[AkhirZaman.org] Seni lagu suci dipelihara dengan saksama di sekolah-sekolah nabi. Tidak kedengaran lagu Waltz yang bodoh, atau pun nyanyian sembrono yang menyanjung-nyanjung manusia dan mengalihkan perhatian dari Tuhan; melainkan Mazmur pujian-pujian yang suci dan penuh khidmat kepada Khalik, yang meninggikan nama-Nya dan menceritakan perbuatan tangan-Nya yang ajaib. Dengan demikian musik melakukan fungsi yang suci, mengangkat pikiran kepada perkara yang dan mulia dan meninggikan derajat, dan menggugah dalam pengabdian dan syukur kepada Tuhan.1
Musik merupakan sebagian dari perbaktian kepada Tuhan di surga, dan kita harus berusaha dalam segala nyanyian puji-pujian kita, menyesuaikan nyanyian kita dengan nyanyian biduan surga. Latihan seni suara merupakan sesuatu yang penting dalam pendidikan, dan hal ini jangan hendaknya diabaikan saja. Menyanyi, yang menjadi sebagian dari acara kebaktian, sama nilainya dengan doa dalam acara kebaktian itu. Hati harus merasai roh nyanyian itu agar dapat mengungkapnya dengan betul.2
Kepada saya sudah ditunjukkan tata tertib yang sempurna di surga, dan saya merasa sangat gembira mendengarkan musik yang sempurna di sana. Sesudah keluar dari khayal, cara menyanyi di dunia ini kedengaran amat kasar dan tidak harmonis. Saya telah melihat rombongan malaikat, yang berdiri di lapangan yang terbuka, masing-masing mempunyai kecapi emas. Pada ujung kecapi itu terdapat sebuah alat yang dapat diputar untuk menyetel kecapi itu atau mengubah nada. Jari mereka tidak memetik tali kecapi dengan sembrono saja, melainkan memetik berjenis-jenis tali untuk mengeluarkan berjenis-jenis bunyi. Ada seorang malaikat yang selamanya memimpin, yang mula-mula memetik kecapi dan membunyikan nada, kemudian semua malaikat menggabungkan diri dalam musik surga yang merdu dan sempurna. Merdunya tidak terperikan. Itulah lagu surga, sedangkan dari setiap wajah bersinarlah peta Yesus, bercahaya dengan kemuliaan yang tidak terperikan.3
Ditunjukkan kepada saya bahwa orang mudah harus mengambil sikap yang lebih tinggi dan menjadikan Firman Tuhan penasihat dan penuntun mereka. Orang mudah mempunyai tanggung jawab yang serius yang mereka pandang remeh. Pemasukan musik ke rumah mereka, gantinya menghidupkan kesucian dan kerohanian, telah menjadi alat yang mengalihkan pikiran mereka dari kebenaran. Nyanyian-nyanyian yang rendah mutunya dan nyanyian populer pada zamannya (kontemporer) tampaknya cocok dengan selera mereka. Alat-alat musik telah merampas waktu yang seharusnya digunakan untuk berdoa. Musik, bila tidak digunakan salah, merupakan suatu berkat yang besar; tetapi bila digunakan salah hal itu menjadi suatu kutuk yang paling mengerikan. Nyanyian itu merangsang, tetapi tidak memberikan kekuatan dan keberanian yang dapat diperoleh orang Kristen. Hanya di takhta anugerah dan dengan kerendahan hati memberitahukan keperluannya, dengan tangis dan air mata sedih memohonkan kekuatan dari surga manusia diperkuat melawan penggodaan si jahat. Setan sedang menuntun orang muda yang ditawannya. Oh, apakah yang dapat saya katakan untuk meyakinkan mereka agar mereka dapat mematahkan kuasa penarikannya? Ia adalah pemikat hati yang cakap yang sedang membujuk setiap orang kepada kebinasaan.4
_________________
(1) FE 97, 98; (2) PP 594; (3) IT 146; (4) IT 496, 497.
Oleh: Ellen White
{fcomment}