[AkhirZaman.org] Sumber Pelajaran yang Tidak Pernah Habis. Sesudah Alkitab, alam harus menjadi buku pelajaran kita yang besar. Kepada anak kecil, yang belum sanggup untuk belajar dari lembaran‑lembaran buku atau belum dapat dibiasakan kepada kegiatan yang tetap di dalarn ruangan kelas, maka alam menampilkan satu sumber pengajaran dan kesukaan yang tidak pernah habis. Hati yang belum dikeraskan dengan berhubungan dengan yang jahat akan cepat untuk menyadari hadirat‑Nya yang memenuhi segala sesuatu yang diciptakan. Telinga yang belum dituliskan oleh keributan dunia ini bersifat peka terhadap Suara yang berbicara melalui bahasa alam. Dan bagi mereka yang sudah lanjut usia, yang senantiasa membutuhkan suaranya untuk mengingatkan akan perkara‑perkara yang rohani dan baka, maka pelajaran‑pelajaran dari alam juga akan menjadi suatu sumber kesukaan dan pengajaran.
Digunakan Sebagai Sebuah Buku Pelajaran di Eden. Segenap dunia alamiah dimaksudkan untuk menjadi sebagai satu alat penafsir akan perkara‑perkara yang berhubungan dengan Allah. Kepada Adam dan Hawa di rumah mereka di Eden, alam penuh dengan pengetahuan akan Allah, penuh dengan petunjuk‑petunjuk ilahi. Kepada telinga mereka yang peka hal itu merupakan sebuah nyanyian dengan suara hikmat. Hikmat yang diucapkan kepada mata dan diterima ke dalam hati, oleh karena mereka berhubungan dengan Allah di dalam hasil ciptaan‑Nya.
Buku alam, yang membentangkan di hadapan mereka pelajaran‑pelajarannya yang hidup itu, merupakan satu sumber pengajaran dan kesukaan yang tidak pernah habis. Pada setiap helai daun di hutan dan batu di gunung. Di dalam setiap bintang yang bersinar, di atas bumi, laut dan angkasa, nama Allah tertulis. Baik dengan makhluk yang hidup dan benda yang mati—dengan daun, bunga dan pohon, dan dengan setiap makhluk hidup, mulai dari binatang‑binatang raksasa di dalam air sampai kepada benda‑benda kecil yang melayang di bawah sinar matahari—penghuni Eden itu telah berhubungan, sambil mengumpulkan dari masing‑masing mereka rahasia kehidupannya. Kemuliaan Allah di langit, bumi‑bumi yang tidak terhitung banyaknya di dalam peredaran mereka yang teratur itu, “melayangnya awan‑awan” (Ayub 37:16), rahasia cahaya dan suara, tentang siang dan malam—semuanya itu merupakan pokok pelajaran murid‑murid sekolah yang pertama di dunia ini.
Pelajaran‑pelajaran Tambahan Semenjak Kejatuhan Manusia ke dalam Dosa. Sekalipun bumi ini sudah dirusak oleh kutuk, alam masih harus merupakan buku pelajaran bagi manusia. Sekarang alam tidak bisa menampilkan hanya yang baik saja; oleh karena kejahatan hadir di mana‑mana, menodai bumi, laut dan udara dengan jamahannya yang kotor itu. Di mana dulunya hanya tertulis tabiat Allah, pengetahuan akan hal yang baik, sekarang ini tabiat setan, pengetahuan yang jahat juga tertulis di atasnya. Dari alam, yang sekarang ini menyatakan pengetahuan akan yang baik dan yang jahat, manusia harus senantiasa menerima amaran‑amaran sehubungan dengan akibat‑akibat dosa.
Alam Memberikan llustrasi kepada Pelajaran‑pelajaran Alkitab. Banyak ilustrasi dari alam digunakan oleh penulis‑penulis Alkitab; dan apabila kita mengamat‑amati perkara‑perkara yang ada di dalam alam ini, maka kita akan disanggupkan, di bawah pimpinan Roh Kudus, untuk mengerti pelajaran‑pelajaran Firman Allah dengan lebih sempurna.
