[AkhirZaman.org] Pertanyaan yang diajukan Yesus bukanlah apakah Ia akan datang kembali, melainkan, apakah Ia akan menemukan iman di atas bumi ketika Ia datang kembali? (Lukas 18:8). Pertanyaan yang belakangan ini sangat nyata dan sah. Akhirnya, Yesus akan datang, baik dengan atau tanpa menemukan iman di bumi. Namun, pasti kita semua rindu memutuskan bahwa, dengan kasih karunia Allah, kita tidak akan mengecewakan Yesus dengan gagal bertemu Dia dalam iman, ketika Ia datang. Hanya melalui kuasa kasih karunia-Nya semata, Yesus benar-benar akan menemukan iman di atas bumi pada saat kedatanganNya. Inilah kerinduan Tuhan. Untuk mencapai inilah Yesus mati. Inilah tujuan dari pekerjaan penutupan-Nya di dalam Bait Suci di surga. Semoga Tuhan tidak mengizinkan Ia akan menjadi kecewa.
Alkitab secara jelas membukakan rencana agar iman dapat ditemukan di bumi ketika Yesus datang, sebagai sebuah pengalaman dari gereja akhir zaman. ”Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.” Wahyu 14:12. Melalui saksi hidup inilah, Injil harus diberitakan ke seluruh penjuru dunia. Yesus dengan gamblang membukakan kepada ecclesia, yaitu mereka yang dipanggil keluar, bahwa kesaksian Injil adalah syarat bagi kedatangan Yesus. “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya” (Matius 24:14).
Di sini terletak rahasia penundaan kedatangan Kristus. Jika kita mengatakan bahwa penundaan ini semata-mata kepada kasih Tuhan yang panjang sabar, yang merindukan agar semua orang datang dan bertobat, ini adalah sama dengan tidak mengerti maksud penundaan itu. Tuhan terpaksa harus menderita selama ini dengan kemerosotan ciptaanNya yang berlarut-larut di dalam dosa, karena umatNya menolak untuk mengizinkan firmanNya menyelesaikan di dalam mereka sebuah transformasi atau perubahan, yang akan menjadikan mereka saksi yang efektif kepada dunia tentang kasih Kristus yang ajaib dan kuasaNya untuk menyelamatkan dari dosa.
Panggilan untuk bertobat dapat dan berlaku bagi setiap orang dengan begitu jelas, yang memberi kesempatan yang terbaik bagi setiap orang untuk memberi tanggapan kepada Injil dalam “pertobatan kepada Tuhan dan iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus,” jikalau kita hendak mengizinkan Dia untuk mengerjakan di dalam kita apa yang menyenangkan dalam pandanganNya. Dalam konteks ini, gereja jelas memiliki peranan dalam mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan kita. Roh Kudus memberi kuasa kepada pemberitaan Injil sepenuhnya dalam pekerjaan hujan akhir yang mempersiapkan tuaian untuk dipanen. Inilah pekerjaan yang telah didelegasikan oleh Tuhan dalam hikmatNya kepada gereja.
Maka jelaslah bahwa karena gereja terdiri atas orang-orang, yang telah diberi kuasa oleh Tuhan untuk berpikir dan memilih, maka pekerjaan ini akan diselesaikan dengan syarat adanya kerjasama antara umat Tuhan dengan pekerjaan yang ingin diberikan oleh Kristus di dalam jabatanNya sebagai Imam Besar kita; bahwa melalui kerjasama dengan Dia,dengan menerima dan mengabarkan pekabaran malaikat ketiga dalam kuasa Roh Kudus, Tuhan telah memberikan tugas itu dengan kuasa kepada umatNya untuk menyampaikan ke hadapan dunia tentang pekerjaan Roh Kudus, dan oleh karenanya menyegerakan kedatangan Tuhan kita. Sebaliknya, kegagalan untuk bekerja sama dengan dorongan Roh Kudus pada anggota gereja akan menunda kedatangan Tuhan kita. Ini adalah ajaran yang jelas dan tegas dari Alkitab.
Seharusnya menjadi kerinduan kita untuk menjadi paling rendah hati dalam hal ini. Bukan berarti bahwa lalu kita kemudian dapat mengutuk saudara-saudara kita, karena kita adalah sama berdosanya seperti mereka. Tidak diragukan lagi, kita telah berperan dalam menunda kedatangan Tuhan kita. Dengan gagal menghidupkan semua terang yang telah kita miliki, kita telah memberikan kepada Setan alasan untuk menang. Dengan tidak mengambil manfaat penuh dari kesempatan yang telah diberikan Tuhan kita untuk bertumbuh di dalam iman, kita telah berperan dalam menunda Kedatangan Kedua Yesus Kristus.
