[AkhirZaman.org] Sejak masa kekekalan Tuhan Yesus Kristus satu dengan Bapa; Dia adalah gambar Allah, pernyataan kemuliaan-Nya. Untuk menyatakan terang kemuliaan dari kasih Tuhan, Ia datang ke dunia kita yang berdosa yang dipenuhi oleh kegelapan. Yesaya sang nabi menubuatkannya: ” Ia itu akan dinamai Imanuel, Allah beserta kita.” Matius 1:21 Yesaya 7:14
Yesus adalah “Firman Tuhan” pikiran Allah yang dijadikan dapat didengar. Tuhan memberikan wahyu-Nya ini tidak hanya kepada anak-anak-Nya dibumi. Dunia kita yang kecil ini adalah buku pelajaran semesta alam. Baik umat tebusan maupun makhluk makhluk yang tidak jatuh ke dalam dosa akan menemukan ilmu pengetahuan serta sukacita yang sejati di salib Kristus. Mereka akan melihat bahwa kemuliaan yang bersinar pada wajah Yesus itu adalah kemuliaan kasih pengorbanan diri. Mereka akan melihat bahwa hukum kehidupan surga dan bumi adalah hukum kasih yang penuh penyangkalan diri. Kasih yang “tidak mencari keuntungan dirinya sendiri” bersumber dari dalam hati Allah dan ditunjukan dalam Yesus, Seorang yang lemah lembut dan rendah hati.
Pada mulanya, Kristus meletakkan dasar dari bumi ini. Tangan-Nya menggantungkan dunia di angkasa, dan mendandani segala bunga di padang. Ia mengisi bumi dengan keindahan, dan udara dengan lagu (Maz. 65:6; 95:5). Ia menulis pesan kasih Bapa pada segala benda yang ada di bumi, di udara, dan di langit.
Kini dosa telah menodai pekerjaan Tuhan yang sempurna itu, meskipun demikian tulisan tangan itu masih senantiasa ada. Kecuali hati manusia yang mementingkan diri; tidak ada yang hidup hanya untuk kepentingannya sendiri. Setiap pohon, belukar dan daun menghembuskan udara kehidupan, yang tanpa itu baik manusia maupun binatang tidak dapat hidup; sebaliknya manusia serta binatang, menyokong kebutuhan hidup pohon, belukar dan daun itu. Lautan menerima semua air sungai dari segenap negeri, tetapi menerima untuk kemudian diberikan kembali. Kabut yang naik dari permukaannya jatuh menjadi hujan lebat untuk membasahi bumi, agar tumbuhan dapat bertumbuh dan mengeluarkan hasil. Malaikat malaikat kemuliaan menemukan kegembiraan mereka dalam memberi. Mereka membawa terang dari takhta surga, bergerak diantara roh manusia, untuk membawa yang telah sesat ke dalam persekutuan dengan Kristus.
Tetapi beralih dari semua gambaran yang lebih kecil itu, kita melihat Tuhan dalam Yesus. Oleh memandang kepada Yesus, kita melihat bahwa adalah kemuliaan Allah untuk memberi. “Aku tidak mencari kemuliaan bagi diri Ku sendiri,” kata Yesus, melainkan kemuliaan bagi Dia yang mengutus Aku. Yoh. 8:50, 7:18. Segala sesuatu diterima Kristus dari Allah tetapi Ia mengambil untuk memberi. Melalui Anak, aliran kehidupan Bapa mengalir kepada semua. Melalui Anak itu pula, hidup tersebut kembali dalam rupa pelayanan yang penuh sukacita, sebuah gelombang kasih, kepada Sumber agung dari semuanya. Demikianlah melalui Kristus lingkaran berkat itu menjadi lengkap.
Di Surga Hukum ini di Rusak
Dosa bermula dalam sifat mementingkan diri. Lusifer, kerubium yang menaungi itu, ingin menjadi yang pertama di surga. Ia berusaha menjauhkan seluruh makhluk surga dari Penciptanya, dan memenangkan penghormatan mereka untuk dirinya sendiri. Dengan menempatkan tabiatnya sendiri yang jahat itu kepada Pencipta, ia memperdaya malaikat malaikat untuk meragukan Firman Tuhan dan tidak mempercayai kebaikan-Nya. Setan mengarahkan mereka untuk memandang Dia sebagai Allah yang bengis dan tidak mengampuni. Demikianlah dia menipu para malaikat. Dengan cara yang sama dia menipu umat manusia, kemudian malam kesengsaraan pun meliputi dunia ini.
Bumi menjadi gelap oleh salah pengertian akan Allah. Untuk mengembalikan dunia kepada Tuhan, kuasa penipuan Setan harus dihancurkan. Tuhan tidak dapat melakukan ini dengan kekerasan. Ia menghendaki hanya pelayanan kasih; dan kasih tidak dapat dimenangkan dengan paksaan atau dengan semena-mena. Hanyalah kasih yang dapat membangkitkan kasih. Mengenal Tuhan berarti mengasihi Dia. Kita harus melihat tabiat Nya dalam perbedaannya dengan tabiat Setan. Hanya satu Oknum yang dapat melakukan pekerjaan ini. Hanya Dia yang mengetahui tinggi serta dalamnya kasih Allah itu yang dapat mengungkapkannya.
