[AkhirZaman.org] Pekabaran tentang “peringatan dan petunjuk” ini (ibid., hlm. 425), yang akan membangunkan sepenuhnya orang-orang yang menunggu Yesus datang kembali dengan kemuliaan, telah disebut, pada kesempatan lain, sebagai “nasehat dari Saksi yang Benar,” atau pekabaran Laodikea.
Pekabaran ini adalah bagi anggota-anggota gereja yang secara salah telah percaya bahwa Yesus akan menyelamatkan umatNya dalam keadaan berdosa mereka dan bahwa mereka tidak perlu membuat suatu persiapan khusus untuk dapat mempercepat saat kedatanganNya.
Pekabaran Laodikea tujuan utamanya adalah untuk menyucikan hati dari segala dosa. Penerapan ilahi ini menggegerkan gereja pada pertengahan tahun 1850-an dan sebagian orang percaya bahwa penekanan Laodikea “akan berakhir dalam seruan nyaring malaikat ketiga” (Testimonies, vol. 1, hlm. 186).
Namun tujuan yang sesungguhnya dari pekabaran ini tidak dipahami secara umum bahkan oleh mereka yang tergerak oleh arti pentingnya. Banyak yang kehilangan semangat karena waktu berjalan terus tanpa ada suatu demonstrasi dari pemeliharaan Tuhan. Mereka mencari ke luar lebih daripada mencari ke dalam untuk hasil-hasil yang dijanjikan dalam “nasehat dari Saksi yang Benar.”
Karena mereka tidak benar-benar percaya bahwa Tuhan mengharapkan umatNya untuk menghidupkan kehidupan yang menang “sebagaimana Aku pun telah menang” (Wahyu 3:21), “pekabaran” itu tidak dapat sepenuhnya melakukan tugasnya.
“Pekabaran ini tidak akan menyelesaikan pekerjaannya dalam beberapa bulan yang pendek saja. Ini dirancang untuk membangkitkan umat Tuhan, untuk menunjukkan bagi mereka kemunduran mereka, dan menuntun kepada pertobatan yang sungguh-sungguh, sehingga mereka berkenan bagi kehadiran Yesus, dan layak bagi seruan nyaring dari malaikat ketiga… Jikalau nasehat dari Saksi Yang Benar itu benar-benar diperhatikan, Tuhan tentu telah mengaruniakan kepada umatNya suatu kuasa yang besar…”
“Jikalau pekabaran itu hanya dalam masa yang pendek sebagaimana yang diduga banyak orang, maka tidak akan ada waktu bagi mereka untuk mengembangkan tabiat. Banyak yang digerakkan oleh perasaan, bukan oleh prinsip dan iman, dan pekabaran yang khidmat dan penuh kuasa ini menggerakkan mereka. Pekabaran itu menyentuh perasaan mereka, dan menyebabkan mereka merasa takut, namun tidak menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya yang telah dirancang oleh Tuhan”—Ibid., hlm. 186, 187..
Perkembangan tabiat yang memisahkan umat Tuhan di akhir zaman perlu waktu. Namun tidak akan pernah lebih lama dari satu generasi. Jikalau persiapan tabiat ini tidak diselesaikan dalam generasi yang mengalami kekecewaan besar tahun 1844 (sebagaimana yang seharusnya terjadi) maka Tuhan akan menunggu anak-anak mereka untuk belajar tentang petunjuk dan manfaat dari peringatan yang telah diterapkan secara salah oleh orangtua mereka. Jikalau bukan anak-anak mereka, maka cucu-cucu mereka.
Namun janji itu adalah pasti. Beberapa generasi Advent akan memahami unsur yang penting dalam ajaran tentang Bait Suci ini—ini bisa saja adalah kita. Orang-orang ini akan menyatakan dan mempertahankan di hadapan alam semesta tentang lengan “sang pengantara yang penuh kuasa” yang perkasa yang sekarang berdiri di hadapan Bapa kita di surga, menunggu untuk membentuk umat yang akan layak bagi “hujan akhir” dan oleh karenanya “layak untuk diubahkan” (Ibid., hlm. 187).
