[AkhirZaman.org] Dewasa ini Tuhan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada manusia untuk menunjukkan apakah mereka mengasihi sesama manusia. Ia yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan sesama manusia ialah orang yang menunjukkan kemurahan kepada mereka yang berkekurangan, yang menderita, yang luka, yang hampir mati. Tuhan memanggil setiap manusia untuk memikul pekerjaan yang sudah dilalaikannya, dan berusaha memulihkan peta akhlak Khalik pada umat manusia.1
Pekerjaan untuk orang lain menuntut usaha, penyangkalan diri, dan pengorbanan diri. Tetapi apakah nilainya pengorbanan kecil yang dapat kita lakukan jika dibanding dengan pengorbanan yang telah dibuat Tuhan bagi kita dalam pemberian Anak-Nya yang tunggal?2
Syarat-syarat untuk mewarisi hidup yang kekal ditegaskan dengan jelasnya oleh Juruselamat kita dalam cara yang paling bersahaja. Orang yang dilukai dan dirampoki ( Luk. 10:30-37 ) menggambarkan orang-orang yang perlu mendapat perhatian, simpati, dan kasih-sayang kita. Kalau kita melalaikan keadaan orang-orang yang berkekurangan dan yang malang yang dibawa pada perhatian kita, tidak menjadi soal siapa mereka itu, kita tidak mempunyai jaminan hidup kekal; karena kita tidak memenuhi tuntutan Tuhan kepada kita. Kita tidak berbelas kasihan kepada sesama manusia, karena mungkin mereka tidak ada hubungan keluarga dengan kita. Kamu kedapatan melanggar hukum kedua yang besar itu, yang kepadanya bergantung enam hukum terakhir itu. Barang siapa melanggar dalam satu hal, ia bersalah dalam segala perkara. Mereka yang tidak membuka hati mereka terhadap keperluan dan penderitaan sesama manusia tidak akan membuka hati mereka terhadap tuntutan Tuhan sebagaimana yang dinyatakan dalam empat hukum pertama dari Sepuluh Hukum itu. Ilah-ilah menuntut hati dan kasih, dan Tuhan tidak dihormati dan tidak memerintah secara unggul.3
Seharusnya ditulis di atas angan-angan hati sebagaimana dengan pena besi di atas batu karang, bahwa ia yang tidak mengindahkan kemurahan, belas kasihan, dan kebenaran, ia yang melalaikan orang miskin, ia yang mengabaikan keperluan sesama manusia yang menderita, ia yang tidak ramah-tamah dan tidak sopan, berkelakuan sedemikian rupa sehingga Tuhan tidak dapat bekerja sama dengan dia dalam perkembangan tabiat. Perkembangan pikiran dan hati dilaksanakan lebih mudah bila kita merasakan simpati yang lemah lembut bagi orang lain sehingga kita memberikan keuntungan dan hak kita untuk meringankan keperluan mereka. Memperoleh dan menahan segala sesuatu bagi diri kita sendiri sedapat-dapatnya cenderung kepada kemiskinan jiwa. Tetapi segala sifat tabiat Kristus menunggu untuk diterima oleh mereka yang mau melakukan pekerjaan yang telah ditentukan Tuhan bagi mereka, untuk bekerja dalam bidang-bidang pekerjaan Kristus.4
Juruselamat tidak menghiraukan pangkat dan kasta, kehormatan duniawi dan kekayaan. Tabiat dan penyerahan yang sungguh-sungguhlah yang tinggi nilainya bagi-Nya. Ia tidak memihak kepada yang kuat dan yang disenangi dunia. Ia, Anak Tuhan yang hidup, menundukkan diri untuk mengangkat mereka yang sudah jatuh. Oleh janji-janji dan perkataan yang memberi jaminan Ia berusaha memenangkan kepada-Nya jiwa yang sudah hilang dan sedang binasa. Malaikat-malaikat Tuhan yang sedang mengamat-amati hendak melihat siapa dari para pengikut–Nya mau menunjukkan belas kasihan dan simpati. Mereka sedang mengamat-amati hendak melihat siapa dari umat Tuhan mau menunjukkan kasih Yesus.5
Tuhan menuntut bukan saja kebajikanmu, tetapi juga wajahmu yang gembira, perkataanmu yang penuh harapan, jamahan tanganmu. Bila engkau melawat umat Tuhan yang dirundung malang, engkau akan mendapati beberapa orang yang tidak mempunyai pengharapan lagi; kembalikanlah sinar matahari kepada mereka. Ada orang yang memerlukan roti hidup; bacakanlah kepada mereka dari firman Tuhan. Pada orang lain ada penyakit jiwa yang tidak dapat dicapai oleh penawar duniawi atau disembuhkan oleh tabib; doakanlah orang-orang ini, dan bawalah mereka kepada Yesus.6
Kewajiban Kita Kepada Orang Miskin
Ada dua golongan orang miskin yang selamanya berada di sekitar tempat kita-mereka yang membinasakan diri sendiri oleh cara bertindak sendiri yang bebas dan terus-menerus dalam pelanggaran mereka, dan mereka yang demi kebenaran telah dibawa ke dalam kesulitan keuangan. Kita harus mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, dan kemudian terhadap kedua golongan ini kita akan melakukan sesuatu yang betul di bawah bimbingan dan petunjuk akal budi yang sehat.