Di dalam dunia alamiah Allah telah menempatkan di dalam tangan anak‑anak manusia kunci untuk membuka gudang perbendaharaan sabda‑Nya. Yang tidak kelihatan telah dijelaskan oleh yang kelihatan; hikmat ilahi, kebenaran yang kekal, anugerah yang tidak terbatas, dapat dipahami melalui perkara‑perkara yang telah dijadikan Allah.
Anak‑anak harus diberi dorongan untuk menyelidiki di dalam alam akan bahan‑bahan pelajaran yang akan menjelaskan pengajaran Alkitab, menyelidiki di dalam Alkitab perumpamaan‑perumpamaan yang diambil dari alam. Mereka harus menyelidiki, baik di dalam alam dan Kitab Suci, setiap benda yang menggambarkan Kristus, dan yang digunakan‑Nya untuk menjelaskan kebenaran. Dengan cara demikian mereka akan belajar untuk melihat Dia di dalam pohon dan pohon anggur, di dalam bunga bakung dan bunga mawar, di dalam matahari dan bintang. Mereka bisa belajar untuk mendengar suara‑Nya di dalam nyanyian burung‑burung, di dalam desiran pepohonan, di dalam gemuruh guntur, dan di dalam deru lautan. Dan setiap benda di dalam alam akan menceritakan kembali kepada mereka pelajaran‑pelajaran‑Nya yang indah itu.
Kepada mereka yang berkenalan dengan Kristus dengan cara demikian, bumi ini tidak akan pernah lagi menjadi satu tempat yang sunyi dan sepi. Itu akan menjadi rumah Bapa mereka, yang dipenuhi dengan hadirat‑Nya yang dulunya tinggal di antara manusia.
Alkitab Menafsirkan Rahasia‑rahasia Alam. Seorang anak, apabila ia berhubungan dengan alam, akan melihat adanya sebab‑sebab untuk menjadi susah. Tidak dapat tidak ia akan menyadari adanya pekerjaan dari kuasa‑kuasa yang berlawanan. Di dalam hal inilah alam membutuhkan satu alat untuk menafsirkannya. Dengan memandang kepada sesuatu yang jahat yang nyata di dalam dunia alamiah sekalipun, semua orang memperoleh pelajaran yang menyedihkan yang sama, “Seorang musuh yang melakukannya.” Matius 13:28.
Hanya di dalam terang yang memancar dari bukit Golgota pengajaran alam dapat dibaca dengan benar. Melalui cerita yang terjadi di Betlehem dan di salib itu biarlah dinyatakan bagaimana kebaikan akan mengalahkan kejahatan, dan bahwa setiap berkat yang datang kepada kita adalah merupakan satu pemberian dari penebusan.
Di dalam onak dan duri, di dalam semak dan lalang, digambarkan kejahatan yang telah merusak dan menodai. Di dalam nyanyian burung dan kuncup yang mekar, di dalam hujan dan sinar matahari, di dalam angin pada musim panas dan embun yang lembut, di dalam berlaksa‑laksa benda‑benda alam, mulai dari pohon raksasa di hutan sampai kepada tanaman lembut yang tumbuh di akarnya, terlihat kasih yang menyembuhkan. Dan alam masih tetap menceritakan kepada kita tentang kebajikan Allah.