Betapa khidmatnya gambaran tentang umat Tuhan seharusnya pada hari-hari terakhir segera sebelum penutupan pintu kasihan. Adakah kata-kata yang lebih menyentuh: “Banyak yang tidak menyadari bagaimana mereka seharusnya untuk dapat hidup di hadapan Tuhan tanpa seorang Imam Besar di dalam Bait Suci selama masa-masa aniaya. Mereka yang menerima meterai dari Tuhan yang hidup dan dipelihara pada masa aniaya harus mencerminkan citra Yesus sepenuhnya.
“Banyak orang yang mengabaikan persiapan yang begitu diperlukan dan menantikan waktu “penyegaran” dan “hujan akhir” yang melayakkan mereka untuk berdiri pada hari Tuhan dan hidup di hadapanNya. Oh, berapa banyak yang pada masa aniaya tanpa suatu tempat perlindungan! Mereka telah mengabaikan persiapan yang begitu diperlukan; maka mereka tidak dapat menerima penyegaran yang harus dimiliki semua orang agar mereka layak untuk hidup di hadapan Tuhan yang kudus.”—Early Writings, hlm. 71.
Marilah kita masing-masing mempertimbangkan bagian kita masing-masing dalam pertentangan besar ini; marilah kita mempercepat untuk menerima pengampunanNya, lengkap dan sempurna, bagi dosa-dosa yang diakui. Janganlah kita membiarkan satu jam lewat tanpa mencari kuasaNya demi kita bagi pekerjaan perkembangan tabiat kita menjadi cerminan yang setia dari polaNya yang penuh kasih dan tanpa dosa. Tidak ada perkataan yang dapat menyatakan betapa Yesus ingin untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, untuk memberikan kita kehidupan penuh sukacita dan kedamaian yang tanpa putus sekarang ini, dan secara pribadi menyambut kita ke dalam kerajaan-Nya.
Waktunya begitu mendesak bagi kita semua. Bahkan tidak seorangpun dari kita mengetahui berapa hari lagi ia akan hidup; betapapun ia masih muda ataupun sudah tua. Namun yang lebih penting daripada kematian fisik adalah penutupan pintu kasihan. Ini tertutup bagi setiap orang, tanpa disadari namun pasti. Seseorang akan menjadi lebih seperti Yesus atau lebih seperti iblis. Seseorang akan memiliki kebiasaan lebih mengasihi, jujur dan murah hati,4 atau secara spontan akan menjadi lebih memanjakan diri sendiri, perhitungan dan tidak terduga. Gandum atau ilalang, panenan akan menjadi masak.5 Setiap orang akan menunjukkan benih apa (yaitu, prinsip hubungan pribadi dengan Tuhan atau manusia) yang telah disirami dan dipeliharanya. Segera seluruh dunia akan terbagi menjadi mereka yang mengizinkan benih-benih dari Injil menjadi masak ke dalam kedewasaan seperti Kristus dan mereka yang telah mengizinkan benih-benih dari pemberontakan untuk berbunga.
Kita adalah seperti seorang pelukis muda di sebuah kelas melukis William Hunt, artis selebritis itu, yang mengajar di pinggir danau menjelang matahari terbenam. Hunt mengamati bahwa si artis mudanya ini menghabiskan goresan-goresannya untuk melukis sebuah gudang merah yang sudah lapuk, bukannya menangkap keindahan matahari terbenam. Sambil berdiri di sebelahnya, guru yang bijak ini berkata dengan tegas dan tenang: “Anakku, terang ini tidak akan berlangsung lama. Kamu harus segera memilih antara potongan-potongan kayu penutup atap atau matahari terbenam. Hanya ada cukup waktu untuk salah satunya saja.”
