DIDALAM TUHAN = DIDALAM KEBAHAGIAN (Bagian1)

akhir zaman

[AkhirZaman.org] Anak-anak Tuhan dipanggil untuk menjadi wakil-wakil Kristus, menunjukkan kebaikan dan kemurahan Tuhan. Sebagaimana Yesus telah menunjukkan kepada kita tabiat Bapa yang sejati, demikian pulalah kita menyatakan Kristus kepada satu dunia yang belum mengenal kasih-Nya yang lembut dan ramah itu. “Sama seperti engkau telah mengutus aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.” “Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku” (Yohanes 17:18,23). Rasul Paulus berkata kepada murid-murid Yesus seperti berikut: “Kamu adalah suara pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.” “Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia” (2 Korintus 3:2,3).

Di dalam tiap-tiap anak-Nya, Yesus mengirim sebuah surat ke dunia ini. Jika engkau adalah murid Yesus, Dia mengirimkan di dalam engkau sebuah surat untuk keluarga, untuk kampung, jalan raya, di tempat tinggalmu. Yesus, yang berdiam di dalam engkau, ingin berbicara ke hati orang-orang yang belum mengenal Dia. Mungkin mereka belum membaca Alkitab atau belum mendengar suara yang berbicara kepada mereka melalui halaman-halaman buku itu, mereka belum melihat kasih Tuhan melalui segala pekerjaan-Nya. Tetapi jika engkau adalah seorang wakil Yesus, yang sejati, maka mungkin melalui engkau mereka akan mengerti sesuatu dari hal kebaikan-Nya serta dimenangkan menjadi mengasihi dan berbakti kepada Tuhan.

Orang-orang Kristen ditentukan menjadi pembawa terang dalam perjalanan menuju surga. Terang yang dipantulkan mereka kepada dunia ini adalah terang yang bersinar atas mereka dari Kristus. Kehidupan dan tabiat mereka hendaklah demikian rupa supaya melalui mereka orang-orang lain mendapat satu konsep yang benar dari hal bakti kepada-Nya.

Jika kita memiliki Kristus, maka kita akan mengadakan perbaktian kita dengan menarik sekali, sebagaimana adanya. Orang-orang Kristen yang menghimpun kemurungan dan duka ke dalam jiwanya, bersungut-sungut dan berkeluh-kesah, berarti memberikan gambaran yang salah dari hal Tuhan dan kehidupan Kristen kepada orang lain. Mereka memberikan kesan bahwa Tuhan tidak memperkenankan anak-anak-Nya berbahagia, dan di dalam hal seperti ini berarti mereka menjadi saksi palsu melawan Bapa kita yang di surga.

Setan bergembira apabila dia dapat memimpin anak-anak Tuhan ke dalam sikap ingkar dan kemurungan. Dia gembira melihat kita tidak percaya kepada Tuhan, meragukan kesucian dan kuasa-Nya yang menyelamatkan kita. Dia senang membuat kita supaya merasa bahwa Tuhan menyakiti kita dengan pimpinan-Nya. Setan bekerja menampilkan Tuhan sebagai yang tidak mempunyai kasih dan kelembutan. Dikacaukannya kebenaran dari hal Tuhan. Diisinya pikiran dengan pikiran-pikiran palsu mengenai Tuhan, sehingga gantinya tinggal di dalam kebenaran Bapa kita yang di surga, kita sering meletakkan pikiran kita di atas tafsiran-tafsiran yang salah yang diberikan Setan itu, menghina Tuhan dengan jalan kurang percaya dan bersungut-sungut melawan Dia. Ia selalu berusaha membuat kehidupan beragama itu satu kemuraman. Dia ingin memperlihatkan bahwa kehidupan beragama itu sukar dan sulit, dan apabila orang Kristen menampilkan yang demikian di dalam kehidupan beragamanya sendiri, maka dia, melalui kekurangpercayaannya, menunjukkan sokongannya kepada kepalsuan Setan itu.

Banyak orang, yang berjalan sepanjang jalan hidup, memikirkan selalu akan kesalahan-kesalahan, kegagalan-kegagalan dan kekecewaan-kekecewaannya, sehingga hati mereka dipenuhi dengan kegetiran dan kekecewaan. Ketika saya (White) berada di Eropa, seorang saudari yang dalam keadaan seperti ini, dalam keadaan tertekan batin yang berat, menulis surat kepada saya, memohon kata penghiburan yang menguatkan hati.