Pelajaran‑pelajaran di dalam Ruang Kelas yang Ideal. Sebagaimana penghuni Eden belajar dari halaman‑halaman buku alam, sebagaimana Musa melihat tulisan tangan Allah di atas padang dan pegunungan Arab, dan Yesus yang masih kanak‑kanak di lereng bukit di Nazaret, demikian pula anak‑anak zaman sekarang ini bisa belajar tentang Dia. Yang tidak kelihatan dijelaskan oleh yang kelihatan. Pupuklah Rasa Cinta terhadap Alam. Biarlah ibu . . . mengambil waktu untuk memupuk di dalam dirinya sendiri dan di dalam diri anaknya suatu rasa cinta terhadap perkara‑perkara yang indah di dalam alam. Biarlah ia menunjukkan mereka kepada kemuliaan yang terbentang di langit, kepada ribuan bentuk yang indah yang menghiasi bumi, dan kemudian menceritakan kepada mereka tentang Dia yang telah menjadikan semuanya itu. Dengan cara demikian ia akan dapat menuntun pikiran yang masih muda itu kepada Khaliknya, dan membangkitkan di dalam hati mereka sikap hormat dan kasih bagi Yang telah memberikan setiap berkat itu. Padang‑padang dan bukit ruang untuk menghadap di dalam alam—haruslah menjadi ruang kelas bagi anak‑anak kecil. Perbendaharaan alam harus menjadi buku pelajaran mereka. Pelajaran‑pelajaran yang ditanamkan di dalam pikiran mereka dengan cara demikian tidak akan cepat dilupakan….
Para orang tua dapat berbuat banyak untuk menghubungkan anak‑anak mereka dengan Allah dengan cara mendorong mereka untuk mencintai benda‑benda alam yang telah diberikan‑Nya kepada mereka, dan untuk menyadari tangan Yang Memberi di dalam segala sesuatu yang telah mereka terima itu. Tanah hati itu dengan cara demikian dapat dipersiapkan sebelumnya untuk ditaburi dengan benih‑benih kebenaran yang indah, yang pada waktunya akan bersemi dan menghasilkan panen yang berkelimpahan.”
Turut serta dengan Burung‑burung dalam Nyanyian Pujian. Anak‑anak kecil terutama sekali. harus datang dekat kepada alam. Gantinya dikekang oleh belenggu mode‑mode, biarlah mereka bebas seperti anak domba, bermain‑main di bawah sinar matahari yang segar dan indah itu. Arahkan mereka kepada semak belukar dan bunga‑bungaan, rumput‑rumput dan pohon‑pohon yang tinggi, dan biarlah mereka menjadi biasa dengan bentuk‑bentuknya yang indah, beraneka ragam dan lembut itu. Ajarlah mereka untuk melihat hikmat dan kuasa Allah di dalam hasil ciptaan‑Nya, dan sementara hati mereka dipenuhi oleh kesukaan dan kasih yang disertai rasa syukur, biarlah mereka ikut serta dengan burung‑burung dalam nyanyian pujian mereka.
Didiklah anak‑anak kecil dan orang muda untuk merenung‑renungkan hasil pekerjaan Seniman Agung itu, dan meniru kelemah-lembutan alam yang menarik itu di dalam pembangunan tabiat mereka. Apabila kasih Allah memenangkan hati mereka, biarlah mereka membawa ke dalam hari mereka keindahan kesucian itu. Dengan cara demikianlah mereka akan menggunakan kesanggupan‑kesanggupan mereka untuk menjadi berkat bagi orang lain dan kemuliaan bagi Allah.
Alihkan Mereka dari Alam kepada Allahnya Alam. Anak‑anak perlu diberi pelajaran yang akan menumbuhkan di dalam diri mereka keberanian untuk melawan kejahatan. Alihkan mereka dari alam kepada Allahnya alam, dan dengan demikian mereka akan berkenalan dengan Khalik itu. Bagaimanakah cara yang terbaik bagi anda untuk mengajar anak‑anak anda untuk melayani dan memuliakan Allah? Haruslah menjadi pertanyaan yang memenuhi pikiran para orang tua. Jikalau segenap sorga menaruh perhatian di dalam kesejahteraan umat manusia, tidakkah kita akan berusaha dengan giat untuk bertindak menurut kesanggupan kita demi kesejahteraan anak‑anak kita?