Seringkali kita hidup dalam pembangkangan terhadap kehendak Yesus di dalam kehidupan. Pada saat-saat itu, yang kita akui begitu sering terjadi, kita telah berdosa, dan telah salah menyatakan tabiat Tuhan kita yang kekasih, dan karenanya kita juga gagal untuk bekerja sama dengan pekerjaan Yesus untuk menyampaikan Kabar Baik kepada dunia. Dalam hal ini, kitalah yang telah menghalangi kedatangan Tuhan kita. Ketika kita memilih untuk tidak percaya, apapun alasannya, kepada pekabaran kebenaran yang dikirimkan Tuhan kepada yang dimaksudkan Tuhan untuk menguduskan kita, kita telah menunda kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Seharusnya inilah yang menjadi pengakuan masing-masing kita bahwa kita terlalu berdosa karena berperan dalam penundaan kembalinya Tuhan kita.
Kendati demikian, sama pastinya dengan kebenaran di atas, demikian juga adalah benar bahwa kapanpun masing-masing dari kita, atau gereja pada umumnya tinggal dalam suasana ketidakpercayaan, dan gagal untuk menggunakan terang dan kebenaran yang telah dikirimkan Tuhan untuk menguduskan gerejaNya, maka masing-masing dari kita, dan sesungguhnya gereja secara lembaga juga bersalah atas penundaan kedatangan Tuhan kita.
Tuhan mengirimkan pekabaran terang dan kebenaran yang merupakan harta kebenaran teologis yang amat berharga kepada gerejaNya sekitar 1888, untuk tujuan nyata mempersiapkan mereka untuk bertemu dengan Dia dalam kedamaian pada kedatanganNya. Amat sangat jelas bahwa jikalau pekabaran yang benar tentang pembenaran oleh iman yang dikirimkan oleh Tuhan kepada kita di era 1888, telah sepenuhnya dan secara umum diterima oleh gerejaNya, Tuhan tentu telah bekerja dengan kuasa yang maha besar di dalam gereja-Nya dan dunia tentu sudah diperingatkan akan bahayanya; dan tabiat Kristus tentu telah dinyatakan sepenuhnya di dalam umatNya dan Yesus tentu sudah datang untuk menerima umatNya pulang kepada kemuliaan.
Kenyataan bahwa kita masih harus tinggal bertahun-tahun di planet bumi lebih lama daripada yang dikehendaki oleh Tuhan adalah kesaksian melawan kita.
Konsep pembenaran oleh iman (pekerjaan Allah dalam menguburkan kemuliaan manusia supaya Dia bisa mengerjakan dalam diri manusia berdosa suatu pekerjaan pembentukan tabiat yang selaras dengan hukumNya yang memantulkan tabiatNya) yang diberikan sekitar 1888 tidak sepenuhnya sejalan dengan gagasan tentang Injil yang telah salah kaprah diajarkan dan diterima oleh Kekristenan secara umum (keselamatan oleh iman dari orang berdosa meski tidak menghidupkan suatu kehdupan yang tidak selaras dengan hukum Tuhan).
Dengan rendah hati kita harus mengakui bahwa sangat jelas sebagai sebuah gereja, telah gagal untuk menggunakan “pekabaran yang teramat berharga ini,” baik sebagai teologis dan sebagai akibatnya, sebagai pengalaman, inilah salah satu cara yang paling jelas di mana kita dengan berdosa telah menunda kedatangan Tuhan kita.
Apakah ini tanggung jawab yang terlalu besar? Apakah ajaran ini memberi penekanan terlalu banyak tentang pentingnya manusia, sehingga ia harus mampu mengubah jalannya sejarah? Bahwa Calvinisme-lah, dan bukan Arminianisme, yang memperlakukan kehendak dan nubuat Tuhan sebagai suatu ketetapan mutlak. Adalah suatu penyimpangan dari kedudukan Advent mula-mula jika kita menolak baik kenyataan tentang nubuatan bersyarat, maupun kemampuan manusia untuk menolak kasih karunia Tuhan. Kasih karunia seperti ini tidak diragukan lagi mampu berbuat banyak di dalam manusia, namun selalu menjadi keharusan pada orang Advent untuk mengakui kemampuan kehendak manusia melalui ketidakpercayaan dan pemberontakan untuk menghalangi terjadinya perubahan dan pekerjaan yang hendak dilakukan Roh Kudus melalui pelayanan kasih karunia itu.