 Malam sesudah saya membaca suratnya saya bermimpi bahwa saya berada di sebuah taman, dan seorang yang agaknya pemilik taman itu memimpin saya menjalani jalan-jalan yang ada di dalamnya. Saya sedang mengumpulkan bunga-bunga dan menikmati baunya yang semerbak ketika saudari ini, yang berjalan di sisi saya, mengarahkan perhatian saya kepada duri-duri yang menghalangi jalannya. Di sana dia meratap kesakitan. Dia tidak berjalan pada jalan yang telah disediakan, yang ditunjukkan penunjuk jalan, melainkan berjalan dicela-cela onak dan duri. “Aduh,” keluhnya, “bukankah sayang sekali taman yang indah ini dirusakkan oleh duri-duri ini?” Lalu petunjuk jalan itu berkata: “Biarkanlah duri-duri, karena duri-duri itu hanya mampu melukai engkau. Kumpulkan bunga-bunga, bunga mawar dan bakung.”

Bukankah telah ada saat-saat gembira di dalam pengalamanmu? Bukankah engkau telah mempunyai waktu-waktu yang indah di mana jantungmu berdebar dengan kegembiraan dalam menyambut Roh Tuhan? Jika engkau menoleh kembali kepada pengalaman-pengalamanmu pada masa lampau, apakah engkau tidak mendapat masa-masa yang menyenangkan? Bukankah janji-janji Tuhan, seperti bunga-bunga yang berbau harum itu, bertumbuh di sisi perjalananmu? Apakah engkau tidak mau membiarkan keindahan dan keelokannya mengisi hatimu dengan kegembiraan? Duri-duri bunga mawar hanyalah melukai dan menyakiti engkau; tetapi jika engkau hanya mengumpulkan duri-duri ini dan memberikannya kepada orang-orang lain, bukankah dengan demikian engkau, selain menghina kebaikan Tuhan, juga menghalangi orang-orang yang ada di sekelilingmu berjalan pada jalan kehidupan itu?

Mengumpulkan kesenangan-kesenangan yang tidak menyenangkan di masa lampau tidaklah bijaksana- segala yang jahat-jahat dan yang mengecewakan-membicarakannya, meratapinya sampai kita pun dirundung kekecewaan. Satu jiwa yang kecewa diisi kegelapan, mematikan terang Tuhan dari dalam jiwanya lalu melontarkan bayang-bayang suram kepada jalan orang-orang lain juga.

Terima kasih kepada Tuhan karena telah diberikan-Nya kepada kita banyak kegembiraan. Marilah kita kumpulkan bersama berkat-berkat janji kasih-Nya, supaya kita dapat memandangnya terus menerus: Anak Allah meninggalkan takhta Bapa-Nya, membungkus keilahian-Nya dengan kemanusiaan, supaya dengan demikian Dia dapat menyelamatkan manusia dari kuasa Setan; kemenangan-Nya untuk kita, membuka pintu surga bagi manusia, memperlihatkan Tuhan membuka kemuliaan-Nya; bangsa yang sudah jatuh itu diangkat dari lubang kehancuran, ke tempat mana dia dijerumuskan dosa, lalu dibawa kembali ke dalam perhubungan dengan Tuhan yang abadi, dan sanggup melalui ujian Ilahi dengan iman di dalam penebus kita, diselubungi dengan kebenaran Kristus dan ditinggikan kepada takhta-Nya inilah gambaran Tuhan untuk di renungkan.

Apabila kita seakan-akan ragu-ragu terhadap kasih Tuhan dan kurang yakin pada janji-janji -Nya, kita merendahkan dia dan mendukakan Roh Kudusnya. Bagaimanakah perasaan seorang ibu jika anak-anaknya terus menerus bersungut terhadap dia, seolah-olah dia tidak memikirkan kepentingan mereka, sedangkan sepanjang hidupnya dia berusaha memperhatikan kepentingan mereka serta membahagiakan mereka? Sekiranya anak-anak itu meragukan kasih-Nya; ini membuat hatinya hancur. Bagaimanakah perasaan orangtua diperlakukan anaknya seperti itu? Dan bagaimanakah pandangan Bapa kita yang di surga apabila kita meragu-ragukan kasih-Nya, yang telah membawa Dia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal supaya kita memperoleh kehidupan? Rasul Paulus menuliskan sebagai berikut: “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32).

Namun betapa banyak juga orang yang berkata melalui perbuatan-perbuatan kalau bukan dengan kata-kata mereka: “Tuhan tidak maksudkan hal ini bagiku. Mungkin Dia mengasihi orang-orang lain, tetapi bukan aku.” “Semuanya ini hanyalah membahayakan jiwamu sendiri; karena tiap-tiap kata yang meragukan yang kau ucapkan akan mengundang godaan-godaan Setan; itu meneguhkan kecenderungan untuk keragu-raguan di dalam dirimu, dan mendukakan malaikat yang bertugas melayani. Apabila Setan menggoda engkau janganlah sekali-kali mengucapkan sepatah kata yang meragukan atau mendatangkan kegelapan.