Tidak ada keragu-raguan tentang orang miskin yang menjadi milik Tuhan. Mereka harus ditolong dalam setiap perkara yang membawa manfaat bagi mereka.
Tuhan menghendaki agar umat-Nya menyatakan kepada dunia yang berdosa bahwa Ia tidak meninggalkan mereka untuk binasa. Usaha istimewa harus diadakan untuk menolong mereka yang demi kebenaran dibuang dari rumah tangga mereka dan terpaksa menderita. Orang-orang yang mempunyai hati terbuka dan dermawan semakin diperlukan, yakni orang-orang yang mau menyangkal diri dan mau mengatasi persoalan orang-orang ini yang dikasihi Tuhan. Orang-orang miskin di antara umat Tuhan jangan hendaknya ditinggalkan tanpa persediaan untuk kekurangan mereka. Sesuatu jalan harus dicari agar olehnya mereka dapat memperoleh nafkah mereka. Ada yang perlu diajar kerja. Orang-orang lain yang bekerja keras dalam menanggung beban yang melebihi kesanggupan mereka untuk menyokong keluarga mereka seharusnya diberi bantuan khusus. Kita harus menaruh minat dalam keadaan ini dan menolong mereka mendapatkan pekerjaan. Harus ada suatu dana untuk menolong keluarga-keluarga yang miskin yang layak seperti itu, yaitu mereka yang mengasihi Tuhan dan memelihara hukum-hukum-Nya.
Karena keadaan orang yang mengasihi dan menurut kehendak Tuhan menjadi miskin. Ada yang tidak berhati-hati; mereka tidak mengetahui bagaimana mengaturnya. Yang lain pula miskin karena penyakit dan kemalangan. Apa pun yang menyebabkannya, mereka ada dalam kekurangan, dan untuk menolong mereka adalah suatu bidang pekerjaan misionaris yang penting.
Bila suatu sidang didirikan, anggota-anggotanya harus melakukan suatu pekerjaan dengan setia untuk orang-orang percaya yang berkekurangan. Tetapi mereka tidak boleh berhenti di sini. Mereka harus pula menolong orang lain, tidak menjadi soal apa pun kepercayaan mereka. Sebagai hasil usaha seperti itu, beberapa dari orang-orang ini akan menerima kebenaran khusus untuk zaman ini.7
Bagaimana Menolong Yang Berkekurangan
Metode menolong yang berkekurangan harus dipertimbangkan dengan saksama dan disertai doa. Kita harus meminta akal-budi dari Tuhan, karena Ia mengetahui lebih baik daripada manusia fana yang berpandangan singkat tentang bagaimana memelihara makhluk-makhluk yang telah dijadikan-Nya. Ada orang yang memberikan sembarangan saja kepada setiap orang yang meminta pertolongan. Dalam hal ini mereka berbuat kekeliruan. Dalam usaha menolong yang berkekurangan, kita harus berhati-hati memberikan kepada mereka pertolongan yang betul. Ada orang yang bila ditolong akan terus menerus menjadikan diri mereka sasaran pertolongan khusus. Mereka akan bergantung selama mereka melihat sesuatu yang dapat mereka jadikan tempat bergantung. Oleh memberikan waktu dan perhatian yang tidak pantas kepada orang-orang ini, kita dapat mendorong dan memelihara kemalasan, keadaan tidak berdaya, pemborosan, dan sifat tidak bertarak.
Bila kita memberi kepada orang miskin, kita harus mempertimbangkan: “Apakah saya mendorong sifat pemborosan? Apakah saya menolong atau merugikan mereka?” Tidak seorang pun yang dapat mencari nafkahnya sendiri berhak untuk bergantung kepada orang lain.