Bagi yang telah mengetahui sejak begitu lama mengapa Yesus masih menunggu, peringatan yang tenang bahwa kita harus memilih antara kayu-kayu lapuk itu dan matahari terbenam barangkali adalah pembaharuan dari sebuah komitmen bahwa Tuhan akan segera menghargai dengan hujan akhir. Ia meminta kepada umatNya di mana saja, apapun afiliasi rohani mereka saat ini; Bergabunglah kepada kelompok yang bersungguh-sungguh tentang perintah-perintah Tuhan dan beriman kepada Yesus. Biarlah Aku melakukan bagimu apa yang telah Aku janjikan. Jadilah bagian dari umat yang tidak menginginkan apapun lebih daripada melihat pelayanan Kristus sebagai Imam Besar dalam Bilik Maha Suci selesai. Biarlah Aku memakai engkau sebagai pernyataan dengan warna yang hidup dari keindahan Yesus Kristus yang menang. Ketika engkau melakukannya, kehidupanmu baru saja dimulai.
Catatan:
4 “Jikalau hati kita begitu dilembutkan dan berserah melalui kasih karunia Kristus, dan bercahaya dengan kebaikan dan kasih Tuhan, maka akan ada aliran ke luar yang alamiah dari kasih, simpati, dan kelembutan kepada orang lain.”—Testimonies, vol. 5, hlm. 606.
“Kasih karunia Kristus harus membentuk keseluruhan diri kita, dan kemenangan tidak akan sempurna hingga alam semesta surga menyaksikan kelembutan perasaan yang sudah menjadi kebiasaan, kasih seperti Kristus, dan perbuatan-perbuatan kudus dalam pengembalaan anak-anak Tuhan.”— Amazing Grace, hlm. 235.
“Ketika diri dileburkan di dalam Kristus, kasih memancar keluar secara spontan. Kelengkapan tabiat Kristen diperoleh ketika dorongan untuk menolong dan memberkati orang lain memancar terus menerus dari dalam.”—Christ’s Object Lessons, hlm. 384.
“Apa yang pada awalnya tampak sulit, dengan pengulang-ulangan terus menerus akan bertumbuh menjadi mudah, hingga pemikiran dan tindakan yang benar menjadi kebiasaan.”— The Ministry of Healing, hlm. 491.
“Prinsip hukum Tuhan akan berdiam di dalam hati, dan mengatur tindakan-tindakan. Maka akan menjadi alamiah bagi kita untuk mencari kemurnian dan kekudusan, untuk menghindari roh dan contoh dari dunia, dan berusaha memberi manfaat bagi semua orang di sekitar kita, sebagaimana para malaikat kemuliaan melaksanakan misi kasih yang diperintahkan kepada mereka.”–Review and Herald, 23 Oktober 1888.
5 Perkembangan kerajaan Tuhan diumpamakan seperti sebuah panen, namun tidak semua yang masak adalah buah dari benih yang baik; di samping mereka yang menerima undangan Roh Kudus, akan ada orang-orang lain yang menerima benih Injil namun tidak pernah meneruskan untuk memeliharanya; ciri kematangan penuh dari kedua kelompok ini diumpamakan seperti pertumbuhan gandum dan ilalang (Matius 13:18-30; Markus 4:26-29). Pada masa panen bumi, manusia di seluruh penjuru Planet Bumi akan melihat benih Injil yang masak yang dinyatakan oleh orang-orang yang dewasa seperti Kristus dalam masa tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya—tekanan yang terutama disebabkan oleh produk kejahatan yang telah masak, pikiran-pikiran yang mementingkan diri sendiri dan tindakan-tindakan pemberontakan yang dinyatakan oleh orang-orang yang dilambangkan dengan ilalang. Efek sedunia dari saksi-saksi seperti Kristus yang mengumumkan undangan Tuhan tentang belas kasihan dan pengharapan ini menyelesaikan perintah Injil yang digambarkan dalam Matius 24:14.
Seluruh dunia akan dibagi antara mereka yang mencerminkan citra Yesus dan mereka yang mencerminkan citra Setan. Oleh karenanya, sementara akhir semakin menjelang, perbuatan-perbuatan jahat, anarki moral, dan kehancuran benteng-benteng otoritas dan integritas seolah akan menyapu dunia ke dalam keputusasaan yang mengerikan yang akan mendorong pria dan wanita mencari pemecahannya melalui kediktatoran dunia yang berorientasikan pada krisis.