Rencana untuk penebusan kita bukanlah baru dirumuskan sesudah Adam berdosa. Rencana itu adalah sebuah wahyu “rahasia yang tersembunyi berabad abad lamanya.” Roma 16:25 (NRSV). Itu adalah bentangan dari prinsip-prinsip yang telah menjadi dasar tahkta Allah sejak kekekalan. Tuhan telah mengetahui terlebih dahulu akan keberadaan dosa dan telah membuat persiapan untuk menghadapi peristiwa yang mengerikan itu. Ia berikrar untuk memberikan Anak-Nya yang tunggal, “supaya setiap orang yang percaya kepada Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yoh. 3:16.
Lusifer berkata, “Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang bintang Allah; . . . hendak menyamai Yang Mahatinggi!” Tetapi Kristus “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” Yes. 14:13, 14; Filipi. 2:6, 7.
Sebuah Pengorbanan Sukarela
Yesus bisa saja tetap mempertahankan kemulian-Nya di sorga. Tetapi la memilih untuk turun dari takhta kerajaan alam semesta, supaya Ia dapat membawa hidup kepada yang nyaris binasa.
Hampir dua ribu tahun yang lalu, suatu suara terdengar di sorga,
Engkau telah menyediakan tubuh bagi Ku…. Sungguh Aku datang—dalam gulungan Kitab ada tertulis tentang Aku— untuk melakukan kehendak Mu, ya Allah.” Ibrani 10:5-7.
Kristus memutuskan datang ke dunia kita ini, dalam darah dan daging. Sekiranya Ia datang dengan kemuliaan yang Ia miliki sebelum dunia dijadikan, maka kita tidak akan tahan melihat cahaya hadirat Nya. Supaya kita dapat melihatnya dan tidak binasa, Dia membungkus kemuliaan dan menyelubungi keilahian Nya dengan kemanusiaan.
Tujuan agung ini telah diramalkan dalam bentuk bayangan dan lambang. Belukar yang bernyala nyala, yang didalamnya Kristus menampakkan diri kepada Musa, menyatakan Allah. Semak belukar sederhana ini, yang nampaknya tidak menarik, menjadi lambang Ilahi. Allah membungkus kemuliaan Nya supaya Musa dapat melihatnya dan tetap hidup. Demikian juga dalam tiang awan pada siang hari dan dalam tiang api pada malam hari, kemuliaan Allah diselubungi supaya manusia yang fana dapat melihatnya. Demikianlah Kristus harus datang “dalam rupa manusia”. Dia adalah Allah yang menjelma; kemuliaan Nya diselubungi supaya Ia dapat mendekat kepada pria dan wanita yang malang dan dicobai.
Selama pengembaraan panjang Israel di padang belantara, bait suci ada bersama mereka sebagai lambang hadirat Tuhan. Lih. Keluaran 25:8. Demikian juga Kristus mendirikan kemah-Nya di antara kediaman manusia supaya Dia dapat membuat kita terbiasa dengan tabiat dan kehidupan ilahi-Nya. “Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Yoh. 1:14.
Karena Yesus datang dan tinggal dengan kita, setiap anak laki-laki dan perempuan Adam dapat memahami bahwa Pencipta kita adalah Sahabat orang-orang berdosa. Dalam setiap daya tarik Ilahi yang ditunjukkan dalam kehidupan Juruselamat di bumi, kita melihat “Allah beserta kita.”
Setan menggambarkan hukum kasih Allah sebagai hukum yang bersifat mementingkan diri. Ia menyatakan bahwa adalah mustahil bagi kita untuk menuruti segala tuntutan-Nya. Dia mempersalahkan Pencipta atas kejatuhan nenek moyang kita, mengarahkan orang-orang untuk memandang Allah sebagai sumber dosa, penderitaan, dan kematian. Yesus harus menyingkapkan penipuan ini. Sebagai Seorang dari antara kita Ia harus memberikan sebuah contoh ketaatan. Untuk maksud ini la mengenakan sifat sifat alamiah kita, dan mengalami segala pengalaman kita. “itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya.” Ibrani 2:17. Kalau kita harus menanggung sesuatu yang tidak ditanggung oleh Yesus, maka dalam hal ini Setan akan mengklaim bahwa kuasa Allah tidak cukup untuk kita. Karena itu Yesus “dalam segala hal dicobai sama seperti kita.” Ibrani 4:15. Dia mengalami segala cobaan yang juga kita hadapi. Dan la tidak menggunakan satupun kuasa dari diri-Nya sendiri, yang tidak dikaruniakan kepada kita secara cuma-cuma. Sebagai manusia, Dia menghadapi penggodaan, dan mengalahkannya dengan kekuatan yang diberikan Allah kepada Nya. Ia membuat jelas sifat dari hukum Allah dan hidup Nya menyaksikan bahwa adalah mungkin juga bagi kita untuk menaati hukum Allah.
