SEORANG PENABUR I – SEORANG PENABUR DAN BENIH

akhir zaman

[AkhirZaman.org] Dengan perumpamaan seorang penabur, Kristus melukiskan perkara perkara darihal kerajaan sorga dan pekerjaan Petani agung itu bagi umat Nya. Seperti seorang penabur di ladang, Ia datang menabur benih kebenaran sorga. Dan ajaran perumpamaan Nya itu sendiri adalah benih yang mengandung kebenaran dari karunia Nya yang ditaburkan. Karena sederhananya perumpamaan tentang seorang penabur itu tidak dinilai sebagaimana sepatutnya. Dari benih yang ditabur di atas tanah, Kristus ingin memimpin pikiran kita kepada benih kebenaran, penaburannya berhasil membawa manusia kembali kepada kesetiaan Nya terhadap Allah. Dia yang telah memberikan perumpamaan dengan benih yang kecil adalah Pemerintah sorga, dan undang undang yang sama yang memerintah di atas penaburan benih di bumi memerintah pula penaburan benih kebenaran.

Di tepi tasik Galilea serombongan orang telah berkumpul hendak melihat dan mendengarkan Yesus rombongan orang yang dipenuhi kerinduan dan harapan. Orang sakit terdapat di sana berbaring di atas tikarnya, menunggu untuk menyatakan keluh kesahnya kepada Nya. Adalah hak yang diberikan Allah kepada Kristus untuk menyembuhkan penderitaan bangsa yang berdosa, dan sekarang Ia mencela penyakit kemudian memancarkan di sekeliling Nya kehidupan, kesehatan dan damai.

Karena orang banyak terus bertambah, mereka berdesak desak di sekeliling Kristus sampai tidak ada lagi tempat untuk menerima mereka. Kemudian dengan mengatakan sepatah kata kepada nelayan yang berada di dalam perahu mereka, Ia melangkah masuk ke dalam perahu yang telah menunggu untuk membawa Dia ke seberang danau serta meminta kepada murid murid Nya agar perahu menjauh sedikit dari darat, lalu Ia berbicara kepada orang banyak yang berada di tepi pantai.

Di tepi tasik itu membentanglah lembah Genesaret yang indah, di baliknya menjulang bukit bukit, dan di atas lembah lembah serta ladang ladang, baik penabur maupun penyabit sedang sibuk, ada yang sedang menabur benih dan ada pula yang sedang menuai hasil pertama ladangnya. Dengan memperhatikan pemandangan ini, Kristus berkata:

“Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.”1 “Sebagian jatuh di tanah yang berbatu batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah; ada yang seratus kali lipat ada yang enam puluh kali lipat ada yang tiga puluh kali lipat.”

Tugas Kristus tidak dipahami orang pada zaman Nya. Cara kedatangan Nya tidak sesuai dengan pengharapan mereka. Tuhan Yesus adalah dasar dari seluruh pemerintahan bangsa Yahudi. Upacara upacara yang mengagumkan yang mereka adakan adalah atas petunjuk ilahi. Yaitu direncanakan untuk mengajarkan kepada bangsa itu bahwa pada waktu yang telah ditetapkan ada Seorang akan datang, yang dituju oleh upacara upacara itu. Tetapi orang Yahudi telah mengagungkan bentuk bentuk upacara itu, lalu kehilangan pandangan terhadap maksud tujuannya. Adat kebiasaan, lambang lambang, dan peraturan peraturan manusia menudungkan pelajaran pelajaran yang hendak disampaikan Allah. Lambang lambang dan adat istiadat yang diagung agungkan itu telah menjadi suatu rintangan kepada pengertian dan praktek mereka mengenai keagamaan yang besar. Dan ketika kenyataan yang sesungguhnya tiba, yakni Kristus, mereka tidak mengenal di dalam Dia kegenapan segala lambang lambang keupacaraan mereka, inti dari segala bayang bayangnya. Mereka menolak yang asli, lalu berpaut kepada lambang lambang serta upacara upacara yang sia sia. Putera Allah telah datang, tetapi mereka tetap saja meminta suatu tanda. Berita, “Bertobatlah sebab Kerajaan Sorga sudah dekat.” 2 dijawab dengan permintaan tanda mujizat. Injil Kristus merupakan batu sontohan bagi mereka sebab mereka menuntut tanda tanda gantinya seorang Juruselamat. Mereka mengharapkan Messias supaya membuktikan pengakuan Nya dengan tindakan tindakan yang gagah perkasa, untuk mendirikan kerajaan Nya di atas reruntuhan kerajaan kerajaan dunia. Harapan harapan seperti ini dijawab Kristus dalam bentuk perumpamaan seorang penabur. Bukan dengan kekuatan angkatan bersenjata, bukan pula dengan kekerasan, kerajaan Allah dimenangkan, melainkan dengan jalan menanamkan azas yang baru dalam hati manusia.

“Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia.” 3 Kristus telah datang, bukan sebagai seorang raja, tetapi sebagai seorang penabur; bukan untuk menumbangkan kerajaan kerajaan dunia, melainkan untuk menyebarkan benih; bukan untuk menunjukkan kepada pengikut pengikut Nya kemenangan kemenangan duniawi dan kebesaran bangsa, melainkan kepada suatu penuaian yang akan dikumpulkan sesudah bekerja dengan sabar serta melalui kerugian dan kekecewaan.

Orang Parisi mengerti makna perumpamaan Kristus; tetapi mereka tidak menyukainya. Mereka pura pura tidak mengerti. Bagi orang banyak ini merupakan rahasia yang lebih besar lagi dari maksud Guru yang baru ini, perkataan Nya dengan aneh sekali menggerakkan hati mereka dan amat mengecewakan ambisi ambisinya. Murid murid itu sendiri tidak mengerti perumpamaan itu, namun demikian perhatian mereka telah dibangkitkan. Mereka datang kepada Yesus secara sendiri sendiri dan meminta penjelasan.

Inilah kerinduan yang hendak dibangunkan Kristus, agar Dia dapat memberikan petunjuk yang lebih jelas lagi. Ia menerangkan perumpamaan itu kepada mereka, sebagaimana akan dijelaskan Nya firman Nya kepada semua orang yang mencari Dia dengan hati ikhlas. Orang yang mempelajari firman Allah dengan hati yang terbuka terhadap penerangan Roh Kudus, tentang makna firman itu dia tidak akan tinggal dalam kegelapan; “Barangsiapa mau melakukan kehendak Nya,” kata Kristus, “ia akan tahu entah ajaran Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata kata dari diri Ku sendiri.” 4 Semua orang yang datang kepada Kristus untuk memperoleh pengetahuan yang lebih jelas mengenai kebenaran, akan menerimanya. Ia akan membukakan kepada mereka rahasia rahasia kerajaan sorga dan rahasia rahasia ini akan dipahami oleh hati yang rindu mengetahui kebenaran. Terang sorga akan bersinar ke dalam kaabah jiwa dan akan dinyatakan kepada orang lain seperti cahaya sinar dari sebuah lampu di jalan yang gelap.

“Seorang penabur keluar untuk menabur.”5 Di sebelah Timur keadaan pemerintahan tidak menentu, dan ada bahaya terjadinya kekerasan, sehingga sebagian besar orang tinggal di kota kota yang di kelilingi tembok dan para petani setiap hari pergi ke tempat pekerjaannya di luar tembok. Demikianlah Kristus, Penabur semawi, pergi untuk menabur. Ia meninggalkan rumah Nya yang aman dan sejahtera, meninggalkan kemuliaan yang dimiliki Nya bersama Bapa, sebelum dunia ada, Dia meninggalkan kedudukan Nya di atas takhta alam semesta. Ia pergi, merasakan derita dan pencobaan, keluar seorang diri, untuk menabur dengan tangis, menyiram dengan darah Nya, benih kehidupan bagi dunia yang sudah tersesat.

Demikian pulalah hamba hamba Nya harus pergi untuk menabur. Tatkala dipanggil menjadi seorang penabur benih kebenaran, Ibrahim disuruh, “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.” “Lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” 6 Demikian pula rasul Paulus, ketika berdoa di kaabah Yerusalem, datang kabar dari Allah, “Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa bangsa lain.” 7 Oleh sebab itu orang yang dipanggil untuk bersatu dengan Kristus harus meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Dia. Ikatan ikatan lama harus diputuskan, rencana hidup harus ditinggalkan, harapan harapan duniawi dilepaskan. Dalam pekerjaan berat dan diiringi air mata, dalam kesunyian dan melalui pengorbanan, benih itu harus ditabur.