Mempelajari Alam akan Menguatkan Pikiran. Kemuliaan Allah dinyatakan di dalam hasil pekerjaan tangan‑Nya. Di sini terdapat rahasia‑rahasia yang bilamana diselidiki akan menguatkan pikiran. Pikiran‑pikiran yang telah diasyikkan dan dirusakkan oleh bacaan‑bacaan dongeng bisa memperoleh sebuah buku yang terbuka di dalam alam, dan membaca kebenaran di dalam hasil pekerjaan Allah di sekeliling mereka. Semua orang dapat memperoleh tema untuk dipelajari di dalam daun yang biasa dari pepohonan di hutan, lembaran‑lembaran rumput yang menutupi bumi dengan permadaninya yang hijau itu, tanaman dan bunga‑bungaan, pohon‑pohon yang tinggi di hutan, gunung‑gunung yang megah, batu‑batu karang, lautan yang selalu bergelora, berkas‑berkas cahaya yang indah yang menghiasi langit dan menjadikan malam indah, kekayaan sinar matahari yang tidak pernah habis‑habisnya itu, keindahan bulan yang tenang itu, sejuknya musim dingin, teriknya musim panas, musim yang bertukar dan berubah‑ubah, dengan teratur dan serasi, yang dikendalikan oleh kuasa yang tidak terbatas itu; di dalam semuanya ini terdapat bahan pelajaran yang memerlukan pemikiran yang dalam dan imajinasi yang luas.
Jikalau orang‑orang yang semberono dan suka mencari kepelesiran membiarkan pikiran mereka untuk memikir‑mikirkan perkara‑perkara yang nyata dan benar, maka tak dapat tidak hatinya akan dipenuhi oleh sikap hormat, dan mereka akan mengagungkan Allah alam itu. Direnung‑renungkan dan dipelajarinya tabiat Allah sebagaimana yang dinyatakan di dalam hasil ciptaan‑Nya akan membuka satu ladang pemikiran yang akan menarik pikiran dari hiburan‑hiburan yang murahan, merusak dan melemahkan.
Pengetahuan akan pekerjaan dan jalan‑jalan Allah baru kita mulai peroleh di dunia ini, pelajaran ini akan diteruskan sepanjang zaman kekekalan. Allah telah menyediakan bagi manusia bahan‑bahan pemikiran yang akan menggiatkan setiap kesanggupan berpikir kita. Kita dapat membaca tabiat Khalik itu di dalam langit yang di atas dan di bumi yang di bawah, sambil memenuhi hati kita dengan rasa syukur dan terima kasih. Setiap syaraf dan perasaan akan memberikan sambutan kepada pernyataan kasih Allah di dalam pekerjaan‑Nya yang ajaib itu.
Alam dan Alkitab adalah Buku Pelajaran Yesus. Pendidikan Yesus diperoleh dari sumber‑sumber yang telah ditetapkan oleh sorga, dari pekerjaan yang berguna, dari pelajaran Alkitab, dari alami dan dari pengalaman‑pengalaman hidup—buku‑buku pelajaran Allah, yang penuh dengan petunjuk‑petunjuk kepada semua orang yang mau memberikan tangan yang sukarela, mata yang melihat dan hati yang mengerti semuanya itu.
Pengenalan‑Nya akan Alkitab menunjukkan betapa tekunnya tahun‑tahun permulaan hidup‑Nya telah diabdikan untuk mempelajari Firman Allah. Dan terbentang di hadapan‑Nya terdapat perpustakaan dari hasil pekerjaan Allah. Ia yang telah menjadikan segala sesuatu mempelajari pelajaran‑pelajaran yang dituliskan oleh tangan‑Nya sendiri di atas bumi dan laut dan langit. Terpisah dari jalan‑jalan dunia yang jahat itu, Ia telah mengumpulkan perbendaharaan ilmu pengetahuan ilmiah dari alam. Ia mempelajari kehidupan tanaman dan binatang dan kehidupan manusia. Dari tahun‑tahun permulaan hidupnya Ia telah dipenuhi oleh satu tujuan; Ia hidup untuk menjadi berkat bagi orang lain. Untuk hal ini Ia telah menemukan sumbernya di dalam alam; buah‑buah pikiran yang baru sehubungan dengan jalan-jalan dan cara‑caranya terlintas di dalam pikiran‑Nya apabila Ia mempelajari kehidupan tanaman dan hewan….