Melalui kemanusiaan Nya, Kristus menjamah umat manusia; dengan Keilahian Nya Ia memegang takhta Allah. Selaku Anak manusia, Ia memberi kita suatu teladan penurutan; selaku Putra Allah, la memberi kita kuasa untuk menurut. Kepada kita Dia berkata “kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan bumi.” Matius 28: 18. “Tuhan beserta kita” adalah jaminan kelepasan kita dari dosa, jaminan kuasa untuk mentaati hukum surga.
Kristus menyatakan suatu tabiat yang berlawanan dengan tabiat Setan. “Dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Filipi 2:8. Kristus mengambil rupa seorang hamba dan mempersembahkan korban, dengan diri-Nya sendiri sebagai imam dan Dia sendiri pula korbannya. “Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur bilurnya kita menjadi sembuh.” Yesaya. 53:5.
Kristus diperlakukan sebagaimana kita layak diperlakukan, supaya kita dapat diperlakukan sebagaimana la layak diperlakukan. Ia dihukum karena segala dosa kita, yang dalamnya Ia tidak terlibat, supaya kita dapat dibenarkan oleh kebenaran Nya yang dalamnya kita tidak mempunyai hak apa apa. Ia menderita kematian yang menjadi bagian kita, supaya kita mendapatkan hidup yang Dia miliki. “Oleh bilur- bilur Nya kita menjadi sembuh.” Yesaya 53:5
Setan bermaksud untuk membawa perpisahan kekal antara Tuhan dengan manusia; tetapi dengan mengambil sifat alamiah kita, Juruselamat menyatukan Diri-Nya dengan manusia dengan ikatan yang tidak akan pernah rusak. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak Nya yang tunggal.” Yoh. 3:16. Bapa mengaruniakan Dia bukan saja untuk mati sebagai Korban bagi kita; la menyerahkan Dia untuk menjadi satu dengan keluarga manusia, untuk mempertahankan kemanusiaan-Nya selamanya.
“Seorang Anak telah lahir untuk kita, seorang Putera telah diberikan untuk kita; dan lambing pemerintahan ada di atas bahunya.” Allah telah memakai sifat kemanusiaan dalam diri Anak Nya, dan telah membawanya ke langit yang tertinggi. ” “Anak manusia” akan dinamakan “Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9:6). Ia yang “suci, tanpa salah, tanpa noda, terpisah dari orang berdosa” itu, tidak merasa malu untuk menyebut kita saudara. Ibrani 7:26; 2:11. Sorga diabadikan dalam kemanusiaan, dan kemanusiaan dirangkul dalam pelukan Kasih yang Tak Terbatas.
Pekerjaan Tuhan yang mengangkat umat tebusan-Nya akan menjadi kesaksian kekal terhadap kemurahan-Nya. “Pada masa yang akan datang,” Dia akan “menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Yesus Kristus” supaya “pelbagai ragam hikmat dari Allah” dapat diberitahukan kepada “pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga.” Efesus 2:7; 3:10.
Melalui pekerjaan tebusan Kristus, pemerintahan Allah dipertahankan kebenarannya. Yang Mahakuasa itu dinyatakan sebagai Tuhan yang penuh kasih. Kristus membantah segala tuduhan Setan dan membuka kedok tabiatnya yang sebenarnya. Dosa tidak dapat memasuki lagi alam semesta. Sepanjang zaman yang kekal semua orang akan terlindung dari bencana kemurtadan. Oleh kasih yang mengorbanan diri, Yesus menghubungkan bumi dan surga kepada Pencipta dalam suatu ikatan persekutuan yang tidak dapat terurai.
Di mana dosa bertambah-tambah, kasih karunia Tuhan akan lebih berkelimpahan lagi. Bumi sendiri, justru ladang yang dikatakan Setan sebagai hak miliknya itu, akan dimuliakan melebihi segala dunia lain yang ada dalam semesta alam. Di sinilah tempat dimana Raja Kemuliaan hidup, menderita dan mati, di sinilah tempat tinggal Allah akan berada dengan manusia, dan “Tuhan sendiri akan diam bersama-sama dengan mereka dan menjadi Allah mereka.” Wahyu 21:3. Melalui sepanjang zaman kekekalan, umat-umat yang ditebus akan memuji Dia karena
Maka sepanjang zaman yang kekal sementara orang orang tebusan berjalan dalam cahaya Tuhan kelak, mereka akan memuji muji Dia karena Karunia-karunia Nya yang tidak dapat diungkapkan dengan kata kata–Imanuel, “Allah beserta kita.”
diterjemahkan oleh akhirzaman.org dari Humble Hero (Modern Version of Desire of Ages).