“Penabur itu menabur firman.” Kristus datang untuk menabur dunia ini dengan kebenaran. Sejak kejatuhan manusia, setan menabur benih benih kejahatan. Adalah perantaraan dusta sehingga ia mula mula dapat menguasai umat manusia dan ia masih tetap berusaha untuk menumbangkan kerajaan Allah di dunia dan membawa manusia di bawah kuasanya. Kristus datang menabur benih kebenaran, seorang penabur dari dunia yang lebih tinggi. Dia yang telah berdiri dalam perhimpunan Allah, yang telah tinggal dalam bilik kaabah yang maha suci Yang Kekal, dapat membawa kepada manusia azas azas kebenaran yang murni. Sejak kejatuhan manusia, Kristus telah menjadi Oknum yang menyatakan kebenaran kepada dunia. Melalui Dialah benih yang baka itu, “firman Allah yang hidup dan yang kekal,” 8 disampaikan kepada manusia. Dalam janji pertama yang diucapkan kepada leluhur kita yang jatuh ke dalam dosa di Taman Eden, Kristus menaburkan benih injil. Tetapi adalah tugas Nya secara pribadi bekerja di antara manusia, dan terhadap pekerjaan yang didirikan Nya itu, perumpamaan. seorang penabur itu khususnya ditujukan.

Firman Allah adalah benih itu. Setiap benih memiliki benih dasar. Di dalamnya kehidupan tanaman itu dibungkus. Demikianlah terdapat kehidupan dalam firman Allah. Kristus berkata, “Perkataan perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.”9 “Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal.” 9 Dalam setiap perintah dan dalam setiap janji dari firman Allah terdapat kuasa, roh Allah, perantaraan mana perintah itu. dapat digenapi dan janji itu digenapi. Orang yang menerima firman itu dengan iman berarti menerima hidup dan tabiat Allah.

Setiap benih mengeluarkan buah sesuai dengan jenisnya. Taburlah benih itu di bawah persyaratan yang benar, maka akan ditumbuhkannya kehidupannya sendiri di dalam tanaman itu. Jika benih firman yang baka itu dimasukkan dalam batin, ia akan mengeluarkan tabiat dan kehidupan sesuai dengan tabiat dan kehidupan Allah.

Guru guru orang Israel tidak menabur benih firman Allah. Pekerjaan Kristus sebagai seorang guru kebenaran amat berbeda dengan kebenaran rabbi rabbi pada zaman Nya. Mereka bersandar pada tradisi, atas teori teori dan spekulasi manusia. Sering apa yang diajarkan dan ditulis manusia tentang firman itu, mereka taruh menggantikan firman itu sendiri. Ajaran mereka tidak mempunyai kuasa untuk memberi hidup kepada jiwa itu. Pokok ajaran dan khotbah Kristus adalah firman Allah. Ia menjawab para penanya dengan jawab yang sederhana, “Adalah tersurat,” “Bagaimana menurut Kitab Suci?” “Apa yang tertulis?” Dalam setiap kesempatan, bila satu perhatian digerakkan baik oleh sahabat maupun oleh musuh, ia menabur benih firman itu. Ia yang menjadi jalan, kebenaran dan hidup, adalah Firman Hidup itu Sendiri, menunjuk kepada Kitab Suci, sambil “Kitab kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku.” Dan “mulai dari kitab kitab Musa dan kitab segala nabi nabi,” Ia membuka kepada murid murid Nya “apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci.” 10

Hamba hamba Kristus haruslah melakukan pekerjaan yang sama. Dalam masa kita ini, seperti pada zaman dulu, kebenaran kebenaran yang teramat penting dari firman Allah dikesampingkan untuk memberi tempat kepada teori dan spekulasi manusia. Banyak orang yang mengaku pendeta injil tidak menerima seluruh Alkitab sebagai firman yang diilhamkan. Seorang pandai menolak sebagian, orang lain meragukan bagian yang lain. Mereka mengadakan penilaian seolah olah pertimbangan mereka lebih unggul dari firman itu; dan Kitab Suci yang diajarkannya bergantung atas kekuasaannya sendiri. Keaslian keilahiannya dirusakkan. Dengan demikian benih benih pendurhakaan telah ditabur; orang menjadi bingung dan tidak tahu apa yang harus dipercayai. Banyak keyakinan yang tidak patut dicerna pikiran ini. Pada zaman Kristus para rabbi mendirikan bangunan mistik yang dipaksakan di atas banyak bagian Kitab Suci. Sebab ajaran yang sederhana dari firman Allah mencela perbuatan mereka, mereka berusaha untuk merusakkan kekuatannya. Hal yang sama dilakukan sekarang. Firman Allah dibuat sedemikian rupa agar kelihatan aneh dan tidak jelas untuk memaafkan pelanggaran terhadap hukum Nya. Kristus menegur perbuatan perbuatan ini pada zaman Nya. Ia mengajarkan bahwa firman Allah harus dipahami semua orang. Ia menunjuk kepada Kitab Suci sebagai kekuasaan yang tidak boleh diragukan dan kita harus berbuat hal yang sama. Alkitab harus dipersembahkan sebagai firman Allah yang kekal, sebagai akhir dari segala pertentangan dan sebagai dasar iman.

