Menara Yang Kuat

akhir zaman

[AkhirZaman.org] Pada tahun 1934 Adolf Hitler memanggil para pemimpin Gereja di Jerman ke ruang kerjanya di Berlin untuk menegur mereka karena kurang mendukung program-programnya. Pendeta Martin Niemoller menjelaskan bahwa ia hanya peduli dengan kesejahteraan gereja dan rakyat Jerman. Hitler menukas, “Anda batasi diri Anda pada gereja. Saya yang akan mengurusi rakyat Jerman.” Niemoller menjawab itu dipercayakan kepada kita oleh Tuhan, dan tidak seorang pun termasuk Anda di dunia ini yang punya kuasa untuk mengambilnya dari kami.”

            Hitler mendengarkan dalam diam, tetapi malam itu Gestalo menyerang tempat kediaman Niemoller, dan beberapa hari kemudian sebuah bom meledak di Gerejanya. Selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun setelah itu, ia dengan ketat diawasi oleh polisi rahasia, dan pada bulan Juni 1937 ia mengkhotbahkan kata-kata ini kepada gerejanya: “Kami tidak berpikir lagi menggunakan kekuatan kami sendiri untuk melarikan diri dari otoritas seperti para rasul zaman dahulu kala. Kami harus menaati Tuhan dan bukan manusia.” Tidak lama kemudian ia di tangkap dan ditempatkan dalam pengasingan.

   Persidangan Dr. Niemoller dimulai pada tanggal 1 Februari 1938. pagi itu, seorang penjaga berseragam hijau mengawal pendeta itu dari selnya dan melewati serangkai lorong bawah tanah menuju keruang sidang. Niemoller dikuasai rasa takut dan sepi. Apa yang bakal menimpa dirinya?  Keluarganya? Gerejanya? Siksaan apa yang menanti mereka semua?

            Wajah penjaga itu tidak memperlihatkan emosi apa-apa dan ia membisu seribu bahasa. Namun saat mereka keluar dari lorong untuk menaiki anak tangga terakhir, Niemoller mendengar bisikan. Pada mulanya ia tidak tahu dari mana datangnya suara itu, karena suara itu lembut seperti desahan. Lalu ia sadar bahwa petugas itu sedang membisikkan ditelingnya kata-kata dalam Amsal 18:10: Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.

            Rasa takut Niemoller lenyap, dan kuasa ayat itu menopangnya melewati persidangan dan tahun-tahun yang di lewatinya di kamp konsentrrasi Nazi.

Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.

Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya. Tinggi hati mendahului kehancuran, Tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan. (Amsal 18:10-12).

Robert J. Morgan,

365 Kisah Dan Inspirasi Yang Menakjubkan Tentang Orang-Orang Kudus, Martir, Dan Pahlawan

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top