[AkhirZaman.org] Pendidikan Sejak Bayi. Kata “pendidikan”berarti lebih dari pada menempuh satu pelajaran di sekolah. Pendidikan dimulai sejak seseorang masih bayi di tangan ibunya. Sementara ibu sedang membentuk tabiat anak-anaknya, ia sedang mendidik mereka.
Orang tua mengirimkan anak-anaknya ke sekolah, dan bilamana mereka telah melakukan hal ini, mereka beranggapan mereka telah mendidik anak-anak mereka itu. Tetapi pendidikan adalah satu hal yang jauh lebih luas dari pada yang di sangka banyak orang: itu mencakup seluruh proses oleh mana seorang anak di latih semenjak bayi sampai kepada masa kanak-kanak, dari masa kanak-kanak sampai kepada masa muda, dan dari masa muda sampai kepada masa dewasa. Segera setelah seorang anak sanggup untuk membentuk satu ide, pendidikannya harus dimulai.
Masa dimana pikiran itu paling mudah untuk diajar. Pekerjaan mendidik dan melatih harus dimulia pada masa bayi; oleh karna pada saat itu pikirannya paling muda di ajar, dan pelajaran-pelajaran yang di berikan akan diingat. Anak-anak harus dilatih dengan sungguh-sungguh di dalam satu sekolah rumah tangga dari sejak buaian sampai masa dewasa. Dan sebagaimana halnya dalam suatu sekolah yang teratur dengan baik, maka para guru sendiri akan memperoleh pengetahuan yang penting; para ibu terutama, yang merupakan guru kepala di dalam rumah tangga, akan mempelajari pelajaran-pelajaran yang paling berharga di dalam kehidupan.
Tugas orang tualah untuk mengucapkan kata-kata yang benar….Hari demi hari para orang tua harus mempelajari di dalam sekolah Kristus pelejaran-pelajaran dari seseorang yang mengasihi mereka. Kemudian cerita tentang kasih Allah yang kekal itu akan diceritakan kembali di dalam sekolah rumah tangga kepada kawanan domba yang masih kecil itu. Dengan demikian, sebelum kuasa berpikir itu di kembangkan dengan sepenuhnya, maka anak-anak bisa memperoleh satu roh yang benar dari orang tua mereka.
Persiapkan bahan pelajaran yang terbaik. Pendidikan anak pada awal hidupnya adalah satu bahan pelajaran yang harus dipelajari dengan saksama oleh semua orang. Kita harus menjadikan pendidikan anak-anak kita sebagai suatu usaha, oleh karna keselamatan mereka sebagian besar bergantung atas pendidikan yang di berikan pada mereka pada masa kanak-kanaknya. Para orang tua dan wali itu sendiri harus mempertahankan kesucian hati dan hidup, jikalau mereka menginginkan agar anak mereka suci. Sebagai bapa dan ibu, kita harus mendidik dan mendisiplinkan diri kita sendiri. Kemudian sebagai guru di dalam rumah tangga, kita dapat melihat anak-anak kita, sambil mempersiapkan mereka untuk menerima warisan yang baka.
Permulaan Yang Benar. Anak-anak adalah milik Allah, yang telah di beli dengan suatu harga. Berusahalah sungguh-sungguh, hai para bapa dan ibu, untuk memperlakukan mereka dengan suatu cara seperti cara Kristus. Anak-anak muda harus dilatih dengan hati-hati dan dengan bijaksana, karena kebiasaan-kebiasaan yang salah yang telah di bentuk pada masa kanak-kanak dan masa muda sering terbawa-bawa bahkan sampai seumur hidupnya. Semoga Allah menolong kita menyadari perlunya memulai dengan benar.
Pentingnya Mendidik Anak yang Pertama. Anak yang pertama terutama sekali harus dididik dengan amat hati-hati, karna ia akan mendidik anak-anak yang berikutnya. Anak-anak bertumbuh sesuai dengan pengaruh dari mereka yang ada di sekelilingnya. Jikalau mereka di tangani oleh orang-orang yang suka rebut dan gaduh, maka merekapun akan menjadi ribut dan hampir-hampir tidak dapat di kendalikan.
Bahan pelajaran dari alam yang ajaib. Pertumbuhan yang lambat laun dari sebuah tanaman mulai dari benih adalah satu bahan pelajaran di dalam pendidikan anak. “ Mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.” Markus 4:28. Ia yang memberikan perumpamaan ini telah menciptakan benih yang kecil itu, dan memberikan kepadanya kuasa kehidupan, dan menetapkan hukum yang mengatur pertumbuhannya. Dan kebenaran-kebenaran yang diajarkan oleh perumpamaan itu telah dijadikan sebagai suatu kenyataan di dalam hidup-Nya sendiri. Ia, Yang Mulia di dalam sorga itu , Raja kemuliaan, telah menjadikan seorang bayi di Betlehem, dan untuk sementara waktu menyerupai seorang bayi yang tidak berdaya di pangkuan ibunya. Di dalam masa kanak-kanakNya Ia berkata-kata dan berlaku seperti seorang kanak-kanak, sambil menghormati orang tuaNya, dan melaksanakan kemauan mereka dengan cara yang amat menolong. Tetapi dari sejak timbulnya kuasa untuk berpikir Ia senantiasa bertumbuh didalam anugrah dan didalam suatu pengetahuan akan kebenaran. Demikianlah setiap hal dari alam dapat menjelaskan kebenaran-kebenaran agung dari surga.
Oleh: Ellen G White.