Pria dan wanita yang menjadi milik Tuhan, orang-orang yang mempunyai pandangan tajam dan akal budi, harus diangkat untuk mengurus orang-orang yang miskin dan berkekurangan, seisi rumah orang percaya lebih dulu. Orang-orang ini harus melaporkan kepada sidang dan merundingkan apa yang harus dilakukan.8
Tuhan tidak menuntut saudara-saudara kita bertanggung jawab mengurus setiap keluarga miskin yang akan menganut pekabaran ini. Kalau mereka seharusnya berbuat demikian, maka para pendeta terpaksa berhenti memasuki ladang-ladang yang baru, karena dana akan habis. Banyak orang yang miskin karena mereka sendiri kurang rajin dan kurang hemat; mereka tidak tahu bagaimana menggunakan uang itu sebaik-baiknya. Kalau mereka ditolong, hal itu akan merugikan mereka. Beberapa dari mereka akan selamanya miskin. Kalau mereka mendapatkan keuntungan terbaik, keadaan mereka tidak akan tertolong. Mereka tidak mempunyai perkiraan yang baik dan akan menggunakan segala harta yang dapat mereka peroleh, banyak atau sedikit.
Bila orang-orang yang sedemikian menganut pekabaran ini, mereka merasa mereka berhak mendapatkan bantuan dari saudara-saudara yang lebih kaya; dan kalau harapan mereka tidak terpenuhi, mereka mengeluh kepada sidang dan menuduh bahwa saudara-saudara itu tidak hidup sesuai dengan iman mereka. Siapakah yang harus menanggungnya dalam hal ini? Haruskah pekerjaan Tuhan dilemahkan, dan perbendaharaan di berbagai-bagai tempat dihabiskan? Tidak. Para orang tua harus menanggung.
Tuhan membiarkan orang-orang miskin tinggal dalam lingkungan setiap sidang. Mereka harus selamanya ada di antara kita, dan Tuhan memberikan tanggung jawab kepada anggota-anggota setiap sidang untuk memelihara mereka. Terhadap mereka yang di dalam lingkungan kita sendiri kita harus menunjukkan kasih dan simpati yang sama seperti yang akan ditunjukkan oleh Kristus sekiranya Ia berada di tempat kita. Demikianlah kita harus didisiplin, agar kita dapat disediakan untuk mengambil bagian dalam pekerjaan Kristus.
Pemeliharaan Anak-anak Piatu
Di antara semua orang yang keperluannya harus mendapat perhatian kita, janda dan yang tidak berayah lagi memerlukan simpati kita yang paling utama. Merekalah yang menjadi sasaran pemeliharaan Tuhan yang khusus. Mereka diserahkan pada orang-orang Kristen dalam kepercayaan kepada Tuhan. “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Tuhan, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda‑janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” (Yak. 1:27).
Banyak bapa yang telah meninggal dunia dalam iman, dengan bersandar pada janji Tuhan yang kekal, telah meninggalkan kekasih-kekasih mereka dan kepercayaan penuh bahwa Tuhan akan memelihara mereka. Dan bagaimanakah Tuhan menyediakan keperluan orang-orang yang kematian kekasihnya? Ia tidak mengadakan suatu mukjizat dalam menurunkan manna dari langit; Ia tidak mengirim burung gagak untuk membawa makanan kepada mereka, tetapi ia mengadakan suatu mukjizat dalam hati manusia, dengan mengusir sifat mementingkan diri dan jiwa dan membuka mata air kebajikan. Ia menguji kasih orang-orang yang mengaku sebagai para pengikut-Nya oleh menyerahkan mereka yang dirundung malang dan yang kematian kekasihnya kepada kemurahan hati orang-orang yang lemah-lembut.
Biarlah orang-orang yang mempunyai kasih Tuhan membuka hati dan rumah mereka untuk menerima anak-anak ini. Bukannya rencana yang terbaik memelihara anak-anak piatu dalam lembaga yang besar. Kalau mereka tidak mempunyai sanak saudara yang sanggup menyediakan keperluan mereka, anggota-anggota sidang kita hendaknya menerima anak-anak ini ke dalam keluarga mereka atau mencari rumah yang cocok bagi anak-anak itu dalam rumah tangga orang lain.
Dalam pengertian khusus anak-anak inilah yang mendapat perhatian Kristus, dan melalaikan mereka berarti penghinaan kepada-Nya. Setiap perbuatan yang ramah-tamah yang diperbuat kepada mereka dalam nama Yesus diterima-Nya sebagaimana diperbuat kepada-Nya.”
(1) WM 49; (2) 6T 283; (3) 3T 524; (4) 6T 262; (5) 6T 268; (6) 6T 277; (7) 6T 269-271; (8) 6T 277, 278; (9) 1T 272, 273; (10) 6T 272; (11) 6T 281.
Oleh: Ellen White