Alkitab telah dirampas dari kekuasaannya dan akibat akibatnya terlihat dalam menurunnya kehidupan rohani. Dalam kebanyakan khotbah dari mimbar sekarang ini tidak ada pernyataan ilahi yang membangkitkan angan angan hati dan yang membawa kehidupan kepada jiwa. Para pendengar tidak lagi mampu berkata, “Bukankah hati kita berkobar kobar, ketika Ia berbicara kepada kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” 11 Banyak orang yang berseru kepada Allah yang hidup, menginginkan kehadiran ilahi. Teori teori filsafat atau tulisan mengenai pokok khusus, betapa gemilangnya sekalipun, tidak dapat memuaskan hati. Pernyataan dan penemuan manusia tidak berguna. Biarkan firman Allah berbicara kepada manusia. Biarkan orang yang telah mendengarkan hanya tradisi dan teori manusia dan perkara perkara yang hebat mendengar suara Nya yang di dalamnya terdapat firman yang bisa membaharui jiwa orang kepada hidup yang kekal.

Yang sangat disukai Kristus ialah kelemah lembutan orang tua dan rahmat Allah yang melimpah; Ia banyak menyinggung tentang kesucian tabiat dan hukum Nya; Ia mempersembahkan diri Nya bagi manusia sebagai jalan, kebenaran dan hidup. Hendaklah ini menjadi pokok pikiran pekerja pekerja Kristus. Persembahkan kebenaran sebagaimana adanya di dalam Yesus. Jelaskan tuntutan hukum serta injil. Ceritakan kepada orang mengenai kehidupan Kristus, tentang penyangkalan diri dan pengorbanan; tentang kerendahan hati dan kematian Nya; tentang kebangkitan dan kenaikan Nya; tentang pengantaraan Nya bagi mereka di kaabah Allah; tentang janji Nya, “Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat Ku.” 12 Gantinya memperbincangkan teori yang salah atau berusaha untuk melawan penentang penentang injil, ikutilah teladan Kristus. Biarkan kebenaran kebenaran yang segar dari rumah perbendaharaan Allah bersinar ke dalam hidup. “Beritakanlah Firman.” “Menabur di segala tempat di mana terdapat air.” “Siap sedialah baik atau tidak baik waktunya.” “Nabi yang beroleh firman Ku, biarlah menceritakan firman Ku itu dengan benar. Apakah sangkut paut jerami dengan gandum? demikianlah Firman Tuhan.” Semua firman Allah adalah murni . . . jangan menambahi firman Nya, supaya engkau tidak ditegur Nya dan dianggap pendusta.” 13

“Penabur menabur firman itu.” Di sini dipersembahkan azas besar yang harus menggaris bawahi semua pekerjaan pendidikan. “Benih itu adalah firman Allah.” Tetapi di dalam kebanyakan sekolah dewasa ini firman Allah disingkirkan. Pelajaran pelajaran yang lain memenuhi pikiran. Mempelajari buku buku yang ditulis orang yang tidak beriman memegang peranan besar dalam sistim pendidikan. Perasaan perasaan bimbang dibaurkan dalam bahan bahan buku sekolah. Penelitian ilmu pengetahuan menjadi menyesatkan, sebab penemuan penemuan disalah tafsirkan dan diselewengkan. Firman Allah dibandingkan dengan ajaran apa yang diduga sebagai ajaran ilmu pengetahuan dan dibuat seolah olah tampak tidak menentu dan tidak dapat dipercayai. Begitulah benih benih kebimbangan ditanamkan dalam pikiran orang orang muda, dan pada masa pencobaan ia akan muncul. Bilamana iman kepada firman Allah telah hilang, maka jiwa itu tidak mempunyai penuntun, tidak ada pelindung. Anak anak muda ditarik ke dalam jalan yang jauh dari Allah dan kehidupan yang kekal.

