena kematian. Jangan pula mereka takut mengucapkan kata-kata dorongan atau nasihat yang pada saat perpisahan ingin mereka ucapkan kepada kekasih-kekasih mereka.
Mereka yang mencari kesembuhan dengan doa jangan mengabaikan penggunaan bahan-bahan pengobatan yang ada pada mereka. Bukanlah menyangkal iman kalau menggunakan obat-obat demikian karena Allah telah menyediakannya untuk mengurangi rasa sakit dan membantu alam melaksanakan pekerjaan pemulihannya. Bukanlah menyangkal iman kalau bekerjasama dengan Allah, dan menempatkan diri dalam kondisi yang paling cocok untuk sembuh. Allah telah memberi kuasa kepada kita untuk mengetahui hukum-hukum kehidupan. Pengetahuan ini telah ditempatkan dalam jangkauan kita untuk digunakan. Kita harus menggunakan setiap fasilitas demi pemulihan kesehatan, menggunakan setiap kesempatan yang ada, bekerja sesuai dengan hukum-hukum alam. Apabila kita sudah berdoa untuk kesembuhan orang sakit, kita dapat bekerja mengerahkan segenap kekuatan sambil berterima kasih kepada Allah karena mendapat kesempatan bekerjasama dengan Dia, dan memohon berkat-Nya atas sarana yang Ia sendiri telah sediakan.
Kita mendapat persetujuan dari firman Allah untuk menggunakan bahan-bahan pengobatan. Hizkia, raja Israel, menderita sakit dan seorang nabi Allah membawa pekabaran kepadanya bahwa dia harus mati. Dia berseru kepada Tuhan, dan Tuhan mendengarkan hamba-Nya serta mengirim satu berita bahwa limabelas tahun harus ditambahkan kepada umurnya. Nah, sepatah kata dari Allah dapat langsung menyembuhkan Hizkia; tetapi ada petunjuk khusus diberikan: “Baiklah diambil sebuah kue ara dan di taruh pada barah itu, supaya sembuh!” Yesaya 38:21.
“Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu. Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku; Dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan sorak sorai; Aku menyanyi dan bermazmur bagi TUHAN.” Mazmur 27:5,6.
Pada satu peristiwa, Kristus mengusap mata seorang buta dengan tanah liat dan menyuruhnya, “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam. . . . Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.” Yohanes 9:7. Penyembuhan itu dapat saja dilakukan oleh kuasa Penyembuh Agung itu, namun Kristus menggunakan bahan-bahan yang sederhana dari alam. Sementara Ia tidak menyetujui penggunaan obat keras, Ia menyetujui penggunaan obat alami yang sederhana.
Bilamana kita sudah berdoa untuk kesembuhan orang sakit, apapun hasilnya, janganlah kita kehilangan iman akan Allah. Kalau kita dipanggil untuk menghadapi kesedihan, biarlah kita menerima cawan yang pahit itu, sambil mengingat bahwa tangan Allah yang mengantar cawan itu ke bibir kita. Tetapi seandainya kesehatan dipulihkan, janganlah dilupakan bahwa penerima kemurahan penyembuhan itu berada di bawah kewajiban baru terhadap Khalik. Ketika sepuluh orang kusta itu disembuhkan, hanya seorang yang kembali menemui Yesus dan memuliakan-Nya. Janganlah kiranya ada di antara kita yang seperti sembilan orang kusta yang tidak berpikir itu, yang hatinya tidak dijamah oleh kemurahan Allah. “Setiap pemberian yang baik, dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” Yakobus 1:17.