dengan demikian kepada Yesus makna Firman dan pekerjaan Allah telah diungkapkan, sementara Ia berusaha untuk memahami sebab musabab segala perkara. Makhluk‑makhluk sorga adalah sahabat‑sahabat‑Nya, dan peradaban yang ditandai oleh pikiran dan percakapan yang suci adalah milik‑Nya. Dari sejak pikiran‑Nya mulai berkembang Ia senantiasa bertumbuh di dalam anugerah dan pengetahuan akan kebenaran.
Setiap anak dapat memperoleh pengetahuan sebagaimana halnya Yesus. Apabila kita berusaha untuk berkenalan dengan Bapa kita yang di sorga melalui Sabda‑Nya, maka malaikat‑malaikat akan datang dekat. Pikiran kita akan dikuatkan, tabiat kita akan ditinggikan dan diperhalus.
Alam Digunakan Yesus di dalam Pengajaran‑Nya. Guru yang Agung itu membawa para pendengar‑Nya untuk berhubungan dengan alam, agar mereka dapat mendengarkan suara yang berbicara di dalam segala perkara yang telah diciptakan; dan apabila hati mereka menjadi lembut dan pikiran mereka menjadi peka, maka Ia menolong mereka untuk menafsirkan pengajaran‑pengajaran rohani dari segala pemandangan yang dilihat oleh mata mereka. Perumpamaan‑perumpamaan, oleh mana Ia senang untuk mengajarkan pelajaran kebenaran, menunjukkan betapa terbukanya roh‑Nya itu kepada pengaruh alam, dan betapa Ia senang untuk mengumpulkan pengajaran rohani dari lingkungan hidup sehari‑hari.
Burung‑burung di udara, bunga bakung di padang, penabur dan benih gembala dan domba—dengan semuanya ini Kristus telah menjelaskan kebenaran yang baka. Ia mengambil perumpamaan juga dari kejadian‑kejadian dalam hidup, pengalaman‑pengalaman yang biasa kepada para pendengarnya‑‑ragi, harta yang tersembunyi, permata, jala ikan, mata uang yang hilang, anak yang hilang, rumah di atas batu dan pasir. Di dalam pelajaran‑pelajaran‑Nya terdapat sesuatu yang menarik kepada setiap pikiran, dan menjamah setiap hati. Dengan demikian tugas sehari‑hari, gantinya merupakan edar pekerjaan menetap, dipenuhi oleh pemikiran‑pemikiran yang lebih luhur, telah disemarakkan dan ditinggikan oleh alat‑alat pengingat yang terus‑menerus daripada yang rohani dan yang tidak kelihatan.
Demikian pula hendaknya cara kita mengajar. Biarlah anak‑anak belajar untuk melihat di dalam alam satu pernyataan daripada kasih dan hikmat Allah; biarlah pemikiran akan Dia dihubungkan dengan burung dan bunga dan pohon; biarlah segala perkara yang kelihatan kepada mereka menjadi alat‑alat penafsir daripada perkara‑perkara yang tidak kelihatan, dan segala kejadian dalam hidup ini menjadi satu alat pengajaran ilahi.
Sementara mereka mulai mempelajari pelajaran‑pelajaran di dalam segala hasil ciptaan dan pengalaman‑pengalaman hidup dengan cara demikian itu, tunjukkan bahwa undang‑undang yang sama yang memerintah benda‑benda dalam alam dan peristiwa‑peristiwa dalam kehidupan harus mengendalikan kita Bahwa semuanya itu telah diberikan demi kebaikan kita, dan bahwa hanya di dalam penurutan kepada hal itu kita bisa memperoleh sukses dan kebahagiaan yang sejati.
Ellen G White