Karena dari sinilah, bertolak sebagian besar kejahatan yang semakin meluas di dunia kita kini. Bila firman Allah dikesampingkan, kuasanya untuk menahan hawa napsu yang jahat dari hati manusia telah ditolak. Manusia menabur kepada hawa napsu dan dari hawa napsu mereka menuai kejahatan.
Dan di sini pula, penyebab utama kelemahan mental serta kekurangmantapan. Dengan berpaling dari firman Allah lalu mencerna tulisan tulisan orang yang tidak diilhami, pikiran menjadi kerdil dan dangkal. Tulisan yang demikian tidak membawa ke kedalaman dan keluasan prinsip prinsip kebenaran yang kekal. Pengertian itu menyelaraskan dirinya sendiri terhadap pemahaman akan hal yang lumrah, dan dengan mengabdikannya kepada perkara perkara yang fana ia menjadi lemah, kekuatannya mengendur, dan beberapa waktu kemudian tidak sanggup lagi berkembang.

Semuanya ini adalah pendidikan yang palsu. Tugas setiap guru haruslah mengikat pikiran anak anak muda pada kebenaran kebenaran firman yang agung dan diilhamkan itu. Inilah pendidikan yang perlu untuk kehidupan ini dan untuk kehidupan yang akan datang.

Dan janganlah beranggapan bahwa ini bermaksud mencegah mempelajari ilmu pengetahuan, atau mengakibatkan nilai pendidikan yang rendah. Pengetahuan akan Allah sama tinggi dengan sorga dan sama luasnya dengan alam semesta. Tidak ada yang lebih mulia dan meninggikan serta menguatkan lebih daripada belajar dari hal tema tema agung yang menyangkut kehidupan kita yang kekal. Hendaklah orang muda berusaha memegang teguh segala kebenaran yang diberikan Allah ini, dan pikiran mereka akan bertambah luas dan tumbuh kuat dalam usaha itu. Hal ini akan membawa setiap pelajar, yang menjadi pelaku firman itu ke dalam lapangan pikiran yang lebih luas, dan memberikan kepadanya pengetahuan kekal yang limpah.

Pendidikan yang diperoleh dengan menyelidiki Kitab Suci merupakan pengetahuan yang dicobai dari rencana keselamatan. Suatu pendidikan yang demikian akan memulihkan peta Allah dalam jiwa. Akan menguatkan dan melindungi pikiran terhadap pencobaan, dan melayakkan si pelajar untuk menjadi orang yang bekerja sama dengan Kristus dalam tugas pengasihan Nya ke dunia ini. Itu pulalah yang akan menjadikan dia seorang anggota keluarga sorga dan menyiapkan dia untuk membagikan pusaka dari umat kesucian dalam terang.

Tetapi guru kebenaran yang kudus hanya dapat memberikan apa yang diketahuinya sendiri melalui pengalaman. Si penabur menabur “benihnya.” Kristus mengajarkan kebenaran sebab Ia adalah kebenaran. Pikiran Nya sendiri, tabiat Nya, pengalaman hidup Nya, terkandung dalam ajaran Nya. Begitulah dengan hamba hamba Nya; mereka yang ingin mengajarkan firman itu harus menjadikan firman itu miliknya sendiri melalui suatu pengalaman pribadi. Mereka harus mengetahui apa artinya Kristus memberikan hikmat dan kebenaran dan menyucikan dan penebusan. Dalam mempersembahkan firman Allah itu kepada orang lain, janganlah membuatnya seperti seandainya begitu, atau mungkin begitu. Mereka harus berkata bersama rasul Petrus, “Sebab kami tidak mengikuti dongeng dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran Nya.” 14 Setiap pekerja Kristus dan setiap guru harus dapat mengatakan bersama Yohanes yang kekasih, “Hidup itu telah dinyatakan dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.”15

(1) Matius 13:4;
(2) Matius 3:2;
(3) Matius 13:37;
(4) Yohanes 7:17;
(5) Matius 13:4;
(6) Kejadian 12:1; Ibrani 11:8;
(7) Kisah 22:21;
(8) 1 Petrus 1:23;
(9) Yohanes 6:63; 5:24;
(l0) Yohanes 5:39; Lukas 24:27;
(11) Lukas 24:32;
(12) Yohanes 14:3;
(13) 2 Tim. 4:2; Yes. 32:20; Yer. 23:28; Amsal 30:5, 6;
(14) 2 Petrus 1:16;
(15) 1 Yohanes 1:2

Disadur dari buku “Christ Object Lessons” (Perumpamaan Tuhan Yesus) Oleh: Ellen G White

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top