Jika engkau membuka pintu kepada bisikan Setan, maka pikiranmu akan dipenuhi kekurangan percaya dan keraguan yang durhaka. Jika engkau mengucapkan perasaan-perasaanmu, setiap keragu-raguan yang engkau ucapkan bukan hanya bereaksi atas dirimu sendiri, tetapi ia akan menjadi benih yang akan bertumbuh dan berbuah di dalam kehidupan orang lain, dan mungkin mustahil menarik perkataan itu. Engkau sendiri mungkin dapat sembuh daripada masa pencobaan dan dari jerat Setan, tetapi orang lain yang telah terpengaruh oleh perkataanmu mungkin tidak dapat melepaskan diri dari kekurangpercayaan yang engkau ucapkan itu. Betapa pentingnya kita membicarakan hanya perkara-perkara yang akan memberikan kekuatan rohani dan hidup.

Para malaikat memasang telinga untuk mendengar laporan apakah yang engkau bawa kepada dunia ini mengenai Tuhanmu yang ada di dalam surga. Biarlah percakapanmu mengenai Dia yang telah hidup untuk mengadakan permohonan bagimu di hadapan Bapa. Apabila engkau berjabat tangan dengan seorang sahabat, pujilah Tuhan dengan bibir dan di dalam hatimu. Ini akan menarik segala pikirannya kepada Kristus.

Masing-masing mempunyai ujian-ujian, kesulitan-kesulitan yang berat dipikul, godaan-godaan yang susah dilawan. Janganlah utarakan kesulitan-kesulitanmu di hadapan sesamamu manusia yang fana, melainkan bawalah segala sesuatu kepada Tuhan di dalam doa. Buatlah satu peraturan untuk tidak pernah mengucapkan sepatah kata yang meragukan dan mengecewakan. Engkau dapat melakukan banyak hal untuk menggembirakan hidup orang-orang lain dan menguatkan usaha-usaha mereka melalui kata-kata pengharapan dan kegembiraan yang kudus.

Sering satu jiwa yang perkasa ditekan oleh penggodaan dengan hebat, hampir-hampir menyerah di dalam perjuangan melawan diri dan kuasa jahat. Janganlah tawarkan hati seseorang yang berjuang keras seperti itu. Gembirakan dia dengan kata-kata penuh keberanian dan harap yang akan mendorong dia maju meneruskan perjalanannya. Supaya terang Kristus bersinar-sinar dari padamu. “Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri“ (Roma 14:7). Dengan pengaruh kita yang tidak kentara orang-orang lain dapat dikuatkan dan diteguhkan, atau mereka dapat juga ditawarkan hatinya, sehingga dihalau dari Kristus dan kebenaran.

Banyak juga orang yang mempunyai pikiran-pikiran yang salah mengenai kehidupan dan tabiat Kristus. Mereka menganggap bahwa Dia tidak peramah dan tidak gembira, bahwa Dia seorang yang keras, kejam dan tidak periang. Di dalam banyak hal seluruh pengalaman keagamaan diwarisi oleh pandangan-pandangan tersebut semacam ini.

Sering dikatakan bahwa Yesus menangis, tetapi hampir tidak pernah Ia dikenal tersenyum. Memang Juruselamat kita adalah seorang Manusia Duka, yang banyak mengenal liku-liku kepahitan, karena Dia membuka hati-Nya terhadap segala dukacita manusia. Tetapi walaupun hidup-Nya adalah penyangkalan diri dan dibayang-bayangi derita dan keluh kesah, roh-Nya tidak hancur. Wajah-Nya tidak menunjukkan duka dan persungutan, melainkan selalu menunjukkan ketenangan yang penuh damai. Hati-Nya adalah pancaran air hidup; dan ke mana pun Dia pergi Dia membawa damai sejahtera, kegembiraan dan kesukaan.

Juruselamat kita amat bersungguh-sungguh dan tekun benar, namun tidak pernah berwajah murung atau masam. Kehidupan orang-orang yang meniru Dia akan penuh dengan tujuan sungguh-sungguh, mereka akan mempunyai satu perasaan tanggung jawab pribadi yang dalam. Tiada lagi kesia-siaan, tiada lagi kesukaan yang riuh suasananya, tiada cemoohan kasar, tapi agama Yesus mendatangkan damai seperti sebuah sungai. Itu tidak memadamkan terang kegembiraan; tidak juga menghalangi keriangan, atau memuramkan wajah yang berseri-seri dan tersenyum. Kristus datang bukanlah untuk dilayani melainkan untuk melayani; dan apabila kasih-Nya bertahta di dalam hati, maka kita akan menurut teladan-Nya.

Oleh: Ellen White

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top