Tentang ketegangan di seluruh dunia ini, Ellen White menuliskan bahwa Tuhan tidak akan mengizinkan tujuanNya di bumi ditelan oleh kekuatan-kekuatan Setan—gandum tidak akan tercekik oleh ilalang: “Ada batas-batas bahkan pada kesabaran Tuhan, dan banyak yang melewati batasan-batasan ini. Mereka telah melampaui batas kasih karunia; sehingga Tuhan harus campur tangan dan mempertahankan kehormatanNya Sendiri… Dengan ketepatan yang tanpa salah, Dia yang Tak Terhingga masih memiliki catatan tanggung jawab kepada seluruh bangsa. Sementara belas kasihanNya adalah lembut, dengan panggilan kepada pertobatan, catatan ini akan tetap terbuka, namun ketika jumlahnya sudah mencapai angka tertentu yang telah ditentukan oleh Tuhan, pelayanan kemurkaanNya dimulai. Buku catatan itu ditutup. Kesabaran ilahi selesai.”—Testimonies, vol. 5, hlm. 208 (1882).
“Kejahatan penduduk dunia hampir memenuhi ambang batas kejahatan mereka. Bumi ini hampir mencapai titik di mana Tuhan mengizinkan si penghancur untuk melaksanakan kehendaknya.”—Ibid., vol. 7, hlm. 141.
Sementara gandum menjadi masak, yaitu, ketika umat Tuhan semakin nyata mencerminkan “citra Yesus sepenuhnya” (Early Writings, hlm. 71) dan kemudian mengumandangkan Injil kerajaan lebih penuh (Matius 24:14), terjadi juga pemasakan ilalang, yaitu mereka yang semakin penuh mencerminkan citra binatang itu (Wahyu 13:14). Saatnya akan tiba ketika Tuhan berkata sudah selesai: “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; … dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran” (Wahyu 22:11). Pintu kasihan tertutup baik bagi yang selamat maupun yang tidak selamat.
Maka ada “batas yang di atasnya penghakiman Tuhan tidak dapat lagi ditunda.” Batas itu tercapai hanya ketika “ujian terakhir telah diberikan kepada dunia, dan bahwa semua orang yang telah membuktikan diri mereka setia kepada perintah-perintah ilahi telah menerima “meterai dari Tuhan yang hidup.’… Pengekangan sebelumnya terhadap orang-orang jahat dilepaskan, dan Setan memiliki kontrol sepenuhnya dari orang-orang yang menyesal kemudian. Penderitaan Tuhan yang begitu lama telah berakhir.”—The Great Controversy, hlm. 613, 614.
Termasuk di dalam keadilan Tuhan adalah perhatianNya kepada permainan yang adil. Tuhan “tidak akan mengirimkan kepada dunia penghakimanNya kepada orang-orang yang tidak taat dan pelanggaran-pelanggaran sebelum Ia terlebih dahulu mengirimkan jurukabar-jurukabar yang memberi mereka peringatan itu. Ia tidak akan menutup masa pintu kasihan sebelum pekabaran dikumandangkan secara nyata.”—Testimonies, vol. 6, hlm.19.
Pemasakan ilalang, penutupan buku catatan orang-orang jahat, selesainya kesabaran Ilahi, tidak akan mendahului pemasakan gandum, yaitu pemeteraian umat Tuhan yang telah menyatakan secara adil dan menang akan kebenaran tentang kerajaan Tuhan. Catatan terhadap orang jahat ditutup hanya ketika mereka telah memiliki kesempatan yang cukup untuk mendengar dan melihat kebenaran tentang Tuhan, sebagaimana dinyatakan oleh mereka yang memelihara hukum-hukum Tuhan dan iman kepada Yesus (Wahyu 14:12), dan kemudian mereka menolak kerajaan yang taat kepada hukum dan kasih tersebut.